ILYL - 04

1.4K 191 30
                                    

Vote dan komen
🔥Happy reading 🔥








Tiga hari ini wuxian merasa ada yang salah. Hatinya merasa sakit kala ingatan nya kembali mengulang apa yang sudah ia lakukan. Wuxian merasa itu tidak benar, itu benar kesalahannya, tapi mulutnya sudah terlanjur berbicara. Wuxian selalu menganggap remeh apapun, ia mencoba untuk menyingkirkan rasa bersalah nya. Tapi rasa itu tak pernah menghilang, bahkan pujian dari guru qiren sebelumnya tak membuatnya bahagia.

Dia senang, tentu saja. Tapi kesenangan itu hanya sesaat, wuxian terus memikirkan orang itu. Orang yang menghantui pikiran nya dengan rasa bersalah, orang yang dengan ajaibnya menghilang tanpa celah, orang yang dengan brengseknya membuat wuxian gundah. Bukan, wuxian yang brengsek dan dia tahu itu.

Lan Wangji, tuan muda kedua Lan. Tiga hari seperti waktu yang lama bagi wuxian karena tidak pernah melihatnya. Setelah perpisahan mereka di perpustakaan, mereka memang tidak pernah bertegur sapa, wuxian mencoba mengacuhkan si batu giok yang kerap kali tertangkap basah tengah memperhatikan nya.

Lan wangji, entah lah wuxian tahu pesona nya sangat tidak terbatas, tapi ia tidak menyangka tuan muda kedua Lan juga akan terjerat oleh nya. Itu hanya prasangka narsisme Wuxian saja mengingat tatapan Wangji yang tampak selalu tertuju padanya dan itu sedikit berbeda dari pada saat wuxian menginjakkan kaki nya di gusu pertama kali.

Wuxian berpikir demikian setelah hukuman selesai, tepat sehari setelah masa hukuman di perpustakaan ia lalui bersama tuan muda kedua. Wangji tampak lebih sering menatap nya. Seolah menginginkan wuxian mendekatinya dan menyapanya terlebih dahulu.

Wuxian tidak ambil pusing, Wangji juga sering menatapnya dengan mata kebencian sebelumnya. Jadi, apa bedanya dengan sekarang? Jadi wuxian sekali lagi mengabaikan hal itu.

Tapi kejanggalan Wangji berlangsung sampai satu Minggu kemudian, wuxian yang terus di tatap demikian menjadi jengkel. Wuxian ingin Wangji menyampaikan apa masalah nya? Kesalahan apa lagi yang ia lakukan? Kenapa Wangji menatap nya? Kalimat itu tidak pernah tersuarakan. Sampai Wangji menghampiri nya.

Sebelum kelas dimulai, Wangji mendekati nya. Wuxian sendirian, tidak ada nie huaisang ataupun sepupunya Jiang Cheng. Wuxian hanya sendirian di dekat sungai gusu.

Wangji tampak berjalan dengan anggun, baju putihnya sedikit berkibar ulah angin pagi yang menyejukkan. Wuxian yang melihat itu sedikit terpana, lagi-lagi rumor yang ia dengar benar adanya, kecantikan yang abadi batu giok gusu memang tidak bisa di ragukan.

" Wei Ying " ah panggilan itu, wuxian merasa ingin mengolok-olok orang di depannya ini. Orang yang menyatakan bahwa mereka tidak dekat, dan lihat. Wangji yang memulainya, memanggil nama lahirnya.

" Ah Lan'er gongzi, kupikir kita tidak sedekat itu sebelum nya." Wuxian tertawa remeh, ia melihat tepat pada mata Wangji yang tiba-tiba sayu. wuxian mendekat. " Apa kau menelan ludah mu sendiri sekarang? Lan wangji." Bisik wuxian di telinga Wangji yang sudah memerah akibat hawa panas yang menerpa.

Wangji menatap wuxian intens, ini bukan apa yang Wangji inginkan.  Wangji menyukai wuxian yang bersama nya di perpustakaan ketimbang wuxian yang saat ini berdiri di depannya.

Katakanlah Wangji egois, menginginkan wuxian berlaku sama seperti sebelumnya tanpa ia minta. Wangji ingin wuxian peka terhadap nya, tanpa ia harus berbicara. Wangji sudah menghabiskan seluruh tenaga dan rasa malunya untuk sekedar berdiri di depan wuxian saat ini. Kemudian, lebih dari pada itu Wangji hanya ingin berbicara lagi dengan wuxian, ah maksudnya wuxian berbicara lagi dengannya.

Sincere Love: Youngest Lan - XianWangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang