27. Claire Merindu

2.6K 337 126
                                    

don't forget to FOLLOW buat yg belum!VOTE dulu sebelum baca!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

don't forget to FOLLOW buat yg belum!
VOTE dulu sebelum baca!!

***

Air mata Jennie menetes tidak terkendali, melihat dua bola mata sang Eomma yang kini terbuka kembali. Oh, tidak ada yang tahu, betapa bersyukurnya Jennie mendapat kabar ini di malam hari. Panggilan dari Perawat Nam, yang memberitahu bahwa Eommanya telah sadar!

Jennie tanpa berpikir panjang, bahkan setelah ia kelelahan menyelesaikan pekerjaan, dan baru tiba di malam hari, ia tetap segera datang ke rumah sakit, melihat langsung kondisi sang Eomma. Meskipun wanita itu hanya bisa menatapnya, tanpa membuka mulutnya untuk bersuara, Jennie sudah sangat senang. Melihat Eommanya menatapnya, membuat nyawanya seolah kembali, setelah berkelana ketakutan. Ia seolah mendapat kekuatan, hanya dengan tatapan itu.

"Eomma.." suara Jennie terdengar serak, tidak bisa menyembunyikan haru kala melihat mata sang Eomma tidak teralih sedikitpun darinya.

Tangan Jennie menggenggam erat tangan sang Eomma, menciuminya berkali-kali, mencoba meyakinkannya, bahwa ia akan selalu ada di sampingnya untuk menemaninya.

Bibir sang Eomma perlahan membentuk senyuman, meskipun wanita itu tidak mengucapkan sepatah kata. Tangis Jennie pecah melihatnya. Eommanya benar-benar sadar! Eommanya benar-benar mengenalnya!

Di belakang Jennie, Perawat Nam tidak sedetikpun meninggalkan sisinya. Wanita paruh baya itu menemani Jennie, sejak kesadaran Eommanya, ikut menyaksikan haru antara Ibu dan anak yang telah begitu lama tidak berjumpa. Penantian Jennie, akhirnya dibayar dengan kesadaran sang Eomma!

"Eomma, ada yang sakit? Atau, Eomma mau sesuatu?" Jennie terus menawarinya, melakukan perannya sebagai anak, semampunya.

Sang Eomma menggeleng pelan. Genggaman tangan wanita itu sedikit mengerat.

Jennie tersenyum. "Eomma, aku sangat merindukan Eomma.. setiap hari, aku berdoa untuk kesadaran Eomma, dan akhirnya.. aku.. tidak tahu bagaimana cara menjelaskan betapa senangnya aku sekarang, Eomma.. terima kasih, karena Eomma terus bertahan.."

Mendengar ungkapan tulus Jennie, Perawat Nam merasa tersentuh. Wanita paruh baya itu pun turut mendekat, mengusap bahu Jennie, menunjukkan dukungannya

"Eommamu tahu.. kalau kau adalah gadis kuat dan sangat berbakti.. Eommamu pasti bertahan sejauh ini dan berjuang untuk kesadarannya, demi dirimu.. selamat, ya."

Jennie mengangguk, menoleh ke arah Perawat Nam, dan menunjukkan binar mata seolah berkata 'terima kasih'.

"Setelah ini, dokter akan mengunjungi Eommamu.. ayo, kita keluar dulu, hum? Biarkan dokter memeriksanya.."

Jennie mengangguk, menggenggam tangan Eomma sekali lagi, dan berkata lembut. "Eomma, Jennie di luar, ya? Eomma mau diperiksa sama dokter, jangan takut.. Jennie akan keluar sebentar. Kalau dokternya sudah pergi, nanti Jennie masuk lagi, ya?"

𝐒𝐥𝐞𝐞𝐩 𝐏𝐚𝐫𝐭𝐧𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang