ILYL - 05

1.4K 203 42
                                    

Vote dan komen
🔥 Happy reading 🔥




" Wangji " lirih xichen, pemimpin sekte lan yang saat ini menatap nanar pada hamparan langit hitam malam lewat balkon kamarnya.

Lan xichen, menatap jauh ke depan sana, hatinya tiba-tiba tidak terasa nyaman. Perasaan nya telah diliputi oleh gundah gelisah yang tidak diketahui penyebabnya. Namun di dalam pikiran nya hanya ada satu nama, wangji, adiknya.  Lan xichen entah mengapa merasakan hal buruk mungkin telah terjadi pada adiknya, perasaan nya tidak tenang namun xichen harus menepis segala pemikiran buruk karena percaya bahwa Wangji pasti baik-baik saja, adiknya pasti akan menghubungi nya lewat kupu-kupu pesan jika sesuatu terjadi.

Xichen akhirnya memutuskan untuk melanjutkan diskusi bersama kepala sekte nie tentang pengangkatan ayao sebagai saudara sesumpah mereka. Diskusi santai itu memakan waktu 2 hari, namun perasaan xichen tak kunjung membaik, perasaan mengganjal itu malah semakin terasa, risau hatinya tak lagi terbendung. tepat saat matahari mulai terbenam di ujung cakrawala, xichen pergi.

Dengan tergesa xichen menaiki pedangnya, ia terbang dengan kecepatan penuh menuju gusu. Meninggalkan semua murid sekte yang menemani nya, tanpa mengatakan apa-apa. Bahkan kepala sekte nie juga dibuat bingung oleh saudara nya itu.

Jarak tempuh dari sekte nie ke gusu hanya di lalui xichen dalam kurun waktu 4 jam, ia benar-benar terburu-buru. Xichen bahkan tak mengunjungi pamannya terlebih dahulu, menyapa tanda ia sudah kembali.

Langkah pertama xichen adalah menuju jingshi, kediaman pribadi adiknya, Wangji. Syukurlah disaat seperti ini tidak ada murid tamu yang melihatnya, karena wajah panik xichen mungkin akan dipertanyakan besok hari oleh siapapun yang melihat.

Xichen berjalan cepat, nyaris berlari, ia ingin cepat bertemu adiknya dan  menanyakan kabar nya, memastikan bahwa semua pemikiran buruk nya itu salah dan adiknya baik-baik saja.

Pintu jingshi tertutup, tapi tidak terkunci sama sekali padahal sudah memasuki shi (pukul sembilan lewat/ jam tidur sekte Lan). Jadi, xichen langsung membuka pintu tanpa menunggu si yang punya kamar menjawab panggilan nya.

.....

" Wangji! " Xichen meninggikan suaranya sedikit dari kebiasaan nya. Adiknya tidak ada di kamar.

Xichen dengan tergesa memutari jingshi, kemana adiknya, itu selalu ia lontarkan didalam hatinya, tidak biasanya ia melewatkan jam tidur. Namun, kegelisahan xichen bertambah kala melihat bichen (pedang Wangji) tergeletak begitu saja di meja luar, adiknya berarti tidak pergi kemanapun. Xichen berjalan menuju ruang belajar sang adik berharap adik nya ada disana karena tidak bisa tidur, walau itu mustahil terjadi.


Creak/



Deg


" Tidak " lirih xichen, mata teduh yang selalu xichen pertahankan seketika membulat, memerah dan air asin itu langsung menggenang di pelupuk matanya, pemandangan didepan sana membuat jantung nya berdetak begitu cepat.

" Tidak! Apa yang terjadi? " Xichen langsung berlari dengan beribu kepanikan terlukis jelas diwajahnya.

Dibawah sana, Wangji, orang yang sedari tadi ia cemaskan  sudah tergeletak tak berdaya di lantai ruang belajarnya diatas genangan darah nya sendiri. Darah menggenang di lantai yang xichen yakini berasal dari punggung adiknya. Wangji sudah tak sadarkan diri, wajahnya tak lagi berwarna, berapa lama ia seperti ini? Apa pamannya tidak tahu?

" Wangji, bangun! Kakak disini, Wangji!" Xichen mengangkat Wangji kedalam pelukannya, berusaha mengguncang tubuh yang sudah tak berwarna itu, air mata xichen tak lagi bisa ia bendung. Ia menangis pilu sembari menghapus bekas darah yang sudah mengering di celah bibir adiknya.

Sincere Love: Youngest Lan - XianWangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang