Sesuai dengan ucapannya semalam. kini Adel tengah mengekori Zean menuju ke ruangannya, banyak karyawan yang memang mengenal Adel menyapa, hanya di balas senyum dan anggukan saja oleh Adel.
Sesampainya di ruangan Zean. Adel seakan tidak mau ada jarak di antara mereka, menggeser salah satu kursi menjadi di pinggir Zean, dan mengeluarkan benda pipih dari tasnya.
Tak lama oniel masuk ke ruangan itu. bersama karyawan yang di duga menjadi penyebab kantor hampir bangkrut, Marsha.
"Eh? Ikut del?" Tanya Oniel melihat adel yang duduk santai di pinggir Zean.
"Iya" jawabnya singkat. Moodnya sedang tidak baik karna masalah kecil tadi pagi.
"Tumben. Btw nih orangnya Zee" Ucap Oniel menunjuk perempuan yang menundukkan kepalanya di samping.
"Ada apa boss manggil saya?" Tanya marsha gugup.
"Jujur sha" Ucap Zean langsung pada intinya, dengan mata yang sibuk merapikan beberapa berkas untuk rapat bersama klien nanti.
"Maaf boss, jujur apa ya?" Ucap marsha bingung, tentunya hanya akting.
"Saya sudah tau semuanya. saya hanya ingin mendengarnya langsung dari kamu, dan alasan apa yang membuat kamu melakukan itu" Tegas Zean menatap marsha yang masih menundukkan kepalanya.
"Saya-" ucapan marsha terpotong oleh Zean.
"Kamu di ajarkan sopan santu kan? Tatap lawan bicaramu marsha!" Nada bicara Zean naik di akhir kalimat, hal itu sontak membuat marsha mendongak.
Matanya langsung menangkap Adel yang tengah asik dengan handphone nya. Marsha menatap tidak suka ke arah Adel,
yang Cuek dengan apa yang sedang terjadi di hadapannya sekarang."Sa-saya, benar-benar tidak tau Boss" Ucap Marsha menatap takut ke arah Zean yang menampilkan wajah marahnya.
(AKU MARAH BESAR!!😠😠-ZEAN)
"Udah lah Zee lama, kita ada rapat klien sebentar lagi" Ucap Oniel.
Zean menghela nafasnya kasar. menatap kecewa pada marsha yang sudah dia berikan kepercayaan, kerjanya bagus sebelum ini.
"Ya sudah. Kalau kamu tidak mau mengaku, silahkan keluar dari kantor saya, dan jangan kembali lagi." Final Zean.
"Tunggu! Boss? saya di pecat?" Tanya Marsha.
"Menurut mu saja, cepat keluar" Ucap Zean.
"Oke saya akan keluar. Tapi sebelum itu, apa boss sudah melakukan tes-" lagi-lagi ucapannya di potong oleh Zean.
"Tutup mulut mu! dan cepat keluar!" Bentaknya. untuk pertama kalinya ia membentak karyawan, Zean tau arah ucapan marsha, dia tidak mau Adel tau.
Membayangkan seberapa kecewanya Adel. Saat mengetahui bahwa ia sempat tidak percaya pada istri dan anaknya, sampai-sampai melakukan tes DNA? Zean tidak mau itu terjadi.
"Baik lah. Dan buat kamu! Anak SMA yang sudah mempunyai anak, percaya lah, bahwa suamimu itu sempat meragukan mu!" Ucap marsha lantang, dengan tangan yang tertuju pada adel.
"Niel! Seret dia keluar!" Perintah Zean, Oniel pun menyeret Marsha keluar dari ruangannya.
Sedangkan adel langsung mengerutkan alisnya, bingung, Kenapa dengan dirinya? Zean meragukannya?.
"Gausah di dengerin" Ucap Zean dengan wajah datarnya.
"Siapa sih? Belum pernah liat, ga suka banget sama gue kayaknya" Ucap Adel.
"Pembuat masalah" Ucap Zean."Oh" Ucap Adel. bangkit dari duduknya, berjalan ke arah sofa.
Mendudukkan bokongnya di sana. Bosan, itu yang di rasakannya sekarang, matanya menyusuri setiap sudut ruangan, yang berwarna monokrom.
"Kenapa semuanya harus item putih?" Tanya Adel tiba-tiba. Entahlah, hanya ingin menanyakan pertanyaan random itu saja.
"Karna keren" Jawab Zean.
"Keren apanya? Yang ada serem" Ucap Adel.
"Menurut lu, menurut gua keren" Ucap Zean, berjalan mendekat lalu duduk di samping Adel.
"Yaa... Setidakny, tambahin satu warna lagi ke, biar ga terlalu monokrom." Ucap Adel.
"Ya'udah, sebut warna apa?" Ucap Zean seraya membaringkan tubuhnya, menjadikan paha adel sebagai bantalan.
"Gold gitu? Kaya kamar kita, atau biru? Keren juga" Ucap Adel, tidak mempermasalahkan Zean yang berbaring dan menjadikan pahanya sebagai bantalan, padahal biasanya dia akan marah.
"Dua-duanya aja" Ucap Zean.
"Ih jangan! Jelek" Ucap Adel tidak setuju.
"Rainbow aja sekalian" Ucap Zean.
"Itu lebih jelek!!"
"Terserah"
"Udah jangan di pikirin, mending tidur" Ucap Zean, merubah sofa itu menjadi kasur.
(Sofa bed? Kelen tau kan?).
Karna bosan. akhirnya adel ikut berbaring di samping Zean, Zean memeluknya dari samping, tidak masalah. Mungkin anaknya ingin di manja oleh papanya? Dia sih ogah.
Ga tau jelas ato ga
Ya udah lah, otak gua kayaknya lebih bagus kalo malem
Siang rada-rada.
Geulis neng, kiw😉.
Udeh ye udehhh ah
Suprroooot aing terus nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents
Teen FictionUp 1bln 1x - start 22 april 2024 - end-- TAKDIR MEMANG SE BERCANDA ITU, DAN TIDAK AKAN ADA YANG TAU. MENCERITAKAN TENGTANG ZEAN ANGGARA NATIO DAN REVA FIDELIA. MENJADI SEORANG IBU DI USIANYA YANG MASIH 18 TAHUN ADALAH HAL YANG TAK PERNAH ADEL DUGA...