Prolog

4.1K 155 3
                                    

"Mau lo apa sih?" tanyanya penuh emosi

"Jawab!"

Sedangkan sang empu hanya terdiam sembari menunduk.

Brak!

Zee memukul meja dengan keras.

"JAWAB ANJING! LO PUNYA MULUT KAN?!" ucap Zee menaikkan nada bicara.

"M..maaf" jawabnya

Zee berdecih lalu ia menghampiri Adel, ia tanpa rasa belas kasihan langsung mencengkram erat dagu Adel dan memaksanya untuk melihat dirinya.

"Maaf lo bilang?"

"Udah berapa kali gua bilang sama lo, gausah deket deket cowok lain" ucap Zee penuh penekanan

"t..tapi k..kak..hmmphh" ucapan Adel terpotong saat Zee dengan cepat mencium bibirnya brutal.

Zee pun melepaskannya, lalu ia dengan kasar menarik lengan Adel membawanya keruangan kosong.

Zee menyuruh untuk Adel duduk di kursi yang tersedia di ruangan itu.

"Duduk situ" ucap Zee

"Kak.. aku mau di a..apainn" tanya Adel, matanya pun mulai memerah

"Gausah banyak tanya" jawab Zee

Adel hanya menurut, lalu ia duduk di kursi tersebut. Setelah Adel sudah duduk di kursi Zee mengambil sebuah tali dan borgol.

Zee memborgol lengan Adel.

"Hiks.. kakk.. lepasin.. sakit" rintih Adel

"Shut the fuck up" jawab Zee dan ia kembali mencium bibir Adel dengan ganas.

"Hngghh hmphh"

"Hah hah hah" nafas Adel terengah-engah saat Zee melepaskan ciumannya.

"Lo tau apa kesalahan lo?" tanya Zee dihadapan muka Adel

Adel hanya mengangguk dan menangis, ia tidak bisa berbuat apa-apa kalau Zee sudah marah padanya.

"Maka terimalah hukumannya" ucap Zee, lalu ia merobek baju Adel dan membuangnya sembarang.

"Kak.. hikss.. maafin.. akuu" jawab Adel

Zee tak menjawab ia malah lanjut membuka seluruh pakaian.

"Kak dinginn.. hiks" ucap Adel kembali menangis

Lagi dan lagi Zee tak menjawab melainkan ia malah mengambil tali lalu ia mengikat kan nya pada tubuh Adel agar tidak banyak bergerak. Setelah selesai Zee mengambil sebuah botol kaca lalu membanting hingga botol itu pecah berkeping-keping, dan Zee mengambil salah satu serpihan kaca tersebut. Ia mengetes nya terlebih dahulu pada tangannya dan ternyata tangannya langsung berdarah menandakan bahwa serpihan yang ia ambil itu sangat tajam.

"Lo bisa liat kan?" tanya Zee sambil melihat kan goresan yang ia buat pada Adel.

"Kak, mau ngapain kak, aku mohon jangan kak..." ucap Adel sambil menggelengkan kepalanya.

Zee kemudian menghampiri Adel lalu ia berdiri dihadapannya, tangannya mulai beranjak mengelus pipi Adel.

"Aku sebenernya gamau ngelakuin ini, tapi karena kamu bandel, jadi terimalah konsekuensinya" ucap Zee lalu tangannya mengambil serpihan kaca tadi dan mulai menggoreskan nya di dada bagian kanan Adel.

"ARGGHHH KAKK, SAKITT...HIKSS" teriak Adel

"KAKK... UDAHHH.. HIKSS, KAK..."

Zee menghiraukan ucapan Adel ia lanjut membuat karyanya disana, Zee kemudian tersenyum puas saat ia sudah selesai melukai Adel, dan juga puas melihat karyanya.

"Perfect"

Zee menggambar sebuah huruf di dada kanan Adel, dan huruf yang Zee gambar adalah huruf 'Z'.

"Sebagai tanda, kalo kamu cuma punya aku seorang" ucap Zee.

Dan tanpa rasa jijik, ia menjilat darah Adel yang masih tersisa dibagian dadanya.

"Manis"

Adel meringis menahan perih, ini benar-benar menyiksanya. Dan lama kelamaan matanya mulai memburam dan saat itu juga Adel pingsan karena ia lumayan cukup banyak kehilangan darah.

Tapi Zee seolah tak peduli, ia meninggalkan Adel di ruang kosong tersebut dan pergi entah kemana.

••••••••••••••••••

TO BE CONTINUE!

ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang