Itachi baru saja akan menyalakan mobilnya, namun dering ponsel ponsel miliknya membuat ia terkejut dan di layar tertera nama adiknya, hampir saja ia melaporkan kepada polisi jika adik kesayangannya yang tsundere itu hilang. Semua temannya sudah dihubungi dan mereka semua tidak ada yang tahu di mana bahkan Naruto sekalipun.
"Nii san jemput aku di sekolah... Pip." Itachi menatap ponselnya sambungan dengan adiknya sudah terputus sebelum ia mengatakan sepatah katapun.
Tunggu baru saja adiknya mengatakan untuk menjemputnya di sekolah. Memangnya apa yang dilakukan oleh adik emonya itu? Apa ia sedang melakukan uji nyali tujuh misteri di sekolah? Atau mungkin ia di culik Hanako si penghuni toilet nomor tiga dan baru di kembalikan oleh hantu itu. Itachi bergidik ngeri dan menggelengkan kepalanya. Memangnya hantu mana yang akan menculik Sasuke. Pemuda itu yertawa geli.
Mobil itu mulai meluncur memebelah jalanan yang sepi, ia merasa lega karena adiknya baik-baik saja bahkan mengiriminya pesan untuk mampir ke mini market 24 jam untuk membeli makanan. Itachi membeli beberapa roti dan minuman. Ia melihat adiknya berdiri di gerbang sekolah dengan wajah dingin seperti kakeknya yang sedang marah.
"Yo otouto." Itachi hanya mengeluarkan kepalanya dari jendela dan mengakat tangan kananya menyapa sang adik.
Sasuke mengabaikannya dan memutari mobil, ia meraih kantung belanjaan di atas kursi penumpang lalu duduk. Dengan tidak sabaran membuka bungkus roti dan mengunyahnya cepat, ia sangat lapar karena belum makan malam.
"Apa yang kau lakukan di sekolah tengah malam? Kau tahu ibu sangat hawatir karena tidak bisa menghubungimu." Itachi mulai menginterogasi adiknya.
KRIEKKK!!!
Itachi terkejut melihat adiknya meremas botol air mineral yang telah kosong dengan aura membunuh yang menguar dari tubuh adiknya. Pemuda yang lebih tua lima tahun itu mengerjapkan matanya saat melihat wajah mengeras adiknya. Sepertinya sekarang bukanlah saat yang tepat untuk berbicara ia tidak ingin jadi pelampiasan kemarahan adiknya ini.
Sasuke langsung keluar dari mobil saat meraka sampai di rumah, bahkan ia melewati ibunya begitu saja yang sedang duduk menunggunya di ruang tamu.
"Itachi kun, ada apa dengan Sasuke kun?" Itachi hanya mengangkat bahunya.
"Mungkin dia jadi korban bully di sekolah." Itachi berspekulasi meskipun ia yakin jika hal itu tidak mungkin terjadi, memangnya siapa yang berani menyentuh anggota keluarga Uchiha.
"Yang benar saja." Mikoto memutar bola matanya, Sasuke itu memegang sabuk hitam karate mana mungkin dia jadi korban bullying.
"Mana ku tahu." Itachi mengangkat bahunya. "Oyasumi oka san" pemuda itu mengecup pipi ibunya membuat wanita paruh baya itu terkekeh.
Itachi meskipun sudah dewasa pemuda itu tidak pernah berubah dan masih semanis saat ia masih kecil berbeda dengan Sasuke yang berubah menjadi pemuda yang angkuh dan dingin, ia tidak lagi mau dicium olehnya dan menolak semua hal yang ia anggap kekanakan padahal dulu ia sangat manja pada ibunya. Membuatnya semakin mirip dengan sang ayah.
.
.
.
.Meskipun hari libur keluarga Uchiha tetap bangun pagi dan sarapan bersama. Fugaku tidak suka jika ada anggota keluarganya yang malas.
"Semalam kau kemana Sasuke?" Suara tegas ayahnya menyapa indera pendengaran Sasuke. Pria paruh baya itu tahu jika semalam putra bungsunya belum pulang dan membuat istri serta putra sulungnya panik tapi ia diam saja. Bukan berarti ia tidak peduli hanya saja ia yakin jika anakny itu akan baik-baik saja.
"Seseorang mengurungku di gudang." Itachi hampir saja menyemburkan ocha yang sedang diminumnya mendengar pengakuan adiknya.
Fugaku mengangkat sebelah alisnya. "Mengurungmu di gudang." Pria paruh baya itu mengulang ucapan putra bungsunya. Dibanding pertanyaan itu lebih terdengar seperti sebuah pernyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love Your Imouto
FanfictionHaruno Sakura gadis cantik adik kesayangan kapten tim basket psycopath yang hobby nyiksa para kouhainya naksir Uchiha Sasuke kandidat terkuat calon kapten masa depan tim Shinobi menggantikan Haruno Gaara si pengidap siscon akut. / "Kalau kau terus m...