Love Hotel (1)

2.1K 256 21
                                    

Sakura merengutkan wajahnya, pipinya menggembung dan mata bulatnya ia pelototkan di hadapan kakak sulungnya yang tengah bermain video  game. Sasori meletakan konsol di tangannya menatap malas adiknya yang berdiri menghalangi Tv.

"Ada apa?" Sasori bertanya lembut meskipun sebenarnya ia kesal karena sang adik bungsu menggangu ia yang tengah seru bermain.

"Onii chan menyebalkan." Sakura memanyunkan bibirnya. "Lebih menyebalkan dari panda menyebalkan yang sangat menyebalkan!" Sakura memekik nyaring membuat Sasori menutup telinganya.

Gaara yang sedang duduk di sofa memainkan ponselnya mengernyitkan dahi. Kenapa ia juga terseret dan apa-apaan adiknya itu menyebutnya panda menyebalkan yang sangat menyebalkan. Memangnya tidak bisa sekali saja menyebutnya menyebalkan sampai harus berulang seperti itu? Dasar kepala gulali manja dan cerewet. Remaja merah itu menggerutu dalam hati.

"Memangnya apa yang aku lakukan?" Sasori mengangkat sebelah alisnya kesal.

"Kau yang membuat Sasuke-kun menjauhiku, iya kan?" Pemuda berwajah baby face itu memejamkan matanya saat merasakan percikan hujan lokal dari gadis gulali yang tengah mengamuk seperti gorila kesetanan.

Gaara berbaik hati mengulurkan kotak tisu dari meja ke pada kakaknya, susah payah ia menahan tawa melihat sang sulung yang tengah berusaha menahan kesal pada adik bungsunya itu. Sasori mengelap wajahnya kasar melampiaskan kekesalannya.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu imouto chan."

"Jangan pura-pura bodoh onii chan. Aku tahu terjadi sesuatu antara kau dan Sasuke-kun." Gadis gulali itu berkata lirih dan meremas jemarinya, ia sudah hampir menangis karena kesal dan marah pada kakak sulungnya itu.

Gaara memang menyebalkan karena selalu melarangnya berdekatan dengan Sasuke tapi Sasori sangat keterlaluan hingga membuat Sasuke menjauhinya, apa mereka tidak tahu jika ia hampir gila karena merindukan keksihnya itu.

"Dasar duo setan merah menyebalkan!" Teriak Sakura histeris membuat Sasori dan Gaara terkejut karena adik perempuan mereka sekarang menangis keras membuat keduanya panik.

"Sakura, jangan nangis ya. Nanti Gaara nii belikan coklat." Remaja bermanik apel itu duduk di sebelah adiknya yang sedang terisak.

"Tidak mau!"

"Anmitsu?"

"Tidak mau!"

"Poki stroberi?"

"Tidak!"

"Bagaimana kalau, es kr... "

"Tidak mau! Ya tidak mau!" Gaara berjengit mendengar teriakan adiknya hingga membuat telinganya berdenging.

Sasori menatap malas kedua adiknya, ia sudah tahu sifat Sakura. Jika ia menginginkan sesuatu ia akan merajuk dan tidak akan mau di bujuk dengan apapun. Karena itu ia memilih mengabaikan adik bungsunya yang kelewat manja tapi juga sangat ia sayangi.

"Lalu kau mau apa?" Gaara mencoba bertanya selembut mungkin, ia tidak mau jika nanti gendang telinganya pecah dan membuatnya jadi tuli karena teriakan Sakura.

"Aku mau Sasuke." Mata bulat Sakura berbinar menatap Gaara dengan penuh harap. Remaja berambut merah itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan tersenyum canggung.

"Umh, kalau itu tidak mungkin." Manik apel itu menatap hazel sang kakak memberi kode meminta pertolongan tapi Sasori terlihat tak acuh dan memalingkan wajahnya.

"Kenapa tidak bisa?" Wajah Sakura kembali muram siap untuk menangis lagi.

"Karena tidak ada yang menjual Sasuke." Ujar Gaara asal membuat gadis di sampingnya semakin merengut dan dengan sekali ayun tangannya menarik rambut sang kakak.

I Love Your ImoutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang