Perut Justin memang keroncongan, namun dia tidak nafsu untuk makan. Makan juga hanya sedikit, padahal di hadapannya kini adalah makanan kesukaannya. Sedari tadi perasaan Justin sangat tidak enak.
Isi kepala Justin kini terpenuhi oleh Asteria, sedari tadi dia mengingat Asteria. Ingin menghubungi, namun Justin masih kesal pada Asteria yang ingin mengakhiri kontrak dan hari ini juga, bukan jadwal Asteria menjadi istri palsunya Justin.
Justin meremas rambutnya dengan kedua tangannya, dia merasa frustasi akan situasi yang membingungkan ini. Justin mengambil ponsel pintarnya, kemudian dia mengetik nama kontak yang tidak pernah dia hubungi selama ini.
"Ck! Bodo amat ah." Gumam Justin, lalu dia menyentuh tombol panggil di kontak itu.
"Hallo?"
Tidak membutuhkan waktu yang lama, sang pemilik nomor, menerima panggilan Justin dengan cepat.
"Hallo, Javas?" Sapa Justin.
Alih – alih menelepon Asteria, Justin malah menelpon Javas, sahabat Asteria.
"Iya, gue. Ini Justin, ya?" tanya balik Javas, memastikan bahwa yang menelponnya itu Justin.
"Iya."
"Ada apa, tin?"
Justin menjadi ragu – ragu untuk menanyakan Asteria, apalagi Justin tidak dekat dengan Javas.
"Hallo? Lo masih bisa dengar gue? Ada apa?" Kembali Javas bertanya pada Justin, dia keheranan karena Justin tidak bicara lagi.
"Hm, ini Jav, gue mau nanya Asteria. Lo lagi sama dia gak?"
Justin bahkan sudah tahu jawabannya, Javas pasti akan jawab bahwa dia tidak sedang beraa bersama Asteria. Namun Justin bertanya hanya untuk basa – basi saja.
"Gak ada. Hari ini jadwal dia sama Jinan."
Jawaban Javas mampu membuat Justin memutar matanya dengan malas. Dari sekian banyaknya suami palsu Asteria, kenapa hari ini Asteria harus sedang bersama Jinan?
Bagi Justin, Jinan itu seperti es berjalan, soalnya dia sangat dingin. Ekspresi wajah yang datar, bicara irit, dan jarang tersenyum. Kurang dingin seperti apalagi Jinan? Makanya Justin sangat sulit akrab dengan Jinan. Padahal Justin selalu akrab dengan sepupu – sepupunya, baik itu yang dekat maupun jauh.
Bahkan Justin pernah berpikir, Jinan seperti itu, apa karena Jinan benci kepada Justin, ya? Apalagi Justin kan sepupu dari Ayahnya Jinan yang tidak baik itu.
"Oh, biasanya mereka kemana?" Tanya Justin dengan malasnya.
"Ngapain nanya – nanya? Lo kan tahu kalau Asteria lagi kerja sama yang lain, klien yang lain gak boleh ganggu. Itu juga termasuk sama gue."
Dahi Justin mengeryit, Javas ini memang tipikal sahabat sehidup semati sepertinya. Apalagi Javas sangat melindungi Asteria.
"Gue mau bicara hal yang penting sama dia. Soal keinginan dia untuk mengakhiri kontrak." Ucap Justin dengan kebohongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Husband!
FanfictionAsteria Arabelle memiliki lebih dari satu suami. Bukan suami sah, melainkan suami kontrak. Asteria membuka jasa Wife Rent yang dimana hanya asteria lah yang menjadi talent nya. Pada hari senin & kamis, Asteria akan menjadi istri kontrak dari Niskala...