dont forget to FOLLOW buat yg belom!
VOTE dulu sebelum baca!!
***Jennie memasukkan ponselnya ke dalam tas, setelah dirinya mengirim balasannya pada Yoongi. Hari ini adalah hari libur, dan pria itu mengajaknya untuk pergi mengunjungi Eommanya. Tentu saja, Jennie menyetujuinya, sudah beberapa hari ia tidak mengunjungi sang Eomma.
Setelah menyemprotkan parfum di tubuhnya, Jennie pun siap. Ia pun berdiri, dan segera keluar dari apartemen. Gadis itu menghampiri Yoongi di lobby.
"Hai, maaf harus menunggu lama."
"Tidak lama.." Yoongi menyambut Jennie dengan senyuman, "sudah siap?"
Jennie mengangguk. "Ayo!"
Dua orang itu pun pergi meninggalkan lobby untuk menuju mobil, sebelum berkendara menuju rumah sakit.
**
"Apakah tidak masalah kita meninggalkan Eomma sekarang?" tanya Yoongi. Mereka telah menemani Eomma hampir setengah hari. Kini, Pria itu berdiri di samping Jennie, saat Jennie mengusap lembut kepala sang Eomma.
"Hm. Kita bisa pulang, perawat akan menemaninya." Jennie tersenyum sendu, "kondisinya tidak pernah stabil lagi.. seminggu terakhir, tiga kali aku berada di sini sampai tengah malam, menemaninya melewati masa kritisnya. Aku tidak bisa menemaninya sepenuhnya, karena rumah sakit memiliki jam besuknya sendiri."
Yoongi menghela napasnya, mengangguk pelan. Ia turut merasakan kesedihan Jennie. "Jennie, kau tahu, kau bisa menghubungiku kapan saja.. lain kali, telepon aku, aku bersedia menemanimu di sini, menjaga Eommamu." Ucap pria itu tulus.
Jennie menatap pria itu, mendapati kelembutan dari tatap mata dan tutur bicaranya. Ia tersenyum, hanya membalas dengan anggukan. Tentu saja ia sadar, pria ini entah bagaimana selalu mencoba menunjukkan perhatian, melalui panggilan di malam-malam, pesan-pesan pengingat makan siang, dan kini, menemaninya menjenguk Eomma di saat senggang. Namun, Jennie tetap menganggapnya teman. Ia tidak tertarik pada hubungan percintaan untuk sekarang, baginya, satu-satunya prioritas adalah Eommanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐥𝐞𝐞𝐩 𝐏𝐚𝐫𝐭𝐧𝐞𝐫
Fanfiction"Mr. Kim, 50 juta won, dan anda bisa memiliki tubuhku.." Jennie menyentuh telinga Taehyung ragu-ragu. Berada di bawah pesona gadis indah nan seksi itu, Taehyung tidak bisa menolak. Menelan susah ludahnya, ia pun mengangguk. "Aku akan mengirimkannya...