25. Love (1)

125 27 10
                                    

Jinan menyelinap masuk ke dalam kamar inap Asteria, sebelum dia masuk dia bahkan sudah memastikan bahwa Asteria tidak ada yang menemani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jinan menyelinap masuk ke dalam kamar inap Asteria, sebelum dia masuk dia bahkan sudah memastikan bahwa Asteria tidak ada yang menemani. Sepasang matanya kini melihat Asteria yang sedang berbaring dengan mata yang tertutup. Sengaja Jinan datang ketika malam hari, agar tidak ada yang mengetahui kedatangannya.

Jinan memang masih merasa kecewa akan sebuah fakta bahwa Asteria adalah istri sah dari sepupunya, namun Jinan tidak bisa menahan diri untuk melihat kondisi Asteria saat mengetahui Cafe dan Toko bunga Asteria terbakar. Pikirannya bahkan terus menerus tertuju pada Asteria, membuat Jinan tidak fokus terhadap hal apapun.

Jinan menghebuskan napas dengan kasar, dia pandangi wajah Asteria dengan tatapan yang sendu. Tangan Jinan kini tergerak menuju anak rambut Asteria yang terlihat mengganggu kelopak mata Perempuan itu, dia singkirkan anak rambut itu dengan perlahan.

Jinan sudah berusaha seperlahan mungkin menyingkirkan anak rambut itu tapi tetap saja kelopak mata Asteria mulai terbuka dengan perlahan. Perempuan itu kini menatapnya.

"Mas Jinan?" Panggil Asteria pada Jinan yang sedang menunjukan rasa terkejutnya.

"Iya." Balas Jinan singkat.

"Mas Jinan datang jengukin aku?" Perempuan itu kini bertanya.

"Hm. Cepat sembuh." Kata Jinan yang membuat Asteria mengembangkan senyumnya.

"Makasih, Mas,"

"Tidur lagi, Asteria. Sudah malam." Perintah Jinan pada Asteria, disertai dengan tangan jinan yang mulai mengelus – elus kepala Asteria dengan lembut.

Asteria menganggukan kepala, perlahan kelopak mata itu kembali menutup, elusan tangan Jinan ternyata sangat berpengaruh. Jinan juga mendengar dengkuran halus dari perempuan itu.

Jinan sangat ingin berlama – lama berada di samping Asteria, namun Jinan tidak bisa melakukannya. Jinan benar – benar tidak ingin ada orang yang tahu bahwa dia menjenguk Asteria, meski tadi Asteria bangun, Jinan juga tidak yakin bahwa Perempuan itu akan ingat.

"Saya pulang dulu ya, Asteria. Semoga cepat kembali sehat dan semoga kamu selalu dilindungi. Saya cinta kamu." Kata Jinan yang bahkan ucapannya itu tidak akan terdengar oleh Asteria.

Cup!

Jinan mencium kening Asteria sebagai tanda perpisahan. Kemudian Jinan membawa tubuhnya menjauh dari Asteria. Sebelum keluar dari ruangan, Jinan kembali berbalik, dia memandang kembali perempuan itu yang kini sedang tertidur pulas.

Drrt ... Drrt ..

Ponsel Jinan yang berada di saku jaketnya kini bergetar. Dia ambil Ponsel tersebut dan melihat nama yang tertera pada layar ponselnya.

Merasa Jinan harus sesegera mungkin mengangkat panggilan pada ponselnya, Jinan benar – benar melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Asteria.

"Ya?" Jinan mengangkat panggilan masuk pada ponselnya namun dia sama sekali tidak menghentikan langkahnya.

Hi, Husband!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang