Epilog (Weddings)

520 38 1
                                    

Setelah Adel sampai di taman belakang, ia menghampiri Zee yang sedang duduk di bangku taman sembari memainkan handphonenya.

"Kak" ucap Adel dan Zee langsung menoleh lalu menyimpan handphonenya, menyuruh Adel untuk duduk di sampingnya.

Setelah Adel duduk Zee menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. Lalu ia berbalik ke arah Adel dan mengambil tangan Adel untuk ia genggam.

"Agak serius dikit gapapa ya?" Ucap Zee dan Adel mengangguk

"Aku cuman mau minta maaf sebesar besarnya sama kamu, aku mengaku salah, karena dulu aku sudah melakukan kekerasan sama kamu, aku bener bener nyesel, dan gak mikirin apa resikonya, dan sekarang aku sadar bahwa waktu itu hubungan kita emang gak sehat, dan semakin kesini, aku mencoba memperbaiki diri dan menyelesaikan masalah dengan baik-baik. Aku tau permintaan maaf aku gak seberapa sama apa yang udah aku lakuin sama kamu" ucap Zee dengan matanya yang memerah dan juga berkaca-kaca.

"Aku gak masalah kalau kamu gak maafin aku, karena itu adalah hukuman buat aku" lanjutnya dan airmatanya mulai turun membasahi pipinya.

Adel tersenyum mendengar pernyataan tersebut, ia mengangkat tangannya dan menghapus air mata Zee dengan tulus.

Adel menatap dalam Zee dan berucap.

"Aku udah gak mikirin lagi soal itu, dan aku juga udah maafin kakak setiap kakak berbuat kekerasan sama aku, karena aku tau itu salah aku juga, yang gak bisa nurut sama kakak"

"Aku bukan orang yang pendendam kak, dan aku juga gak pernah diajarin untuk menjadi pembenci, Aku orangnya pemaaf dan bakal maafin semua kesalahan orang-orang mau sesulit dan seberat apapun itu aku pasti memaafkannya" jawab Adel sambil mengusap pipi Zee yang masih saja menangis.

"Tapi aku gak pantes untuk dimaafin del.... hikss" jawab Zee sesenggukan

"Mau seburuk apapun sifat seseorang terhadap kita, kita tetap harus memaafkannya. Dan aku gak akan pernah gak maafin kakak" ucap Adel

Zee merasa tersentuh, dan sangat sangat menyesal dengan apa yang telah ia perbuat, pemikiran Adel sangatlah dewasa padahal lebih muda darinya, tapi pemikiran dirinya (Zee) malah kekanak-kanakan. Sungguh berbanding terbalik.

Zee langsung memeluk Adel dengan erat, dan menangis lebih keras disana.

"Maaf.... Hanya kata maaf yang bisa aku sampaikan..... aku mencintaimu" ucap Zee

Adel mengusap kepala Zee.

"Suttt, jangan nangis ah, malu udah gede" jawab Adel.

"Hikss.... Nggaaa huaaaa...."

"Sttt iya iyaa, udah ah, kita sarapan dulu, aku suapin ya?" Ucap Adel dan Zee mengangguk lalu ia mendongak ke arah Adel dan Adel dengan senang hati menghapus air mata Zee.

"Tuhkan mata kakak jadi sembab gini" lanjut Adel.

"Ahhhh, udahh ah, jangan ngeledekin aku terus" jawab Zee

"Hahahaha iya iya, yaudah ayo masuk" ucap Adel.





Hari sudah siang, dan kini Adel dan Zee dan keluarganya yang lain sudah berada dalam pesawat.

Sedangkan Zee dan Adel sedang tertidur pulas sambil menggenggam tangan satu sama lain.

Satu jam telah berlalu dan mereka kembali tiba di kota Jakarta. Mereka langsung kembali ke rumah masing-masing, tapi Shani ikut ke rumah Mama Ellen karena ada Gracia.

Saat ZeeDel sampai di rumahnya, mereka langsung menaruh barang-barang dan mengeluarkan pakaian kotornya.

Zee langsung duduk di sofa, kemudian merebahkan badannya yang terasa sangat pegal.

ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang