Big Brother

2K 262 10
                                    

Kepala dengan surai merah darah itu mengangguk-angguk mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut adiknya yang bersurai merah bata. Wajah baby face pemuda itu terkadang mengeras kemudian menyeringai puas lalu tertawa dan terkadang melunak.

"Aku juga mengurungnya di gudang sekolah."

"Kau sudah bekerja keras Gaara." Wajah imut itu menampilkan raut bangga.

Brakk!

"Saso nii." Sakura membuka pintu kamar Gaara kasar dan langsung menerjang sulung Haruno yang tengah mengobrol bersama Gaara membuat pemuda itu terjengkang.

Sasori tertawa renyah saat adik bungsunya itu memeluknya erat dan mengecup pipi sang adik gemas.

"Kau bertambah berat Saki." Sasori meledek adiknya yang terlihat lebih tinggi dan besar dari terakhir kali ia melihatnya. Sudah tiga tahun ia tidak pulang ke rumah dan ke dua adiknya sudah tumbuh.

"Aku kan dalam masa pertumbuhan." Sakura merengut dan duduk di sebelah kakaknya itu.

"Kenapa kau tidak pernah pulang? Apa kau tersesat di jalan kehidupan?" Sakura melipat kedua tangannya di dada dan dengan mata menyipit ia menatap sang kakak sulung.

Sasori tergelak melihat tingkah adik bungsunya itu. Ia dimarahi ibunya karena tidak pernah pulang saat liburan ketika ia menginjakan kakinya di rumah dan sekarang adik bungsunya juga ikut memarahinya. Like mother like daughter ya mungkin memang seperti itu. Dan apa maksudnya dengan tersesat di jalan kehidupan? Bocah merah muda ini membuatnya tergelak.

"Aku sibuk Sakura. Aku kuliah dan bekerja di sana." Sasori mengambil beasiswa di Suna University dengan jurusan seni. Dan ia hanya pulang saat liburan musim panas di tahun pertamanya setelah itu ia tidak pernah pulang untuk berlibur.

Sakura yang dulu selalu menempel pada Sasori merasa sangat kehilangan, berbeda dengan Sasori yang selalu memanjakannya terkadang Gaara bersikap galak.

"Kau tahu Gaara nii itu sangat menyebalkan." Gaara memutar bola matanya, adiknya akan memulai sesi mengadu pada sang sulung agar ia di marahi. Padahal jika tidak ada Sasori ia selalu menempel padanya.

"Benarkah?"

"Um, dia selalu menggangguku." Sakura melirik Gaara dan menjulurkan lidahnya.

"Memangnya apa yang dia lakukan?"

"Dia selalu mengerjai Sasuke kun." Sakura berharap kakak sulungnya itu berada di pihaknya.

"Siapa Sasuke?"

"Pacarku." Sakura menjawab dengan malu-malu semburat merah menghiasi pipi chubbynya.

"Sakura chan sudah punya pacar?" Sakura mengangguk. "Maksudmu si pantat ayam yang aku hantam dengan bola itu?"

"Nii chan, jangan memanggilnya seperti itu." Sakura menggembungkan pipinya.

"Iya...iya Tuan putri." Sasori mencubit pipi adik perempuannya.

'dia memang bukan anak ayam tapi bocah tengik yang harus di beri pelajaran.' Sasori bergumam dalam hati dan pria itu tersenyum miring pada adik bersurai merahnya yang di balas seringai oleh adik laki-lakinya.

.
.
.
.

Sasuke mengucek matanya kasar, ia memang sangat lelah setelah melakukan menu latihan neraka dari senior setannya tapi ia yakin ini bukan halusinasi jika yang duduk bersama kakaknya itu adalah raja iblis berambut merah.

"Tadaima." Sasuke mengucapkan salam saat akan melewati kakaknya dan iblis merah sialan kakak pacarnya itu.

"Okaeri, Sasuke." Itachi tersenyum pada adik kesayangannya itu.

I Love Your ImoutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang