Aisha murung. Rayhan menyadari ketika setelah maghrib Aisha hanya diam saja. Membaca Iqro' tidak seceria biasanya. Makan malam yang biasanya rame juga berubah hening. Yatipun tidak banyak bicara. Rayhan enggan bertanya, takut menyinggung perasaan mereka. Namun ketika hari semakin larut dan Aisha belum beranjak dari belajarnya, Rayhan semakin penasaran."Sha ..."
"Hmmt."jawab Aisha singkat.
"Dari tadi diam terus, ada apa?"
"Gapapa."jawab Aisha cuek.
"Mas Ray ada salah omong sama kamu?"
"Enggak."
"Terus kenapa diam aja?"
"Aisha lagi konsentrasi belajar, kan, besok tes kenaikan kelas."
"Oh, terus kenapa Ibu juga diem aja?"
Aisha mengangkat bahu cuek, "oh, mungkin karena kata-kata Ibu-ibu tadi waktu kondangan."
"Ibu-ibu itu bilang apa ke Ibu?" Rayhan tidak tahu Ibu-ibu siapa yang dimaksud Aisha. Jadi iapun ikut memanggil 'Ibu-Ibu'.
"Ah, Aisha lupa. Tanya aja sama Ibu, Mas. Udah jangan ganggu Aisha."
Aisha cemberut karena merasa Rayhan mengganggunya. Sementara Rayhan justru gemas melihat wajah cemberut Aisha.
"Sha, ada lhoo wanita sholehah yang namanya mirip sama kamu yang dijamin masuk surga."
Aisha mendongak. Pembahasan tentang islam selalu menarik. Pantas saja nilai pelajaran agama, kecuali BTQ, diatas sembilan puluh.
"Oh ya, siapa mas?"
"Istri Rasulullah. Aisyah binti Abu bakr Ra."jawab Rayhan dengan senyuman.
"Kenapa dijamin masuk surga?" Aisha sudah pindah duduk menghadap Rayhan, buku IPA sudah tidak menarik lagi. Sudah lama Rayhan tidak bercerita sejarah islam.
"Iya, karena Aisyah itu wanita yang mulia. Beliau cerdas dan banyak meriwayatkan hadist dari kalangan wanita. Beliau istri kesayangan Rasulullah. Pokoknya banyak banget keutamaan beliau."
"Apa dia cantik?"tanya Aisha.
"Ya, dia cantik. Pipinya kemerahan."
"Kalau beliau hidup di zaman ini pasti jadi idola, atau mungkin artis."
Rayhan tertawa. Ada-ada saja pemikiran anak kecil.
Kamu juga cantik kok Sha...
"Beliau hidup di zaman nabi Muhamad, tapi banyak wanita sholehah yang mengidolakannya Sha. Besok kapan-kapan Mas Ray belikan buku siroh Aisyah."
Aisha berbinar mendengar janji Rayhan.
"Bener ya, Mas?"
"In syaa Allah. Kalau semeter ini bisa pertahanin juara satu ya?"
"Oke."jawab Aisha sumringah. Rayhan ikut tersenyum. Melihat senyum Aisha yang seperti adik kandungnya, rasanya hangat.
"Ya sudah. Tidur sana gih, sudah malam ini. Besok habis subuh lagi belajarnya."
Aisha beranjak. Gosok gigi lalu masuk kamarnya yang baru. Atas perintah Yati, Rayhan merenovasi kamar Aisha menjadi lebih bagus. Perpaduan warna pink dan putih mendominasi kamar Aisha. Lala dan Desi juga sudah mempunyai kamar sendiri. Kebun samping rumah dibuat bangunan baru untuk kamar, mushola, dan kamar mandi.
Rayhan masih enggan beranjak. Ada satu nama yang menganggu pikirannya akhir-akhir ini, Gista. Kenangan masa kuliah berputar dalam ingatan.
"Gista tuh calon istri idaman gue banget. Cantik, kalem, ga neko-neko, sholehah. Cuma pertanyaannya, mau ga sama gue yang berandal gini. Hahaha."
Teman-temannya tertawa.
"Senyumnya teduh banget, ga cerewet, ga marah-marah. Kalau giliran dia presentasi, gue bisa ngantuk saking merdunya suara Gista."
"Eh, tapi dia putri kiayi loh. Kiayi siapa gitu pernah ngisi disini. Anak LDK yang cerita."
"Denger-denger Pak Danish naksir Gista. Pernah taaruf apa apalah itu istilahnya. Cuma gue ga tau lanjutannya."
"Iya. Cewek gue juga bilang. Ada yang lihat Pak Danish kasih biodata gitu ke Gista."
Saat itu, Rayhan hanya menyimak. Malas menimbrung. Fokusnya hanya kuliah dan mencari uang tambahan. Tidak ada waktu dan fikiran untuk memikirkan perempuan. NmuDan kata ustadz Rizal, pacaran itu dosa. Rayhan ingat sekali nasehat Ibunya kala itu.
"Ray, kalau kamu memang mau kuliah, fokuslah. Jika di tengah jalan tergoda suatu hal, luruskan lagi niatmu. Jaman sekarang Ibu ngeri lihat anak muda pacaran. Makanya Ibu ndak punya TV. Takut kalian rusak pikirannya. Kalau ada seorang wanita yang kamu sukai, pantaskan dirimu dulu Ray. Jangan pacarin anak orang, kasihan orangtuanya sekolahin mahal-mahal malah pacaran."
Rayhan menuruti nasehat Yati. Dia memantaskan diri. Setelah lulus Rayhan bekerja di kantor milik keluarga Aisha di bidang Pertanian dan Agro wisata. Perlahan Rayhan merintis karir dari bawah. Berhasil bekerja lewat jalur orang dalam Rayhan tidak suka. Namun kala itu Ibunya sakit, terbersit dalam hati ingin bekerja dekat dengan rumah. Beruntung, Irfan menawarkan staff HRD di perusahaan kakek Aisha. Namun, karir yang diperolehnya sekarang adalah jerih payah dan ketekunan, dan tak lupa doa Yati.
Kini, bidadari dunia idaman teman-temannya justru menyukainya. Pantaskah Rayhan merasa sombong?
Suara pesan masuk mengembalikan kesadaran Rayhan dari lamunan. Dari Gista, Rayhan buru-buru membuka.
Gistara G
Assalammu'alaykum, Ray.
Apa kabar?
Semoga kamu selalu dalam keadaan terbaik dan lindungan Allah.Terlihat Gista sedang mengetik. Rayhan menunggu.
Apa sudah ada jwaban dri pesanku kmrin Ray? Sdh 2hri aq mnnggu jawabnmu
Rayhan beristighfar. Saking gembiranya, ia lupa membalas pesan Gista.
Jika kmu tidak ingin menjadikan aq pndmpingmu, Abah sdh menyiapkan calon untukku. Abah memberi waktu 1 minggu dari sekarang.
Ray, maaf jika kmu terganggu dh perasaanku. Tpi sngguh hati ini sejak dlu condong padamu. Sejak pertma kita MOS, hngga lulus, lalu terpisah, belum ada yg menggantikan. Maafkan diriku yg rendah ini.
Smga segera ada jwaban drimu.Gista masih online. Rayhan segera membalas. Tak ingin Gista salah paham karena Rayhan tidak membalas.
Rayhan
Wa'alaykumsalam Gista.
Smoga kamupun dlm keadaan trbaik dn lindungan Allah.Sy salut dg keberanianmu menawarkan diri.
Jujur sja, rasanya sy masih tdk prcaya kmu menaruh hati padaku. Smoga karena Allah.In syaa Allah sy kbari kepastiannya bsok. Sy hrus berunding dlu dg Ibu. Smga kmu ttap sabar dlm penantian. Dn smga ada kbar baik dri Ibu.
Rayhan tersenyum. Diantara banyaknya laki-laki yang mengincar Gista, justru dirinya yang didamba sang bidadari dunia.
Kebahagiaan ini membuat Rayhan bersyukur. Ia pun menunaikan sholat malam dan berharap Allah memberi kemudahan. Dalam mimpinya, Gista mengenakan baju pengantin syar'i dengan mahkota kecil sangat cantik. Namun Gista melambai padanya.
Mengapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisha bukan Aisyah
Espiritual"Tolong jaga keponakanku, Ray. Dia yatim piatu. Kedua orangtuanya meninggal dalam kecelakaan tragis. Ada banyak hal yang mesti gue urus dan selesaikan. Suatu saat kalau urusan gue sudah selesai, gue akan jemput dia." "Jangan gila, Fan. Gue masih kul...