mulai

229 23 2
                                    

Sulli keluar dari kelasnya. Hari ini dia sedikit sebal karena mino musuhnya yang selalu saja menjadi pemenang ujian nya. Sulli duduk dan memesan minuman coklat untuk menyegarkan tenggorokan dan mood nya. Ponselnya berdering tertera nama mino musuhnya menelpon.

"Ish apa sih. Caper..!!" Sulli mematikan ponselnya.

Sulli membuka tasnya dan mengeluarkan kertas ujian nya dan melihat angka 90%. Sulli bersyukur karena dia bisa mendapatkan kan nilai itu walaupun sebenarnya dia menginginkan angka 💯. Tetapi mino yang selalu mendapatkan nya membuat Sulli sebal.

Sulli menerima es coklat nya langsung menyeruput minumannya. Mino yang melihat Sulli akhirnya menghampiri Sulli dan duduk di depan Sulli. Tangan nya mengambil minuman coklat Sulli dan meminumnya.

"Hey..!! Shiball shekiyaa kau..!!" Sulli merampas kembali dan meminumnya sampai habis.

"Kau ini selalu saja kasar. Emm secara tidak langsung kita ciuman loh. Kan minum di sedotan yang sama hahaha." Mino mengedipkan matanya pada Sulli yang mulai memerah wajahnya.

"Sialan..!! Enak saja aku pun tak Sudi jika harus merasakan bibir mu itu brengsek..!!" Sulli bangkit dan meninggalkan mino.

"Semakin dia garang aku semakin mencintai nya.. sialan kenapa sih gadis itu sulit banget di taklukkan..!!" Mino bangkit dan berjalan menuju ruang perpustakaan.

Sulli dengan kesal masuk ke dalam mobilnya. Dan mengantur nafasnya agar tenang kemudian berteriak keras. Membuat sopir nya kaget karena teriakannya. Sulli ikutan kaget dia lupa bahwa pagi tadi sopir nya yang mengantarkan nya dan menunggu nya selesai kuliah. Disuruh Daddy nya.

"Aduh maaf paman. Apakah jantung mu baik baik saja..??" Sulli memegang tangan sopirnya.

"Tidak apa-apa kok non Sulli. Hanya kaget saja. Kenapa non berteriak..??" Sopir itu mengusap dadanya.

"Hehe maaf paman. Aku kesal karena ujiannya sulit. Ayo pulang..!!"

"Baiklah non. Iya tidak apa-apa non." Sopir menyalakan mobilnya dan berjalan meninggalkan kampus nya.

***
Jimin melihat yungji dengan perasaan penasaran. karena akhir akhir ini yungji berubah. Yungji sering menghabiskan waktunya untuk mengurung dirinya sendiri di dalam kamar. Yungji sering melamun dan menangis dalam diam. Jimin menghampiri yungji yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Nak..?? Kau jarang sekali mengobrol dengan appa.. kenapa sayang..??" Jimin di samping yungji.

"Appa.. maafkan aku appa. Akhir akhir ini mood aku berantakan. Jadi aku sering di kamar." Yungji mematikan ponselnya dan melihat Jimin.

"Ada masalah..?? Hubungan mu dan kihyun bagaimana..?? Sepertinya kamu putus cinta." Jimin memeluk yungji dari samping.

"Appa hiks hiks. Ternyata appa memperhatikan aku ya. Maaf kan aku appa. Jika aku sering tidak kumpul bersama." Yungji menangis.

"Tak apa sayang. Kihyun memutuskan hubungan..?? Atau..?" Jimin mengusap lembut pundak yungji.

"Kihyun Hyung sedang wamil appa. Hubungan kami tidak lancar karena kurang komunikasi. Aku merindukan nya dan aku selalu ingin menangis jika mengingat nya. Makanya aku menghindar dari kalian takut kalian khawatir jika melihat aku menangis." Jujur yungji.

"Astaga nak. Tenang nak. Nanti appa akan berbicara dengan Daddy mu."

"Jangan appa..!! Aku takut jika Daddy marah. "

"Tidak lah syang. Daddy kan punya teman jenderal siapa tahu kihyun bisa mendapatkan kesempatan untuk memegang ponsel lebih lama untuk menghubungi kamu.."

"Benarkah appa..!!!"

"Tentu saja nak..!!" Jimin mengelus rambut yungji.

"Terimakasih appa."

***
Yoongi pulang awal dan heran melihat Jimin yang sibuk dengan ponselnya. Tumben sekali Jimin memegang benda yang jarang di gunakan itu. Yoongi langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya.

Jimin kaget saat mendengar suara air di kamar mandi. Matanya melihat tas yoongi yang sudah berada di meja. Jimin langsung mengambil gelas dan membuat kan secangkir kopi. Jimin heran tumben sekali suami nya sudah pulang dan betapa bodoh nya dia tidak tahu yoongi pulang.

Yoongi keluar dari kamar mandi sudah memakai piyama. Jimin memeluk tubuh yoongi dan mencium pipi yoongi dengan gemas. Yoongi mendorong Jimin ke ranjang dan mencium bibir Jimin dan meremas pantat Jimin dengan gemas.

"Enggg ahhh udah. Ga kuat habis nafas ku Hyung..!!" Jimin menahan dada yoongi.

"Tuh kan. Emm mana kopi ku Jim.." yoongi bangun.matanya melihat segelas kopi di meja langsung  mengambil dan meminum nya.

"Ya memang tidak kuat kalau di serang mendadak..!! Hyung teman mu yang berpangkat jenderal itu siapa namanya..?? Tadi aku cari di ponsel gak ketemu..!!" Jimin membenarkan bajunya.

"Oh jadi kau sibuk dengan ponsel mu karena teman ku itu..?? Kenapa kau ingin masukkan siapa ke militer..?? Yungji..?? Jangan Jim. Aku tahu dia tidak akan kuat.!!"

"Hehe iya Hyung. Bukan begitu Hyung aku hanya ingin minta tolong kepada nya untuk mengizinkan kihyun untuk memegang ponsel nya untuk menghubungi yungji."

"Oh karena itu yungji mengurung diri. ?? Nanti aku yang akan menghubungi teman ku Jim."

"Terima kasih suami ku..!!" Jimin memeluk tubuh yoongi.

"Iya sayang. Ya sudah ayo kita keluar aku ingin lihat anak anak.."

"Ayo Daddy..!!"

Yoongi dan Jimin berjalan keluar dan turun ke bawah. Jihoon menyambut orang tua nya dengan pelukan hangat. Jiyoon dan Taemin baru saja pulang dari kampung halaman Taemin. Jimin mengelus perut Taemin yang sudah membulat.

"Wahh cucu appa akan segera lahir..!! Asik bisa gendong..!!" Jimin tersenyum.

"Appa ini bisa aja. Kandungan Taemin masih 5 bulan appa..!! Tunggu 4 bulan lagi..!!" Jihoon mengelus perut Taemin.

"Iya iya.. appa akan menunggu. Dimana yungji dan Sulli kenapa mereka tidak kelihatan..??" Jimin melihat ke sana kemari.

Sulli pulang dengan wajah kesal. Dan berteriak kencang untuk menghilangkan rasa sebal nya. Membuat mereka kaget dan menyentuh dada mereka..

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaa seballlllllllll.. shiballlll..!!" Sulli terduduk di lantai.

"Min Sulli..!!" Bentak yoongi membuat Sulli yang terduduk kaget setengah mati.

"Da Daddy..!!! Ampun Daddy ahhh sakit..!!" Sulli menyentuh telinga nya karena di jewer yoongi.

"Siapa yang ngajarin bahasa kasar itu Sulli..!! Daddy gak pernah ngajarin kamu.. dan kenapa teriak teriak seperti di hutan saja..!!" Yoongi menarik telinga Sulli kembali.

"Daddy..!! Lepaskan kasian Sulli..!!" Jimin menarik yoongi.

"Biar..!! Sulli bersihkan kebun di belakang..!! Setelah itu kau pel seluruh ruangan ini..!!" Yoongi naik ke atas menuju kamar nya.

"Daddy..!! Maafkan aku. Aku khilaf. Appa bagaimana ini. Maaf aku kelepasan..!!" Sulli memandang wajah Jimin.

"Sudah sekarang lakukan perintah Daddy. Appa harap kamu tidak ulang i lagi." Jimin menyusul yoongi.

Jihoon menahan lengan Taemin saat akan menghampiri Sulli. Jihoon menyuruh Taemin untuk masuk ke dalam kamar. Taemin menurut. Jihoon menghampiri Sulli dan mengelus rambut Sulli.

"Sudah lakukan tugas dari Daddy. Biar Daddy ga tambah marah dengan mu. Lain kali jika kesal di tahan dulu. Bahasa mu itu loh di atur.!! Kamu perempuan Sulli..!!"

"Iya oppa. Aku minta maaf oppa. Aku akan bersihkan kebun dulu oppa." Sulli pergi ke kebun.

Jihoon menyuruh para maid  agar tidak membantu Sulli. Mara maid jihoon suruh untuk istirahat. Semuanya menurut. Jihoon kemudian menyusul Taemin masuk kedalam kamar.

***
TBC. Kangen ini.

Keluarga Min Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang