20.

1.7K 237 11
                                    

  Hari ini mood Adel sepertinya sedang baik. terbukti saat ini dia sedang memasak dengan senyuman yang tak pernah hilang semenjak bangun dari tidurnya.

  Dia gembira karna hari ini adalah hari pertama dia ada di dunia ini. Dia sudah berkepala dua sekarang, merasakan tangan yang melilit pinggangnya, senyumnya pun semakin melebar.

  "Selamat berkepala dua, Reva Fidelia." Ucap Zean seraya mencium tengkuk Adel.

  Adel tersenyum. Sebenarnya bukan ini yang dia harapkan, yang ada di bayangan nya saat ini, adalah. dia di prank oleh satu keluarga, lalu di kejutkan oleh ledakan Confetti yang mengejutkan nya. Tapi tak apa, ia tetap senang.

  "Makasihh..." Ucapnya melanjutkan acara masaknya.

  "Mau kado apa? Sebut saja" Ucap Zean masih dengan posisi yang sama.

  "Gak perlu. kamu ingat hari aku lahir saja aku udah seneng." Tolak Adel. Ya, mereka sepakat sejak 1 minggu yang lalu, untuk merubah panggilan mereka dari gue-lo, menjadi aku-kamu, ada atau tidaknya Revan.

  "Ga bisa gitu. gimana kalau kadonya, berdansa di atas kasur?" Ucap Zean dengan tangan yang merayap ke arah buah dada miliknya.

  Adel menepis tangan nakal milik suaminya itu." Itu mah maunya kamu!" Marahnya, Zean terkekeh mendengar itu, huh.. Zean harus sabar untuk menahan hasratnya, melihat Adel yang semakin Sexy, saat sedang hamil rasanya... Argh entah lah.

  "Pengen jenguk si kecil, emang ga boleh?" Tanya Zean mengelus lembut perut Adel yang masih rata.

  "Gak inget kata dokter kemarin? tunggu 2 bulan lagi baru boleh!" Ucap Adel berjalan menuju meja makan untuk menata maskanya, dan Zean yang tak melepas pelukannya.

  "Ga bisa di percepat gitu? Lagian tau dari mana kalau dia lemah? Ngarang aja itu dokter! ayo morning kegiatan!" Ucap Zean kekeh.

  "Boleh sekarang, tapi, gak untuk selamanya. Atau, sabar buat nunggu 2 bulan lagi?!" Ancam Adel melepas pelukan Zean lalu berbalik menatap Suaminya itu.

  "Iya-iya! 2 bulan lagi! kamu mah gitu ngancem nya, ga asik" Ucap Zean mendarat kan bokongnya di atas kursi.

  "Siapa yang nyuruh duduk? bangunin Revan gih! mandiin sekalian, baru makan." Perintah Adel.

  Zean pasrah. Menaiki tangga untuk membangunkan anak kecil tidak ber-akhlak, yang sayangnya itu adalah darah dagingnya, bukan membenci Revan, tapi dia kesal karena di bandingkan dengan Aran kemarin, (mamah kenapa ga sama om alan aja? om alan ga kaya papah. pelit!, kemalin Evan sama feya di beliin mainan banyak! Ga kayak papah, cuman beliin evan satu aja.). Begitu katanya.

  Oh ayolah. Bukan dirinya yang pelit, tapi Adel! Adel yang melarangnya untuk terus memanjakan Revan, padahal cuman LEGO murah, kalau mau, ia bisa membeli 100x lipat dari yang Abangnya belikan.

_____________________—————_________———________________

  "Mamah!" Panggil Revan yang menangis di gendongan Zean.

   "Morning sayang, ko nangis?" Jawab Adel merebut Revan dari gendongan Zean, Revan langsung menyembunyikan kepalanya di dada Adel. dirinya masih mengantuk, dan di bangunkan dengan cara yang tidak manusiawi oleh papahnya.

  "Papah nakal mah!" Adunya dengan isakan kecil.

  "Kenapa? Di apain sama papah?" Tanya Adel.

  "Ga di apa-apain. emang dia aja cengeng, laki ko cengeng hu" Ucap Zean mengejek.

  "Papah diem! ga di ajak!" Bentak Revan menatap Zean dengan ekspresi marah, tapi Zean malah terkekeh geli.

  Bayangkan saja. Di tatap dengan ingus yang keluar dari lobang hidung, dan mata yang membengkak, dan bibir yang melengkung ke bawah, itu lucu baginya.

  "Jangan belaga marah bocah!" Ucap Zean mencubit pelan hidung mungil Zean.

  "Mamah! Papah nya! Bialin nanti di hukum sama mamah, nanti papa ga di kasih kiss!" Ucap Revan berjeda karna tangisnya yang belum reda.

  "Dih? Mana ada, istri papah ini, bukan mamah kamu." Ucap Zean memeluk adel posesif.

  "Mamah evan! Papah sama tante gila aja sana!" Ucap Revan kembali menduselkan kepalanya pada dada Adel.

  "Aset gua tuh cil! Jangan lu endus mulu!" Ucapnya merebut paksa Zean, dan membawanya ke ruang tengah, dengan Revan yang memberontak.

  Sedangkan Adel hanya diam menatap aneh keduanya. Inilah sifat Zean yang baru adel tau 1 minggu yang lalu, di balik cuek yang di tunjukkan selama 2tahun ini. Ternyata tersembunyi sifat aneh nya yang baru ia ketahui.

  "Sarapan dulu ayok! Jangan berantem terus!" Teriak Adel.

 
🚨🚨🚨🚨🚨🚨🚨🚨🚨🚨🚨🚨🚨🚨🚨🚨🚨😭😭🚨🚨🚨🚨🚨🚨

Sehat-sehat orang-orang aneh.

Berterima kasihlah pada anomali yang mennyawer diriku yang sedang pargoy di pinggir kali, yang ganteng/cantik kata dirinya sendiri.

Karna dia, aku bisa membeli paketan, Wifi gua masih gangguan kocak! Anying lah.

Masih adem nih gelooo, kedinginan butuh yang panas-panas.

Young ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang