4

16K 1.5K 199
                                    

Typo.
Vote dulu slur, matursuwon.

_________________________

Selamat membaca.
__________________________

Darga menuruni tangga dengan santai, pagi-pagi sekali ia sudah siap menggunakan seragam. Sebagai wakil ketua osis yang teladan dan harus disiplin, ia tidak boleh terlambat. Ya, walaupun di luaran sana nakal.

"Pagi....." sapanya pada keluarga.

"Pagi abang jelek!!!" Sapa balik anak kecil berseragam putih merah.

"Oh! Gwenchana! Jelek-jelek gini abang udah punya pacar! Kamu? Jomblo, ya....." Darga menjulurkan lidahnya, mengejek adik sepupunya yang selalu mencari masalah dengannya. Makhlum, bocil.

"Idih!!! Rayen besar nanti juga punya pacar!" Pekik Rayen.

"Masih lama, sekarang masih bocil!" Darga semakin gencar menggoda Rayen, akan berhenti jika Rayen sudah menangis.

"Heh! Bocahnya nangis lagi, kamu mau tanggung jawab?!" Tegur Daksa, papa Darga.

"Gwenchana, bisa disogok si bocil mah!" Darga menampilkan senyum tengilnya mengejek Rayen.

"Bang, udah!" Kali ini Dikta, ayah dari Darga yang menegur.

"Kasian dimarahin!!" Rayen menjulurkan lidahnya pada Darga dan mengejeknya.

"Sabar, Ga.... Sabar, gwenchana."

__
_______________________________
__

"Dananya nanti gimana buat anak-anak yang gak mampu? Ada sekitar 100 an murid penerima beasiswa dan pure dari keluarga kurang mampu," Ujar Anggi, selaku sekretaris osis SMA Aksentasa.

"Buka stand makanan, gimana?" Usul Agung.

"Itu buat tambahan aja, kalian buka stand makanan terserah dimana. Kalau uangnya kurang, gue tambahin," sahut Antares yang sedari tadi diam dan hanya menyimak.

"Jangan lo yang tanggung semua, nanti kita-kita ikut bantu," sahut Darga yang merasa kasihan dengan sahabatnya itu, terlihat mimik wajah Antares seperti orang banyak pikiran.

"Gini deh, kita ajuin proposal sumbangan dana tambahan ke kepala sekolah," usul Desy.

"Boleh, lo semua urus aja. Kalau ditolak, biar gue yang urus," ujar Antares. Kemudian mereka mengakhiri rapatnya.

Antares dan Darga bergegas keluar bersama menuju parkiran.
"Nanti malam gue mau ikut taruhan, buat dapetin uang. Nanti uangnya bisa buat bantu kekurangan anak-anak yang gak mampu bayar makrab," ujar Antares.

"Lawan kali ini berat, belum pernah kita temui sebelumnya," sahut Darga sembari mengemut permennya.

"Lo ngeremehin gue?" Tanya Antares dengan alis terangkat satu.

"Kagak!! Justru gue khawatir sama lo, bego! Kan, lo belum pernah lawan ini orang, siapa tau dia main curang. Kalau kata gue, lo ngelawan dia tanpa adanya kecurangan, pasti hasilnya seri. Ya, gak tau lagi kalau dia berbuat curang, kan?" Darga hanya tidak mau Antares terluka lagi karena kelicikan lawannya di arena balap.

"Itu kita lihat nanti taktik dia, pokoknya nanti malam gue mau main," ujar Antares yang diangguki Darga.

"Res, sepulang dari arena, langsung pulang. Gak usah pake sewa perempuan! Gue males nungguinnya," ujar Darga.

Membuat Antares berpikir sejenak sebelum memakai helmnya.
"Lihat nanti aja, gue juga udah ngincer seseorang."

"Siapa?"

KETOS VS PRESBEM ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang