Lagi

21 3 0
                                    

Mimin POV

Setelah pulang sekolah Deza bergegas menuju sebuah Cafe, ia memberikan senyum kepada yang lainnya lalu segera mengganti pakaiannya ditambah apron. Ini adalah hari pertama ia bekerja setelah interview dan percobaan kemarin. Terlihat ia bersemangat dan hati-hati mengantarkan makanan dan minuman ke meja demi meja.

Di sana ada live musik, sehingga tidak terasa waktu berjalan dari sore ke malam. Deza mengabaikan hanphonenya karena ia sudah ijin ke mama dengan alasan mengerjakan tugas kelompok.

"Woah, hari ini rame juga. Lo keren bisa beradaptasi secepat itu" Ucap Junta, pegawai paruh waktu yang diterima bersamaan dengan Deza juga.

"Thanks, gue udah terbiasa di rumah"

"Oh ya? Boleh gue main ke rumah? "

"Ha? Ehmmm" Deza kaget dan menimbang nimbang.

"Hahaha, wajah kaget lo lucu. Gue hanya bercanda" Ucap Junta sambil ketawa di ruang istirahat.

"Ayo-ayo bekerja!" Ucap seseorang dengan memimpin. Deza dan Junta bergegas menuju area kerjanya.

Tidak terasa sudah larut malam, jam 11 Cafe sudah tutup, namun para pekerja masih membersihkah area Cafe.

"Ayo buruan, nanti ketinggalan bus" Junta mendekat ke Deza. Kemudian Deza melihat jam di layar handphone yang menunjukan hampir jam 12.

Segera mereka bergegas menuju halte bus.
Bus pertama datang, Junta naik dan melambaikan tangannya ke Deza.

"Gue duluan, tetap waspada!" Ucapnya mengingatkan.

Setelah bus pergi. Tinggal Deza sendiri di halte dan 5 menit lagi pukul 12 malam namun bus yang ke arah rumahnya belum juga datang.

Suasana malam di tengah kota tidak terlalu menakutkan karena masih banyak mobil berlalu lalang. Tidak lama bus yang ditunggu datang, Deza segera naik.

.

.

.

Ceklek

Deza memasuki rumahnya, secara pelan-pelan ia melangkah, takut penghuni rumah bangun.

Tapi tiba-tiba lampu menyala.

Mama berdiri di depan kamarnya. Membuat Deza terkejut dan tertangkap basah.

"Duduk, mama ingin bicara" Deza mempersiapkan jawaban yang menurutnya logis.

"Dari mana?" Mama mulai bertanya kepadanya.

"Kerja kelompok ma"

"Sampai larut? "

"Iya karena memanfaatkan warnet, ditambah proyek yang susah dan belum selesai" Deza mulai beraksi seperti kucing, menjatuhkan kepalanya di paha sang mama.

"Mama, tidak percaya Deza?"

"Bukan seperti itu, mama hanya khawatir. Syukurlah kamu pulang dengan selamat. Lain kali usahakan tidak pulang selarut ini lagi, kalaupun iya kabarkan mama, supaya mama menunggu di halte" Ucapnya tersenyum dan mengelus kepala putra kesayangannya itu. Tidak sadar Dezapun tertidur, sementara mama menatapnya dengan wajah gelisah.

.

.

.

Di kelas, Deza yang waktu tidurnya berantakan dan tenaga yang terkuras karena bekerja merasa ngantuk di kelas. Ia pun melanjutkan tidurnya di kelas bahkan saat guru sedang mengajar.

"Deza? Apa kamu sedang sakit? Sebaiknya tidur di UKS" Ucap seorang guru.

Deza yang merasa dipanggil pun sadar, dan matanya bertemu tatap dengan Joan. Dengan menunduk ia bangun dan berjalan keluar kelas.

(BL/BxB) What Are We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang