19.

1.9K 242 3
                                    

  Pukul 2 dini hari. Zean terbangun dari tidurnya karna mendengar suara tangisan yang menggangu indra pendengarannya, melihat Adel yang berjalan mengelilingi kamar dengan Revan yang berada di gendongannya.

  "Kenapa?" Tanya Zean pada Adel yang sibuk menunjukan berbagai macam barang, berharap bisa menghentikan tangisan balita di gendongan nya.

  "Demam" Jawab Adel lemah, dirinya hanya tertidur 3 jam karna Revan yang menangis akibat demam, dan jangan lupakan dia yang sedang mengandung.

  Zean bisa menangkap jelas dari mata Adel bahwa istrinya itu kelelahan. bangkit dari tidurnya, lalu mengambil alih Revan dari gendongan Adel.

  "Tidur" perintahnya pada Adel.

  "Nanti aja, tunggu Revan udah nangisnya" Tolak Adel.

  "Udah gapapa. biar gua yang nenangin Revan, lo istirahat sana" Ucap Zean seraya mengelus punggung Revan lembut.

  "Gua ga suka di bantah!" Ucap Zean saat melihat Adel akan Berbicara.

  Adel menghela nafasnya. dia tidak yakin Zean bisa menenangkan Revan, tapi dirinya juga butuh istirahat, akhirnya merebahkan tubuhnya. Menarik selimut sampai batas dada, lalu mulai menutup mata.

 
_________________________——————________________________——

  Adel terusik dari tidurnya karna cahaya yang masuk dari sela-sela gorden. melirik ke arah jam yang menggantung di dinding dengan jarum yang mengarah ke angka sembilan.

  Melirik ke arah Anak dan Suaminya yang masih tertidur. ia tersenyum karna ternyata Zean berhasil membuat Revan tertidur, tidak ada niatan untuk membangunkan mereka. Adel lebih memilih turun untuk menyiapkan sarapan, mengingat kalau bi sumini sedang tidak ada.

  Adel masih sibuk berperang dengan peralatan dapurnya, sampai ada tangan yang memeluknya dari belakang. Dia tau siapa itu, tapi, Kaget? tentu! Ini pertama kalinya setelah hampir 3 thn mereka bersama.

  Adel berusaha untuk tidak perduli dengan apa yang di lakukan lelaki yang berstatus suaminya padanya saat ini, berusaha fokus dengan bahan makanan yang ada di depannya. tapi, Pertahanan nya roboh saat tangan itu masuk ke dalam baju oversize miliknya, mengelus-elus lembut perut ratanya.

  "Kenapa?" Tanya Adel dengan mata tertutup, menikmati setiap elusan yang di berikan oleh Zean.

  Zean menggeleng di ceruk leher miliknya. bingungg? Kenapa suami batunya itu tiba-tiba romantis seperti ini?! Kesurupan apa dia!?.

  "Morning" satu kata yang keluar dari mulut Zean setelah lama mereka saling diam.

  "Hmm" Jawab Adel.

  "Masak apa?" Tanya Zean kepalanya mendusel di ceruk leher Adel yang membuat sang empu merasa geli.

  "Nasi goreng, kenapa? Mau request?" Tawar Adel.

  "Boleh?" Zean memastikan.

  "Kenapa engga?"

  "Ya'udah, aku mau makan kamu" Ucap Zean semakin mengeratkan pelukannya.

  Tubuh Adel menegang seketika setelah mendengar ucapan Zean barusan! Pipinya memanas, ia yakin kalau warnanya sudah berubah menjadi merah sekarang.

  "Apaan sih, ga lucu" Ucapnya menahan Salting.

  "Memang apa yang lucu?" Tanya Zean.

  "Gatau!"

  "Hahaha bercanda. aku mau mandi, bisa tolong buatin kopi?" Ucap Zean dan adel mengangguk mengiyakan.

  "Ya sudah, aku mandi dulu." Ucapnya mengecup tengkuk Adel sebelum melepas pelukannya lalu pergi.

  "Apaan banget si tua bangka?! main peluk aja, mana tangannya ga mau diem lagi! Di kiran gua baper kali? Iya lah!!" Gerutu adel.

  "Aku kamu? He! Ga biasanya, si tua bangka udah gila kayaknya"

_________________________————_____________________.

  "Ga kerja?" Tanya Adel pada Zean yang tengah menyeruput kopinya.

  "Kantor lagi aku liburin 1 minggu" Jawab Zean.

  "Loh kenapa?" Ucap Adel.

  "Biarin karyawan pada istirahat, mereka sebulan ini kerja penuh tanpa libur" Ucap Zean mengambil alih Revan dari pangkuan Adel.

  "Oh"

  "Hey boy, kenapa bengong?" Ucap Zean pada Revan yang menatap lurus dengan kosong dengan mulut yang terbuka.

  "Baru bangun dia" Ucap Adel.

  "Hehe" Zean dan Adel menatap aneh Revan yang tiba-tiba terkekeh.

  Zean tersenyum menatap Revan yang masih bengong tapi tersenyum " masih nyangkut di alam mimpi nyawanya ternyata".

  "Ihh ko gemeshh!" Ucap Adel kembali merebut Revan lalu mencium perut berisi balita itu yang membuat Revan tertawa Geli.

  "Anak siapa sih ini? Ganteng banget!" Ucap Adel menghujani wajah tampan Revan dengan bibirnya. Sedangkan Revan yang tertawa keras karna merasa geli.

  Teras rumah mewah itu pagi ini terlihat sangat indah, dengan keluarga bahagia sebagai pemiliknya, taman depan menjadi saksi keharmonisan mereka.

(End)

Happy ending bukan??😋

Ga bercanda elah
https://saweria.co/FrHanzy14

 

 

Young ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang