9. Lost control

338 45 10
                                    

Hari minggu harusnya menjadi hari yang tenang untuk Asteria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari minggu harusnya menjadi hari yang tenang untuk Asteria. Apalagi hari minggu Asteria bisa jadi dirinya sendiri, ia tidak perlu berpura – pura menjadi istri orang lain. Kejadian beberapa hari lalu masih Asteria ingat dengan jelas. Takdir memang sebercanda itu, mempertemukan ketiga suami dan mertuanya di satu tempat, tanpa ada persiapan. Sampai membuat Asteria absen dari jadwal menjadi istri palsu dari Jinan dan Vian. Asteria masih terkejut.

Cuaca tidak terlalu panas, suhunya juga terasa sejuk. Asteria sedang berada jauh dari apartemennya, ingin menjauh sebentar dari ibu kota. Setidaknya meski pikiran Asteria dipenuhi oleh kejadian beberapa hari lalu, Asteria tidak merasa terlalu sesak. Ini lah pentingnya healing dari hal – hal yang membuat stress.

Di taman yang penuh bunga ini, Asteria merasa sendirian. Padahal suasana nya cukup ramai. Orang – orang yang berada di taman ini, kebanyakan datang bersama keluarganya atau bersama dengan pasangannya. Setidaknya mereka memiliki hubungan yang nyata, tidak palsu seperti Asteria. Pandangan matanya jatuh pada satu keluarga yang terlihat sangat bahagia. Ada ibu,ayah, beserta kedua anaknya yang masih kecil. Mereka bernyanyi bersama, sesekali tertawa bersama. Hangat rasanya melihat mereka.

Cukup sederhana tapi Asteria tidak bisa melakukannya. Jauh di lubuk hatinya, Asteria juga ingin menjadi seorang ibu dan istri yang nyata, bukan pura – pura seperti yang ia lakukan selama ini. Asteria juga ingin merasakan hangatnya memiliki keluarga. Tiba- tiba saja Asteria merasa capek akan semua ini.

"Lo kabur kok gak bilang – bilang?"

Asteria yang sedari tadi memandangi satu keluarga yang bahagia itu, kini melirik orang yang duduk disampingnya. Asteria mendelikan mata melihat Javas yang kini berada di sebelahnya.

"Kalau gue bilang, namanya bukan kabur." Jawab Asteria dengan ketusnya.

"Iya juga sih, haha." Javas tertawa, padahal tidak ada hal lucu sekarang. Dasar receh.

"Lo kok bisa nemuin gue sih? Padahal gue kan matiin handphone gue?" tanya Asteria yang merasa keheranan, karena selama 3 hari ini, Asteria benar – benar tidak mengaktifkan handphone nya.

Javas terkekeh, "Bel, kita temenan bukan baru – baru ini. Gue tahu kebiasaan lo kalau lo lagi pengen kabur. Lo pasti akan ke tempat ini."

Memang selain taman bermain, Asteria juga akan pergi ke taman ini jika sudah merasa pusing akan keadaan. Hanya Javas yang tahu tempat ini, karena dari dulu Javas selalu Asteria ajak ke tempat ini. Setidaknya ada satu hubungan yang nyata dalam hidup Asteria, yaitu hubungan pertemanannya dengan Javas. Javas juga sudah Asteria anggap sebagai kakak sendiri, begitu pun dengan istri Javas, Cassandra. Ya benar tahun lalu Javas berhasil menikahi Cassandra yang merupakan cinta pertama dan cinta matinya Javas.

"Ck! Harusnya gue cari tempat lain buat kabur, biar lo gak nemuin gue."

"Jangan lah bel, nanti gue kesusahan nyarinya. Lo tega banget dah ngilang tiba- tiba tanpa ada kabar, para suami lo tuh, nyariin. Mana si Jinan datang ke rumah gue, buat nyariin lo. Lo tahu kan gue paling males berhadapan sama Jinan? Dingin banget sis, kayak kutub utara datang ke rumah gue." Ucap Javas sambal bergidik ngeri. Memang tak hanya Asteria yang segan terhadap Jinan, Javas juga sama.

Hi, Husband!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang