Bab 17 | Arshaka: KISS 💋

383 70 112
                                    

Ini nih yang kalian tunggu-tunggu xixixi

Kasih warning dulu ah ⚠️

Happy Reading ❤️

🍁🍁🍁

Akhirnya weekend tiba. Sabtu, hari pertama pameran elektronik di atrium Galaxy Town Square. Ada sekitar tujuh toko elektronik yang mengikuti pameran ini.

Sebelumnya aku sudah memasang iklan di website resmi kami, tidak lupa di akun media sosial. Banyak promo yang kami tawarkan. Benar saja, pameran ramai pengunjung seperti dugaan.

Dalam hari ini saja sudah sebelas unit water heater yang terjual, karena kami menawarkan free pemasangan unit. Penjualan cup sealer dan frying machine juga lebih dari sepuluh unit karena kami memberikan diskon sebesar sepuluh persen.

Untuk peralatan elektronik rumah tangga seperti penanak nasi, dispenser, air fryer, dan lain-lain dari berbagai merk juga terjual cukup banyak karena juga ada diskon.

Kami juga mendapat pesanan kitchen set, yang meskipun tidak ada promo, tetapi ada yang berminat setelah mendapat rekomendasi dari customer kami terdahulu.

"Alhamdulillah ya, Bos! Nggak sia-sia sewa tempat mahal-mahal," ucap Diki penuh syukur.

Pameran usai pukul sepuluh malam, sesuai dengan jam operasional Mall. Tampak wajah-wajah letih karyawanku usai bekerja kurang lebih dua belas jam. Melihat kerja keras mereka, kurasa aku harus memberi upah lembur dua kali lipat.

🍁🍁🍁

Aku langsung pulang. Karena ini malam minggu, jalanan cukup padat. Begitu sampai di rumah, langsung kuparkirkan mobilku di garasi. Aku baru akan menutup pagar ketika kulihat mobil berwarna abu-abu berhenti di depan rumah Nala. Aku bertanya-tanya karena ini baru pertama kalinya aku melihat mobil itu.

Tak berapa lama Nala turun dan yang membuatku terkejut dia membanting pintu mobil dengan keras. Ketika mobil itu pergi, kuperhatikan Nala. Bahunya naik turun dan wajahnya merah padam. Sepertinya Nala sedang murka.

"Cil," panggilku. Nala menoleh. Kulihat mata gadis itu berkaca-kaca. Tanpa pikir panjang aku lalu mendekatinya.

Nala langsung memelukku erat. Isakan kecil terdengar. Lama-lama makin keras. Aku tak mengerti apa yang terjadi pada gadis ini. Aku balas memeluknya, kusalurkan kekhawatiran yang kurasakan lewat dekapanku.

Kuusap kepala belakang Nala dengan lembut. Dia mulai tenang, isakannya tak terdengar lagi. Kemejaku sudah basah oleh air matanya. Tapi aku tak peduli. Aku lebih mempedulikan apa yang membuat Nala menangis seperti ini.

Cukup lama kami berada dalam posisi saling berpelukan. Setelah Nala tenang, dia melepaskan pelukannya. Air mata di wajahnya sudah kering. Dia berusaha tersenyum. Bahkan dengan mata bengkak dan hidung merah, Nala masih terlihat cantik. Apakah sedikit ciuman bisa menghiburnya?

"Kak...," ucap Nala lirih. Aku terpana. Kuraih lembut wajahnya lalu kukecup bibir Nala yang sedikit terbuka.

Nala terkejut karena pastilah ini ciuman pertamanya. Begitu dia memejamkan mata, aku mulai melumat bibir manisnya dengan lembut. Bisa kurasakan dia berusaha mengimbangi ciumanku meski kaku. Aku tersenyum di sela-sela ciuman kami. Dadaku bergemuruh. Kurasa aku sudah jatuh hati pada bocah gila ini.

Akhirnya aku melepaskan tautan bibir kami. Kusentuh bibirnya yang sedikit bengkak. Nala mendongak.

"Kak, mau lagi!"

"Kak, mau lagi!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sad Things About Renala [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang