19.

136 18 9
                                    

Mama Yena selalu ingin memiliki keluarga yang hangat. Keluarga yang saling mencintai satu sama lain. Keluarga yang nggak akan membuat satu sama lain terluka.

Tapi, Mama Yena masih belum bisa keluar dari kubangan neraka buatan keluarganya sendiri di masa lalu.

Mama Yena yang masih terbayang-bayang dengan kehidupan menyedihkannya sendiri itu, kesulitan merangkai alur cerita pada kehidupannya sendiri.

Ibunya diselingkuhi. Sang ayah membawa anak dari wanita lain ke rumah mereka. Dan itu adalah mimpi buruk yang harus Mama Yena hadapi saat keluarga mereka sedang berada di puncak kejayaan. Ayahnya berkhianat saat mulai mendapatkan kekayaan.

"Jeremy sangat lucu. Lihat, dia sangat mirip denganmu."

"Dia mirip denganmu, jadi orang lain nggak akan sadar jika dia bukan anakmu." Kalimat yang pernah ayahnya ucapkan untuk sang ibu mendadak terngiang di kepala Mama Yena.

"Astaga, baby sepertinya mengenali mamanya. Sayang, Jeremy sangat cantik."

"Dia mengenalimu sebagai Ibu. Rawat dia dengan baik dan jangan banyak tanya."

Tubuh Mama Yena menegang. Ditatapnya wajah Jeremy kecil yang terlelap. Bayi itu, bayi yang ada dalam dekapannya itu ... Mama Yena merasa takut tanpa alasan. Saat menatap Jeremy, dia kehilangan ikatan seorang ibu pada anaknya.

"Is he really my son?" Pertanyaan itu mendadak hadir.

Bertambah hari. Bertambah waktu. Dan setiap detik bertambah, rasa cemas yang Mama Yena miliki semakin menjadi-jadi. Pikirannya sendiri memengaruhi segala kegiatan. Mama Yena meragukan jika Jeremy adalah putranya sendiri.

"He's not my son! He's not my son! It's your mistress son!"

Sayangnya, Papa Yosa terlambat menyadari perubahan itu. Saat Papa Yosa mencoba membantu, Mama Yena sudah berada dalam kondisi terburuk miliknya. Dia membenci dan takut jika Jemmy akan merebut apa yang anak-anaknya miliki.

"Aku tidak tahu harus meminta tolong pada siapa lagi jika bukan pada kalian. Tolong, jaga Jemmy untukku selama masa pengobatan Yena."

Berada di dekat Mama Yena hanya akan membuat Jeremy dalam bahaya. Walau kadang Mama Yena bisa ingat dan menyesali apa yang terjadi, tapi akan ada lebih banyak hal-hal buruk yang terjadi. Entah untuk Jeremy, atau untuk Mama Yena, menjauhkan keduanya untuk sementara adalah kondisi yang Papa Yosa dapat pilih saat itu. Jeremy dititipkan pada keluarga Saka dengan dalih keadaan Kala yang terus memburuk.

Kondisi Mama Yena yang nggak stabil membuatnya menyakiti Kala untuk mencari perhatian. Mama Yena membenci Jemmy, tapi menjauhkannya dari Kala hanya akan memperburuk keadaan.

"Papa akan jemput Jemmy nanti. Jemmy main-main sama Saka dulu, ya?"

Jemmy kecil tentunya hanya bisa mengangguk saja kala itu. Dia akan dijemput—dan ya, dia memang dijemput untuk pulang beberapa hari sebelum diantar lagi ke rumah Saka untuk tinggal selama beberapa bulan. Selalu seperti itu sampai dia memasuki kelas enam SD.


Jemmy nggak pernah benci Papa Yosa ataupun Mama Yena. Karena Mama selalu berkata, "Mama Yena sayang sama Jemmy. Papa Yosa juga. Cuma, Mama Yena lagi sakit sekarang. Kalau Jemmy mau cepat-cepat kumpul sama keluarga Jemmy lagi, Jemmy doakan Mama Yena biar cepat sembuh, ya?"

Setiap pagi dan malam, sebelum tidur dan saat bangun pagi, Jemmy selalu mendoakan kesembuhan Mama Yena. Dia nggak pernah absen dalam mendoakan mama kandungnya itu.

Karena Jemmy juga merindukan keluarganya. Sebaik apa pun keluarga Saka pada Jemmy, Jemmy tetap ingin berada di tengah keluarganya sendiri.

"Jemmy mau nggak makan siang sama Mama? Nanti Papa dan saudara-saudara Jemmy akan datang juga."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Wicaksana •√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang