13 (R.I.P)

953 63 3
                                    

Siang harinya Zee dan Adel sedang makan siang di restoran, kemudian Adel mendapat telepon dari Om fery.

Begini isinya

"Del.."

"Kenapa om? ada masalah? suara om ko beda? abis nangis?" tanya Adel bertubi-tubi

"Del... maaf del... maafin om"

"Huh? kenapa sih om? minta maaf kenapa?"

"Maaf del... Om ga bisa jaga nenek dengan baik, nenek meninggal del..."

Bagai tersambar petir disiang bolong, Adel langsung terpaku tak percaya, Adel yang lemas pun tak sengaja menjatuhkan handphonenya.

Zee yang merasa tak beres pun langsung mengambil kembali handphone Adel.

"Halo om, ada apa?" tanya Zee

"Nenek... meninggal Zee" jawab om fery

Zee pun langsung tersentak, ia pun sama terkejutnya dengan Adel dan Zee langsung menutup telepon tersebut.

Seketika mata Adel pun mulai berkunang-kunang perlahan pandangan nya mulai gelap, dan ia pun pingsan.

Zee dengan cepat langsung membayar makanan mereka dan langsung pergi saat itu juga ke rumah nenek Tina.

Beberapa jam perjalanan Adel kemudian tersadar dan ia sudah berada di mobil.

"Kazii kita kemana?" tanya Adel

"Kamu lupa?" tanya balik Zee

Adel pun seketika langsung teringat tadi ia kenapa bisa pingsan gara-gara mendapat kabar dari om fery bahwa sang nenek telah berpulang pada maha kuasa.

Adel langsung menangis ia tak tahu setelah ini hidupnya akan jadi seperti apa jika sang nenek tidak berada di sisinya.

Zee langsung menggenggam tangan Adel lalu mengecupnya untuk menenangkannya.

"Tenang ya sayang, bentar lagi kita sampe" ucap Zee lalu mengelus lengan Adel yang bergetar.

Tak lama akhirnya mereka berdua sampai di rumah nenek Tina dan sudah banyak orang disana. Adel lalu melepaskan sabuk pengaman dengan cepat dan lari kedalam rumah.

Zee tidak bisa mencegah ia mengerti rasanya kehilangan dan ia pun segera menyusul kedalam.

"Nenek!" ucap Adel sambil menghampiri jasad sang nenek yang sudah terbujur kaku. Adel memeluk jasad sang nenek dengan erat.

Zee pun menghampiri Adel.

"Sayang, kamu tenang dulu ya, jasad nenek mau di kuburin kamu mending gausah ikut ya? kakak takut kamu kenapa-napa" ucap Zee

"Ngga kak, aku mau ikut" kekeuh Adel

"yaudah kamu hapus dulu air mata kamu, kita anter nenek ke tempat peristirahatan nenek yang terakhir ya sayang" jawab Zee

Adel hanya mengangguk pasrah sambil membatin

"Aku benci perpisahan, aku benci!" batin adel

"Kenapa? kenapa harus aku yang ngalamin lagi untuk yang kesekian kalinya?"

"Tuhan? kenapa? dunia ini ga adil buat aku?"

Zee pun membopong tubuh Adel yang lemas untuk mengantar menguburkan jenazah nenek.






Tak terasa acara pemakaman pun sudah selesai semua orang sudah kembali kerumahnya kecuali yang tersisa hanya Adel, Zee, dan Om fery.

Tadi juga Zee sempat mengabari sang mama bahwa nenek Tina meninggal, dan mereka sedang berada dalam perjalanan.

"Kak..." lirih Adel

Zee pun menengok ke arah Adel ia lalu merentangkan tangannya dan Adel pun langsung memeluk Zee dengan erat dan ia kembali mengeluarkan tangisnya disana.

"Sayang, dengerin kakak ya? walaupun nenek udah gaada, tapi nenek selalu berada dihati kamu"

"Jangan pernah ada kata benci perpisahan, pertemuan maupun perpisahan sudah menjadi kebiasaan manusia"

"Di dunia ini kita belajar untuk menjadi orang yang kuat, dan tidak pernah mengeluh"

"Ikhlasin ya? pelan-pelan aja dulu, pasti kamu bisa, mending sekarang kita pulang ya" ucap Zee panjang lebar

Adel kemudian mendongakkan kepalanya dan menatap Zee.

"Makasih ka, udah selalu ada buat aku" jawab Adel

"Iya sayang, apapun itu aku akan selalu ada buat kamu" ucap Zee

"Yu kita pulang" lanjutnya dan diberi anggukan oleh Adel.

Akhirnya mereka bertiga pun kembali ke rumah dan beristirahat.

Pada dasarnya semua manusia akan pergi meninggalkan kita, termasuk kita sendiri. dan juga kita tidak pernah tau sampai kapan kita berada di dunia ini, intinya jangan pernah menyerah untuk memulai kehidupan yang baru.

••••••••••••••••••

TO BE CONTINUE!

besok lebaran idul adha, pada qurban ga?

ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang