senang mendengarnya.

16 2 0
                                    

🌟🌟🌟

cobalah menghargai orang yang selalu ada untuk mu? ingat mereka juga manusia, bisa berubah kapan pun ketika mereka sudah lelah dengan keadaan, hargailah sebelum dia pergi meninggalkan mu, ingat penyesalan selalu datang di akhir, bukan di awal seperti pendaftaran.

- Alvaro Mahendra.

🌟🌟🌟

Mahen pun sudah tiba di rumah, Dengan keadaannya yang basah kuyup terkena hujan.

"Assalamualaikum."

ceklek.

"Waalaikumsalam."

"Kenapa baru pulang? Kamu ga ingat ini sudah jam berapa? Jangan lupa sama waktu, Liat arsya nungguin kamu dari tadi Alvaro Mahendra."

"M-maafin mahen mah, Tadi mahen ada kendala di jalan, Sekarang arsya masih tidur ya mah?"

"Kamu lihat saja sendiri."

Mahen pun memasuki rumahnya, Ia menunju ke ruang tamu, Melihat arsya tertidur pulas di sofa, Mahen merasa iba, Ia pun mendekati arsya.

"Arsya, Maafin kak mahen ya? Gara-gara kak mahen kamu jadi ketiduran kaya gini." Ia pun mengelus puncak kepala arsya dengan lembut.

Arsya pun terbangun karena merasa terusik, Yang ia lihat adalah mahen yang sedang berusaha membangunkan nya.

"Emm, Kak mahen? Maafin arsya ya, Arsya ngantuk nungguin kak mahen tadi."

Mahen pun tersenyum tipis, Mahen pun mengelus puncak kepala Arsya dengan lembut "Kak mahen yang harusnya minta maaf sama arsya, Maafin kak mahen ya?"

"Emm, Arsya ga marah sama kak mahen, Kak? Kak mahen kehujanan yaa?"

Arsya menyadari baju mahen yang basah, seperti nya ia kehujanan di jalan "Emm, Iya kak mahen ga sengaja kehujanan tadi."

"Kak mahen ganti baju dulu sana, Arsya takut kak mahen sakit, Nanti arsya sendirian." Setelah itu ia menarik tangan mahen menuju kamarnya, dan menyuruh mahen mandi dan ganti baju.

20 menit berlalu...

Mahen sudah rapih, Sekarang mahen turun kebawah untuk mengajari arsya matematika.

"Arsya, ayo belajar matematika."

"Ayo kak."

Mahen mengajari arsya dengan telaten, Tidak pernah memarahi walaupun arsya masih belum paham, Ia selalu mengajari arsya sampai arsya benar' paham dengan materi yang ia berikan.

"Kak, Arsya boleh nanya?"

"Hm, Arsya mau tanya apa?"

"Tadi arsya telepon kak mahen, Tapi kok yang angkat perempuan? Dia pacar nya kak mahen ya?"

"Emm, Bukan arsya, Dia temen nya kak mahen di sekolah, Kenapa arsya suka ya?"

"Engga kak, Arsya penasaran aja sama temen nya kak mahen, Namanya siapa kak?"

"Namanya caramella, Kamu panggil nya kak amel ya."

Alvaro MahendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang