Part 10

27 3 2
                                    

•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





HAPPY READING


⸝⁠⸝⁠⸝ ӦӦӦ ⸝⁠⸝⁠⸝⸝⁠⸝⁠⸝ ӦӦӦ ⸝⁠⸝⁠⸝⸝⁠⸝⁠⸝ ӦӦӦ ⸝⁠⸝⁠⸝⸝⁠⸝⁠⸝ ӦӦӦ ⸝⁠⸝⁠⸝

Pagi ini Diyelline berangkat menuju Amsterdam bersama kedua orang tuanya beserta Diego.

Selama perjalanan Diyelline tertidur mengingat badan nya tidak boleh kecapean.

Sedangkan di Sekolah, Allexa, Sefa dan Bella sedang duduk menatap menatap ponsel mereka yang di taruh di tengah-tengah meja Bella.

"Dia gak on dari yang terakhir kita chat" ujar Sefa.

"Mungkin baru berangkat" tebak Allexa.

"Yah bertiga doang deh kita" keluh Bella menyandarkan punggung nya ke kursi.

Jam pelajaran dimulai menyambut Kamis pagi.

Jam ketiga adalah pelajaran bahasa jepang, tetapi Bella lupa membawa kamus, dirinya pun izin kepada guru yang mengajar untuk meminjam buku ke perpus di antar oleh Sefa.

Mereka berjalan di sepanjang lorong sampai tiba-tiba sebuah bola basket berhenti tepat di depan kedua nya.

Bella mendongak mencari siapa yang melempar bola basket ini, dan mata nya menemukan laki-laki yang waktu itu menghantam mobil Diyelline.

Dengan tidak sabar nya Sefa melempar bola itu ke lapangan, namun bukan nya ke anak-anak yang sedang bermain basket itu, bola tersebut malah menggelinding lebih jauh membuat lelaki disana mendengus.

Sefa hanya menampilkan wajah konyol nya.

"Pinter banget malah bikin makin jauh" ujar Bella, lalu mereka pun melanjutkan perjalanan nya menuju perpustakaan.

Istirahat pertama tiba, Allexa dan kedua temannya langsung pergi menuju kantin namun tiba-tiba saja ada lima orang lelaki menghampiri mereka.

"Lo bertiga temennya Diyelline kan?" tanya salah satu dari mereka.

"Iya kenapa?" tanya balik Sefa.

"Kita berempat temannya bang Diego, kita di tugasin untuk ngawasin kalian selama Diyelline di luar" ujar salah satu lelaki dengan rambut belah tengah.

|| quattro donne ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang