14. Safe and sound

182 35 15
                                    

Sepanjang perjalanan, Asteria tidak berhenti menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepanjang perjalanan, Asteria tidak berhenti menangis. Justin kebingungan, namun dia memilih untuk tidak bertanya dahulu. Justin membiarkan Asteria untuk mengeluarkan semua rasa sedihnya.

Mata Justin kini tertuju pada pakaian Asteria yang basah, meski sudah Justin berikan jaketnya. Tetap saja Justin yakin bahwa Asteria kedinginan. Justin menepikan mobilnya di pinggir jalan.

"Bel, kayaknya kita gak bisa balik ke Jakarta, malam ini." Suara Justin kini terdengar, setelah memilih bungkam dari tadi.

Asteria yang beberapa menit yang lalu sudah berhenti menangis, menolehkan kepalanya pada Justin. "Kenapa?"

"Gue ngantuk, Bel. Bahaya kalau gue lanjutin nyetir." Ucap Justin, tentunya perkataan itu hanya bualan saja.

Asteria terdiam, seperti memikirkan sesuatu. "Gue aja yang nyetir. Lo tidur aja." Ujar Asteria.

Justin mengeryitkan dahinya, tujuan dia berbohong kan karena dia merasa kasian pada Asteria yang basah kuyup. Bukan benar – benar dia merasa mengantuk. Bagaimana bisa mengantuk? Justin tidak tidur seharian pun dia kuat.

"Jangan Bel. Lagian lo juga keliatan lelah." Kata Justin, yang kini berharap Asteria menyetujui kemauannya.

Asteria kembali berpikir, memang menangis selama berjam – jam itu sangat melelahkan. Justin benar. Akhirnya Asteria menganggukan kepalanya.

"Yaudah, besok pagi aja. Tapi kita mau nginep dimana?"

"Apartemen gue. Kebetulan lokasinya gak jauh dari sini."

Justin memang memiliki Apartemen di kota ini. Apartemen itu dia beli secara diam – diam, dia jadikan Apartemen itu sebagai tempat dia berlari jika sudah pusing dengan pekerjaannya.

Asteria tidak langsung menjawab. Ya perempuan mana yang akan langsung mengiyakan datang ke tempat laki – laki, setelah dia tidak sengaja tidur bersama dengan laki – laki itu?

"Gue enggak akan macam – macam kok, Bel. Beneran." Lanjut Justin, meyakinkan Asteria bahwa dia tidak akan melakukan hal – hal yang di takutkan oleh Asteria.

Lagipula Justin tidak sejahat itu, memanfaatkan situasi ketika Asteria sedang sedih. Tujuan dia membawa Asteria ke Apartemen tersembunyinya, yaitu untuk Asteria menganti pakaian basahnya itu dengan pakaian miliknya. Memang akan kebesaran, tapi tidak apa – apa, yang penting Asteria tidak kedinginan lagi.

"Oke." Jawab Asteria singkat, dia sudah kehilangan energinya.

**

"Masuk, Bel."

Justin mempersilahkan Asteria untuk masuk ke Apartemennya. Asteria melihat sekeliling Apartemen Justin, memang Apartemen ini tidak sebesar milik Justin yang biasanya Asteria selalu datangi. Namun entah kenapa, Asteria lebih suka Apartemen Justin yang ini?

Hi, Husband!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang