11

1K 123 32
                                    




7 (tekan)

7 (tekan)

7 (tekan)

7 (tekan)

Ting. Suara itu menandakan pintu didepan Sean sudah tidak terkunci.

Satu dorongan, dan pintu kost milik Hago terbuka.

Sean memasuki kamar tempatnya tinggal selama beberapa lama ini sebelum menghentikan langkahnya tepat di langkah ke-4 nya.

Soalnya sosok yang tidak asing tapi tak seharusnya berada di sana sekarang sedang duduk dengan nyaman di sofa sambil menatap lurus kearahnya.

"Kau pulang terlambat." sambut orang itu dengan wajah datar.

Wajah Sean yang awalnya datar berubah tak suka.

"Apa yang kau,." Sean beru akan melempar tanyanya ketika suara lain menginterupsi.

"Sean, kau kembali." itu Hago yang tampak setelah menutup lemari pendingin.

Sean bingung waktu itu, tapi marah diwajahnya meluntur ketika suara Hago masuk ketelinganya. Tampak seperti maling yang hampir tertangkap basah sedang mencuri. Lalu belum sempat mengolah banyak, Hago sudah meletakkan buah yang ia ambil dari lemari pendingin, meletakkannya di meja depan tamunya sebelum selanjutnya menarik lengan Sean untuk kembali keluar dari tempat itu.

FYI, kost tempat mereka tinggal bukan yang kost petakan yah. Ini milik hago si anak konglo, jadi tentu saja ini unit yang besar dengan fasilitas yang lengkap.



"Kau pasti terkejut." adalah kalimat pertama yang Hago keluarkan setelah mereka memiliki waktu mereka untuk berbicara cukup privat di tangga darurat.

Sean menatap Hago datar "Menurut mu saja."

Hago terkekeh pelan.

"Kau lupa aku tinggal denganmu yah?" tanya Sean.

"Hei, kau juga membawa kak Atlan waktu itu."

Tidak salah sih "Itu berbeda. kau tau situasiku."

"Kau juga sama." balas Hago tak mau kalah "Hei, aku tidak punya pilihan. Dia tiba - tiba ingin singgah setelah mengantarku kembali."

Sean sebenarnya ingin protes lebih banyak. Tapi dia tau, ini jelas bukan salah Hago.

Orang itu,. bahkan jika Hago tidak mengijinkannya, dia punya caranya sendiri untuk kesana dengan cara yang tampak sangat alami.

Sean menarik nafasnya pelan sebelum menghempasnya pelan.

"Hei, bersikap baiklah padanya. Dia ingin mengenalmu tau."

Sean menyipitkan matanya mendengar kalimat itu "Apa? Aku? Calonmu ingin mengenal ku? untuk apa?"

"Untuk apa? Apa maksudnya itu? Tentu saja karena kita berteman. Kau satu - satunya yang paling dekat denganku." jelas Hago.

Benar, tapi tak benar "Aku temanmu. Tapi aku tidak tertarik berteman dengannya. Hago, kau juga tau kalau aku tak suka,."

"Okai." potong Hago, dia paham. Yah, Sean bukan manusia yang mudah bergaul dengan banyak orang. Dia menikmati waktunya dengan tidak banyak berinteraksi. "Tapi bisakah kali iniiiiiiiii saja." wajah Hago memelas, dia tidak menyerah "Seanda, aku ingin mengenalkan dia padamu."

Sebanarnya, Sean tak mau, tapi wajah Hago,. "Baiklah. Tapi hanya itukan?"

Mata Hago berbinar.

"Hanya berkenalan dan tidak ada selanjut - selanjutnya."

Hago mengangguk sebelum kembali menyeret Sean masuk.

"Hei, tapi Marko bukan orang jahat tau. Kenapa kau bicara seolah dia adalah kuman yang harus kau hindari?"

SAMUDRA ATLAN || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang