ILYL - 27

993 110 48
                                    

Vote dan komen
Happy reading

Dua hari lalu Wuxian datang, Wangji kira mereka hanya akan menjalani hari-hari canggung dan urusan sekte yang membosankan. Tapi ternyata tidak, wuxian lebih banyak menggoda nya dan Wangji sangat menyukai hal itu. Dihadapan wuxian, Wangji bertingkah enggan dan selalu menampilkan wajah sembelit diwajahnya, tapi aslinya Wangji bahagia, bahagia di goda cih.

Contohnya saja seperti saat ini, Wangji bahkan melupakan  tugasnya untuk mengajar murid-murid muda hanya karena wuxian selalu berkunjung kerumahnya dan itu telah mengacaukan hati kecil Wangji. Bagaimana tidak? Pria itu sekarang lebih terang-terangan menggoda, terlebih karena ayahnya juga ada disini dan dia lebih lancang Wangji rasa.

Tapi Wangji tidak terganggu, dia terbiasa mempertahankan kepala yang tenang dan sikap santai bahkan ketika dia melihat Wuxian duduk dengan tenang di depannya, seolah-olah mereka adalah teman masa kecil yang tak terpisahkan. Wajah Wei Ying sangat indah dan menarik. Wajah yang lebih surgawi daripada dewa-dewi masa lalu yang pernah ia baca, Wangji tetap mempertahankan wajah batunya.

Wangji ingin mengedipkan matanya namun takut jika wuxian yang ini akan menghilang dan digantikan lagi oleh wuxian yang pemarah dan suka mengolok-olok nya, Wangji sedikit takut dengan sisi wuxian yang itu, jika boleh jujur.

"Wei Ying"

"Ada apa Lan Zhan? Dari tadi kamu memanggil namaku tapi setelah itu kamu tidak berbicara, aku penasaran ....blablabla"

Wangji kembali pada ruang kosong nya dan termenung melihat wuxian yang asik berceloteh, Wangji merasa sulit untuk melupakan dua kata itu. Dia belum pernah memanggil nama lahir anak bangsawan lain sebelumnya. Tapi itu terdengar begitu tepat di mulutnya sehingga Wangji tidak ingin menyesali sikap Wuxian yang buruk dan menjengkelkan di awal pertemuan mereka. Meskipun beberapa ucapan Wuxian sedikit melukai hatinya, Wangji telah melupakan semuanya, menjadi dekat dengan Wuxian begitu indah sehingga dia ingin mempertahankan hadiah ini di dalam hatinya..

"Lan Zhan, apa memelihara kelinci diizinkan di sini? Kau membawa mereka ke rumahmu, bukankah ini melanggar aturan gusu?" Dari serangkaian kalimat yang wuxian tuturkan, hanya ini yang Wangji dengar dengan jelas.

Wuxian melihat kelinci-kelinci yang ia berikan waktu itu sedang berkeliaran di dalam jinshi. Wangji baru tersadar akan kecerobohan nya, pasalnya jika seseorang melihatnya bersama hewan-hewan ini di dalam ruangan ini dan paman mengetahuinya, yang paling pasti adalah paman akan membuang hewan-hewan menggemaskan ini.

Namun Wangji keras kepala, kakaknya juga mengetahui hal ini, namun melihat Wangji yang memainkan mata polos seperti anak anjing kecil yang telah di tendang oleh pemiliknya, Xichen akhirnya Luluh. Ia membiarkan Wangji membawa kelinci itu kekediaman nya dan mengatakan untuk jangan pernah merasa kesepian.

Namun jauh dari semua itu Wangji punya alasan sendiri untuk membawanya ke dalam rumah. Kelinci itu pemberian Wei ying, jadi tidak mungkin ia menaruhnya jauh dari pandangan matanya, wangji takut jika serigala buas mungkin akan memakan kesayangannya. Jadi Wangji menjaga bongkahan bulu itu dengan tangannya sendiri. Apa itu peraturan? Jika menyangkut Wei Ying tidak ada aturan kan?

"Tidak melanggar, ini rumahku, paman tidak tahu"

"Eheh, aiyo~ apa kau sedang bermain sembunyi dengan paman mu hmm? Kau mencoba untuk berbohong? Kamu tidak mengindahkan peraturan gusu lagi"

"Paman tidak pernah bertanya, aku tidak mengatakan apapun, jadi tidak berbohong " jawab Wangji cepat, entah kenapa ia jadi sedikit panik dengan tuduhan Wei Ying, ayolah dia tidak berbohong, hanya saja tidak ada yang tahu.

Sincere Love: Youngest Lan - XianWangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang