Part 19

1.3K 141 55
                                    

ABAIKAN TYPO AUTHORNYA BELUM REVISI KEMBALI!

Happy Reading :)
Karena sudah di sayang, berarti harus vote— nggak boleh egois😣















































































"By.." panggil Jennie saat Sean dan kawan-kawan lagi asik main Ludo.

Sean berbalik, menatap Jennie yang lagi makan apel kupasan dari Joy. Akhirnya berdiri— menghampiri Jennie yang sudah merentangkan kedua tangan. Mereka saling memeluk, tanpa rasa malu harus romantisan di depan mereka-mereka.

Sebenarnya Lim dan Seulgi di sini juga dapat manfaatnya. Dia bisa cuci mata sekalian sok akrab dengan member Blackvelvet. Sementara Wendy mah— sudah berpawang, dia malah asik meledek Seulgi dan Lim yang hanya menggerutu kesal.

"Dimakan makanannya, kalau aku cantik— sebentar saja di lihatinnya" Yeri yang tersenyum ke arah 3 pria itu.

Jessica, Irene, dan Jisoo sudah nahan tawa. Wajah 3 pria itu langsung menunduk— di saat mereka memperhatikan target wanita incarannya.

"Ah, iya noona" senyum Lim paling merekah.

Joy yang mendengar Yeri di panggil noona langsung tertawa. Dia sudah tidak sanggup melihat wajah Yeri yang tadinya berseri langsung menjadi datar.

"Tua juga kamu, Yer" ledek Joy.

Yeri cemberut parah, sedangkan Lim merasa bersalah. Yeri berbalik, menatap Jennie yang kakinya di pijat sama Sean. Dia jalan mendekat dengan bibir yang manyun. Jennie yang mengerti langsung merentangkan kedua tangannya, mengajak Yeri yang langsung masuk ke pelukan.

"Joyi ngeledek, eonni" manja Yeri dan Jennie dengan sigap mengusap kepalanya.

Sean baru kali ini melihat Jennie keibuan banget, bahkan makin sempurna jika dia memanjakan adik-adik di grupnya. Bagaimana jika Jennie yang nanti menjaga anaknya? Pasti seluruh perhatiannya hanya tertuju ke sang anak.

"Joyi hanya bercanda" Jennie yang merapikan rambut Yeri.

Ternyata Yeri sudah menangis, dan Jennie dengan cepat menghapus air matanya. "Cantiknya hilang loh" mencium pipi Yeri agar adiknya itu segera diam.

Sean tersenyum simpul menatap adegan kakak-adik itu. Dia benar-benar merasa— anaknya itu harus terlahir cepat ke dunia. Sean ingin melihat adegan uwu tiap hari— Jennie dan anaknya nanti, pasti di sayang banget si kecil sama Jennie yang always punya jiwa keibuan.

"Aku pamit dulu" Jessica yang memecahkan keheningan beberapa saat.

"Ah, makasih banyak eonni" Jisoo yang memeluk lalu berganti ke yang lain, sampai berakhir di Jennie yang lama memberi pelukan.

"Nanti datang ke rumah, ya?" Jennie yang penuh harap— Jessica langsung ngangguk mengiyakan.

"Cepat sembuh" mengacak rambut Jennie— kemudian pamit ke Sean yang selalu senyum tipis.

Setelah Jessica pergi, Jennie kembali menatap Sean— selama Yeri masih manja ke Jennie. Dia malah duduk di brankar dan bersandar di lengan kanan Jennie.

"Mom mau kesini?" Tanya Jennie— Sean mengangguk.

Tidak lama pintu ruangan terbuka, menampilkan kedua orang tua Jennie, Jisoo dan Sean. Tidak lupa kakak Sean dan Jisoo juga ikut untuk melihat keadaan Jennie.

RESPONSIBILITY? THAT'S DIFFICULT [CHAENNIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang