22. Cause I Love you

154 40 14
                                    

Telapak tangan Asteria kini mendarat di pipi Justin, menghasilkan suara tamparan yang begitu keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Telapak tangan Asteria kini mendarat di pipi Justin, menghasilkan suara tamparan yang begitu keras. Asteria tidak langsung meluapkan amarahnya pada Justin saat di Restoran tadi, dia menahan amarahnya karena masih ada Jinan disana. Namun setelah mereka sampai pada Apartemen Justin, perempuan itu yang tangannya sudah gatal, memberikan Justin hadiah yang menyakitkan.

"Lancang lo, Justin!" Teriak Asteria.

Pria yang baru saja dia tampar, tidak menjawab apa – apa. Dia diam membisu, bahkan Justin merasa dia pantas mendapatkan ini semua.

Dada Asteria bergemuruh, bahunya naik turun dengan cepat, tatapan matanya sangat tajam seperti burung elang yang ingin memangsa makanannya. Siapa yang tidak akan marah jika dibohongi seperti ini? Tiba – tiba saja tanpa Asteria ketahui, dia memilki pernikahan yang sah.

"Kenapa lo lakuin ini, Tin? Tega, lo. Tega lo biarin gue melakukan dosa yang sangat besar. Kenapa lo enggak bilang dari dulu?" Geram Asteria.

Meski tatapan matanya yang sangat tajam, sepasang mata itu kini mengeluarkan air mata.

"Lo tahu sendiri, Tin. Alasan sebenarnya gue ingin lepas dari pernikahan palsu bersama mereka. Gue ingin memulai hidup baru, gue ingin punya suami dan anak yang beneran nyata. Maka dari itu gue harus mengakhiri semua kontrak, gue mau memulai hubungan baru itu tanpa gue melakukan pekerjaan yang berdosa." Ucap Asteria yang berbicara dengan mulut bergetar.

Asteria bukanlah orang yang suci, namun Asteria tahu pekerjaan yang dia lakukan merupakan dosa. Dia sudah mempermainkan apa yang namanya pernikahan, dia juga sudah banyak membohongi banyak orang demi kepentingan dirinya sendiri.

"Dengan gue tahu gue adalah seorang istri yang sah, buat gue semakin berdosa. Gue masih melakukan pekerjaan itu, sama aja seperti gue mengkhianati suami gue sendiri." Lirih Asteria.

Asteria sangat membenci pengkhianatan, hal tersebut mengingatkan dia akan Papanya yang berselingkuh dari mendiang Mama. Asteria bahkan mengetahui hal itu saat Mama sedang sakit parah.

Namun lihat lah, Asteria bertindak seperti Papa. Asteria benar – benar merasa berdosa.

"Kenapa, Justin? Kenapa lo lakuin ini? Kenapa lo enggak bilang dari dulu?" Asteria bertubi – tubi menyerang Justin dengan banyak pertanyaan.

"Because i love you!" Teriak Justin yang mampu membuat Asteria terdiam.

"Dulu lo main pergi aja dari hidup gue, tanpa lo tahu perasaan gue yang sebenarnya. Gue terlalu bingung akan perasaan gue dulu ke lo. Gue enggak bisa menyadari bahwa selama ini gue cinta sama lo. Nyatanya cinta lo dulu, enggak bertepuk sebelah tangan, Bel." Ungkap Justin.

"Lo bohong. Kalau lo emang cinta sama gue, kenapa lo enggak datang saat perayaan ulang tahun gue? Gue nunggu lo sampai berjam – jam, tapi apa? Lo malah asik pelukan sama perempuan lain. Gue lihat fotonya. Lo hanya mau mempermainkan gue. Maka dari kejadian itu, gue putuskan untuk menjauh dari hidup lo, gue benci lo." Ucap Asteria yang pikirannya kini melihat kejadian saat dulu.

Hi, Husband!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang