Hari sudah sore menjelang malam alias Maghrib. Revan dan Zean belum juga pulang, mereka masih asik bermain dengan yang lain.
Sedangkan di rumah. Adel baru saja pulang setelah menghabiskan waktunya dengan Christy, Melihat keadaan rumah yang sepi tanda Suami dan anaknya belum pulang, Adel memilih untuk membersihkan dirnya terlebih dahulu.
Setelahnya melaksanakan sholat Maghrib. Setelah selesai Adel menelfon Zean agar segera pulang, Revan belum mandi dan makan, Anaknya itu sedikit sulit saat di suruh mandi, sama kayak bapaknya.
10 menit kemudian, Adel sedang membantu bi sumini memasak untuk makan malam, Hingga terdengar teriakan Revan yang baru pulang dari ruang tengah.
"Mah!!"Teriak Revan memanggil Adel.
"Jangan teriak-teriak sayang"Tegur Adel berjalan ke arah Revan dan Zean yang sedang duduk di sofa ruang tengah.
"Maaf mah, mah tau ga-"
"Ceritanya nanti aja, sekarang mandi dulu abis itu sholat sama papah gih"Ucap Adel memotong ucapan Revan.
"Ish, mamah ga selu"Ucap Revan mengerucutkan bibirnya.
"Ga usah ngambek sayang, nanti mamah dengerin semua Cerita Evan kalo udah mandi"Ucap Adel.
"Benel ya?"
"Iya udah sana mandi, kamu juga"Titah Adel.
Zean tak menjawab. Ia menggendong Revan membawanya ke atas, Itu sudah biasa bagi Adel, di antara mereka tidak akur dan memang sikap Zean yang dingin, Di cuekin sudah menjadi makanan sehari-hari untuk Adel.
Zean dan Revan sudah selesai dengan kegiatannya. Kini mereka tengah berkumpul di meja makan, Melaksanakan makan malam yang hening karna Adel menegur Revan untuk tidak bicara saat makan.
Makan malam selesai seperti biasa Zean dengan laptopnya, Adel handphonenya, Revan kartunya.
"Oh iya, mah"Ucap Revan mengingat kembali kalau ia akan bercerita mengenai apa yang di alaminya seharian ini.
"Apa?"Tanya Adel mengalihkan padangan dari hapenya berpindah menatap Revan.
"Evan mau celita"Ucap Revan merangkak mendekat ke arah Adel lalu duduk di pangkuannya.
"Ya'udah sok, mau cerita apa"Ucap Adel menaruh Hapenya di nakas.
"Tadi siang kan Evan main sama temen-temennya papah, ada om nil sama om pendek juga"Ucap Revan.
"Iya terus?"Tanya Adel sambil terus memainkan rambut Revan.
"Seru mah! Evan di ajak main bola-"Ucapan Revan terpotong ketika handphone adel berbunyi, Pertanda jam sudah menunjukkan waktunya untuk Revan tidur.
"Udah dulu ceritanya ya? Besok di lanjut lagi, sekarang bobo udah jam setengah sepuluh tu"Ucap Adel merubah posisinya menjadi berbaring.
"Tapi Evan belum selesai celita mah"Ucap Revan.
"Kan bisa di lanjut besok"Ucap Adel.
"Ih mamah ga asik anjil"Ucap Revan membuat mata adel membulat.
"HEH! Ga boleh bilang gitu"Tegur Adel kaget.
"Apasih, olang papah sama om nil juga pelnah bilang gitu masa Evan enggak"Ucap Revan tak terima, Tak adil baginya jika paphnya boleh kenapa dia tidak?!.
Sedangkan Zean yang mendengar namanya di sebut hanya berpura-pura tidak mendengar, dalam hatinya, dia sudah mengumpat kenapa Revan membawa dirinya, kesannya seperti dia mengajarkan hal yang tidak benar untuk Revan.
Padalah iya."Tetep ga boleh sayang, itu cuman boleh kalo Evan udah gede"Ucap Adel.
"Emang iya?"Tanya Revan.
"Iya. Ga boleh ya, nanti kalo di ulang mamah hukum, mau mamah hukum?"Ancam Adel dan gelengan kepala Revan menjadi jawaban.
"Ya'udah, sekarang tidur"Ucap Adel menepuk-nepuk pantat Revan agar Bocah ini cepat tertidur.
5 menit berlalu Revan sudah tidur. Adel bangun dari dari posisinya, berniat pergi ke kamar mandi karna sudah kebelet buang air kecil.
"Lain kali ga usah ajak Revan main sam temen-temen lo"Ucap Adel datar sebelum benar-benar masuk ke dalam kamar mandi.
Zean berdegik ngeri, mana dia tau kalau kata-katanya akan di tiru oleh Revan, mana dia banyak ngomong kotor lagi tadi.
Adel selesai dengan buat airnya, melihat Zean masih sibuk dengan laptopnya, Adel berbaring dengan posisi miring di samping Revan sambil mengotak atik hapenya.
Tak lama Adel merasakan ada tangan kekar yang melingkar di perutnya.
"Ngapain?"Tanya Adel.
"Del, ini waktunya mingguan"Ucap Zean.
"Kenapa baru minta sekarang?, gue besok sekolah"Ucap Adel.
"Apa salahnya kalo lu besok sekolah?"Tanya Zean.
"Huftt... Yaudah pindahin dulu Revannya"Ucap Adel membuang nafasnya pasrah.
Zean memindahkan Revan ke keranjang bayi yang memang ada di sisi kiri kasur mereka.
"Boleh kan?"Tanya Zean.
"Terserah"
Edisi gabut.
Adem ayem gk tau kedepannya.
Suka syukur, ga suka udah terlanjur baca sampe siniVote/coment/polow
Minggu up lgi
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents
Teen FictionUp 1bln 1x - start 22 april 2024 - end-- TAKDIR MEMANG SE BERCANDA ITU, DAN TIDAK AKAN ADA YANG TAU. MENCERITAKAN TENGTANG ZEAN ANGGARA NATIO DAN REVA FIDELIA. MENJADI SEORANG IBU DI USIANYA YANG MASIH 18 TAHUN ADALAH HAL YANG TAK PERNAH ADEL DUGA...