First Attack

3K 285 5
                                    

Gaara terburu - buru masuk kerumahnya, sekarang sudah jam makan malam ia hanya ingin memastikan adiknya sudah ada di rumah.

"Sakura! Sakura! Sakura!" Pemuda bersurai merah itu berteriak memanggil adik semata wayangnya.

"Ada apa Gaara kun? Kenapa kau berteriak-teriak?" Mebuki muncul dari dapur.

"Dimana Sakura? Siluman pantat ayam menculiknya!" Gaara panik membuat ibunya tertawa geli.

"Sakura baru saja pulang, ia sedang mandi." Mebuki menggelengkan kepalanya melihat tingkah konyol putra sulungnya itu.

Saat kecil Sakura menjadi korban bullying karena itu Gaara sangat protektif pada adik bungsunya itu. Belum lagi gadis merah muda itu pernah mengalami kecelakaan saat melakukan karya wisata di sekolah dasarnya dan membuat gadis yang saat itu berusia sebelas tahun harus koma selama tiga hari.

Sakura adalah hadiah terindah yang diberikan oleh orang tua untuknya saat ia meminta seorang adik seperti teman-temannya orang tua memberinya Sakura yang sangat imut dan lucu karena itu ia tidak mau melihat adiknya itu menangis tidak akan dibiarkannya seseorang menyakitinya.

Ia melihat Sakura menuruni tangga, sebuah handuk melilit kepalanya. Gaara langsung menghampiri adik semata wayangnya dan langsung mencengkram bahunya erat.

"Kau baik-baik saja kan? Apa siluman pantat ayam menyakitimu?" Gaara mengguncang bahu Sakura.

"Onii chan kau kenapa?" Sakura menatap bingung kakaknya.

Gaara menghela nafas, "Saki kenapa kau pergi dengan Uchiha tengik itu?" Gaara menatap tajam adiknya.

Sakura terkejut dari mana kakanya tahu jika ia pergi dengan Sasuke padahal saat ia pergi kakanya tidak ada di rumah.

"Ahaha... Aku tidak sengaja bertemu dengannya." Sakura tertawa canggung, ia bisa melihat kilatan marah di mata kakanya.

"Begitukah?" Gaara tersenyum palsu. "Baiklah aku mengerti sekarang."

Gaara berjalan melewati adiknya, otaknya sedang menyusun rencana apa yang akan dilakukannya pada siluman ayam itu besok.

.
.
.
.

Seringai mengejek terpatri di bibir remaja berambut emo yang saat ini sedang duduk di ruang tamu rumahnya. Sasuke menatap senpainya yang masih setia menatap tajam dari seberang sofa yang ia duduki. Ia sengaja berangkat pagi-pagi dan mendatangi rumah remaja merah itu untuk menjemput adik merah mudanya.

"Apa kau suka dengan hadiahku senpai?" Sasuke meminum ocha yang dihidangkan oleh ibu Gaara.

"Berani sekali kau menyentuh adikku Uchiha." Gaara menggeram marah, jika saja ini bukan di rumahnya sudah pasti kepalan tangannya akan mendarat di wajah mulus Sasuke.

Sasuke hanya mengangkat bahunya tak acuh dan terkekeh melihat senpainya.

"Mau bagaimana lagi, dia terlalu menggoda untuk diabaikan. Dan yah bibirnya sangat manis." Sasuke tertawa seperti pria mesum yang suka menggoda wanita di luaran sana.

Perempatan siku muncul di pelipis Gaara sepertinya bocah Uchiha di hadapannya itu benar-benar menantangnya. Bahkan dia berani berkata tak senonoh tentang adiknya di hadapannya.

Sasuke sedikit bergidik merasakan aura membunuh dari remaja yang terpaut satu tahun lebih tua darinya. Belum lagi tatapan tajamnya, jika saja mata itu adalah pedang maka ia sudah habis tercincang oleh tatapan itu.

"Sasuke kun." Suara riang Sakura menghentikan aksi saling tatap Sasuke dan Gaara. Wajah penuh emosi Gaara perlahan melunak dan terlihat tenang.

Pemuda berambut raven itu beranjak dari duduknya dan menghampiri Sakura.

I Love Your ImoutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang