Bab.28

59 2 0
                                    


Waktu bergulir begitu cepat,baru saja rasanya kemarin El masuk SD sekarang sudah masuk SMP dan mulai masuk pesantren sekitar 3 bulan yang lalu.Rumah terasa sepi banget,biasanya dia yang suka nemenin aku didapur dan suka banget kita exsperimen menu² baru yang lagi viral.

Tapi gak ada Ellisa keuntungan buat mas Adi,katanya bisa bebas manja²an tanpa ada yg ganggu.
Kalau biasanya baru nempel pasti El sudah berteriak,kalau sekarang bebas mau nempel kapan aja.Apa lagi sekarang usia kehamilanku sudah masuk 40 Minggu sudah lewat hpl 3 hari tapi belum ada tanda² kalau ade bayi mau launching.

"Perutnya kenceng banget yang?sakit gak??"aku mengelus perutnya sudah sangat besar.

"Enggak mas biasa aja rasanya,ini masih lama ya ngantrinya?"ya sekarang kita sedang di RS untuk check up karena sudah masuk 40 Minggu lebih jadi 3 hari sekali harus check up ke dokter.

"Sebentar lagi sayang,pegel ya nunggu terlalu lama."

"Heeum rasanya pengin rebahan mas."jawabku sambil menyandarkan kepalaku pada bahu mas Adi.

Rasanya sudah lama banget tapi namaku belum juga dipanggil,
aku mulai nggak nyaman dan merasakan perutku mulai terasa kencang.Aku mulai mengatur nafasku dan mencengkram tangan mas Adi kuat.

"Kenapa yang?"perhatian mas Adi sepenuhnya beralih padaku.

"astaghfirullahhalazim sakit."

"Ya Allah bentar mas panggil suster."Aku berjalan cepat kearah suster yg ada didepan ruang praktek dokter"sus tolong istri saya dia kesakitan."

"Baik pak."

Suster datang membawa kursi roda dan langsung membawa keruang dokter,setelah diperiksa ternyata baru bukaan 2.Akhirnya
kami putuskan untuk tetap stay di RS,aku menelfon ibu dan bapak mengabarkan bahwa istriku sudah mulai kontraksi dan sekarang berada di RS.

💝

Kita sengaja buka kamar VIP biar lebih nyaman aja,apa lagi nanti pasti ada keluarga yg datang kesini.Kalau VIP lebih nyaman untuk ibu dan baby,juga privasi lebih terjaga menurutku.

Ceklek

"Gimana nduk?"ibu langsung mengelus kepala istriku,ibu datang bersama bapak.

"Masih bukaan 4 bu."

"Jangan lupa dzikir ya nduk insya Allah ade bayi segera lahir,
dia lagi cara jalan keluar buat ketemu sama bundanya."

"Gini ya perjuangan seorang ibu ternyata nggak mudah."kataku sambil menggenggam tangan ibuku erat.

"Banyak doa ya mbak,bapak dan ibu selalu mendoakan semoga dilancarkan semuanya.Sebentar lagi Damar dan mertuamu datang,tadi cuma ngedrop bapak sama ibu,Damar mau nganter ibumu ambil baju ganti buat kalian juga ambil perlengkapan baby."kata bapak padaku.

"Enjih pak.... astaghfirullah sakit mas."aku mulai mengatur nafas dan menggenggam tangan bapak dan ibu erat,mas Adi mengusap lembut punggungku sambil merapatkan doa untukku.

Aku beruntung saat seperti ini masih ada orang tua yg lengkap dan juga keluarga yang selalu setia menemani persalinanku.
Tadi ada yg kurang karena El masih dipondok pesantren.Dia pasti seneng banget kalau nanti denger adeknya akan segera lahir,dia paling happy pastinya.

"Berdoa ya sayang,mas akan selalu disini."

Cup

"S-sakit mas,,sakit."

"Ya sayang sabar ya,istighfar ya atau mau SC aja?mas nggak tega liat kamu kesakitan gini."

Setelah mencoba mengatur nafas alhamdullilah kontraksi mulai mereda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku dan CeritakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang