22

1.1K 109 28
                                    

Happy reading!!


Joohyun semakin panik, ia ingin membuka pintu itu, namun mark menyuruhnya untuk tidak mengizinkan haechan keluar. Ia bingung, ia pun menyuruh bodyguard lain untuk menelpon mark, haechan semakin menangis, entah kenapa tangsinya tidak bisa berhenti.

Saat salah satu bodyguard sedang mencoba menghubungi mark, pintu rumah justru terbuka, menunjukkan mark dan hyunwoo yang berdiri tepat didepan pintu. "Ada apa?" Tanya mark bingung melihat semua orang berada didepan pintu.

Mark mengalihkan pandangannya ke bawah, betapa terkejutnya ia melihat haechan terduduk dilantai depan pintu, sembari memeluk kakinya, serta tangis diwajahnya.

"Haechan? Ada apa?!" Ia langsung berjongkok, menyesuaikan tubuhnya dengan haechan. Haechan yang ditanya malah semakin menangis.

(Nangisnya haechan disini bukan yang kaya nangis nangis keluar suara keras gitu ya, nangisnya itu kaya ditahan tapi ttp keluar gitu, tapi ga keras banget suara nangisnya kaya sesegukan, paham ga?)

Mark segera membawa tubuh haechan kedalam dekapannya, ia mengelus surai rambut haechan. Haechan jelas semakin menangis sampai sesegukan.

Mark terus mengelus surai rambut dan punggung haechan guna menenangkannya. "Ada apa?" Tanyanya lembut, namun mendapat gelengan kepala dari haechan, pria kecil itu tidak mau melepaskan pelukannya.

"Hei, lihat aku. Ada apa?" Ujar mark lagi, ia mencoba selembut mungkin. Pasalnya ia tidak pernah melihat haechan menangis seperti ini, mark menjadi bingung harus berbuat apa selain menenangkannya.

Haechan masih sesegukan, "a-aku.." haechan berujar gagap, "iya?.." mark mencoba meyakinkan istri nya itu.

"A-aku.. ingin hng-..bertemu ayah.. hiks.." ujar haechan, setelah nya ia menangis lagi. Mark mengerti, ia hanya mengangguk dan kembali memeluk haechan.

"Bangun, disini dingin." Ujar mark mencoba mengangkat tubuh haechan, untuk mengajaknya kembali ke kamar. Haechan menolak ia tidak ingin bangun "engg aku mau bertemu ayah markk.." rengek haechan masih dengan sesegukannya.

Mark menghela nafasnya, apa yang harus ia lakukan?

"Baiklah, nanti kita telepon ayah john, tapi sekarang bangun dulu, kita pergi ke kamar." Ujar mark lagi, mencoba meyakinkan haechan, sehingga pria kecil itu menyetujui nya.

Haechan bangun dari duduknya, tangannya digenggam oleh mark untuk mark bawa ke dalam kamarnya. Namun, haechan justru diam ditempat tidak bergerak sedikit pun. Mark yang sadar pun membalikkan tubuhnya, "tunggu apa lagi?" Tanyanya bingung.

"Gendong." Ujar haechan tiba tiba sembari melebarkan tangannya, dengan kode meminta digendong.

Mark tiba tiba saja membuang wajahnya, "ah sialan haechan, mengapa kamu sangat lucu? Wajahku terasa panas." Batinnya.

Haechan merasa tertolak karna mark membuang wajahnya, ia mengerucutkan bibirnya dan menunduk. Namun, tak lama setelah itu, suatu tangan menempel diarea punggung dan paha haechan, tubuhnya terasa terangkat, dan ternyata mark benar benar menggendongnya.

Sekarang, mereka berdua berada dikamar mark. Entahlah, mark yang membawa haechan ke kamarnya. Haechan terduduk, dikasur kingsize milik mark, dengan mata yang sembab dan masih sedikit sesegukan.

Mark mencoba menelepon ayah haechan, namun nomor itu tidak bisa dihubungi karna sudah tidak aktif lagi. "Tidak bisa." Ujar mark.

Haechan sudah menunduk, ia ingin berbicara dengan ayahnya. "Biarkan aku menghubungi nomor rumah." Haechan membuka ponselnya.

Naughty boy <[markhyuck]>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang