R o F (13)

418 59 6
                                    

Happy Reading!!


•••


"Sooji aku akan menemanimu dan aku akan selalu berada di sisimu sampai kau benar-benar sembuh, dan aku akan membantumu untuk dekat lagi dengan Baek Harin, teman masa kecil mu itu." batin Doah sambil membuka pintu kamar Sooji secara perlahan

Doah kini sudah keluar dari kamar Sooji, dan mencari paman Sung untuk berpamitan pulang padanya.

"Kau sudah kembali nak Doah? Apakah kau akan pulang sekarang?" tanya paman Sung

"Ya paman aku akan pulang sekarang sebentar lagi akan malam dan aku sudah memesan taksi, Sooji juga sudah tertidur mungkin efek dari obat demam itu." sambung Doah

"Kalau begitu terimakasih nak Doah karena telah menjenguk Sooji hari ini, sepertinya Sooji benar-benar senang dijenguk oleh nak Doah. Terimakasih telah menyuapinya dan memberinya obat."

"Dengan senang hati paman, jika paman membutuhkan sesuatu hubungi saja aku paman. Nomorku ada di handphone Sooji, kalau begitu aku pamit dulu paman." sambil tersenyum kepada paman Sung

"Baiklah jika nak Doah ingin pulang, paman antarkan sampai gerbang." diangguki oleh Doah

Ayah Sung mengantarkan Doah sampai gerbang, baru saja sampai gerbang kebetulan taksi yang di pesan Doah juga sudah datang.

"Paman itu taksi pesanan ku, kalau begitu aku masuk dulu. Sampai jumpa paman." sambil melambaikan tangan

"Baiklah hati-hati nak Doah, sampai jumpa." ayah Sung juga melambaikan tangannya pada Doah ketika Doah menaiki taksi itu

Ayah Sung menunggu taksi itu sampai benar-benar jejaknya hilang dari hadapannya.

"Ternyata nak Doah baik sekali, aku baru melihat Sooji kembali bahagia setelah Sooji berpisah dari Harin. Maafkan ayah nak karena ayah telah memisahkan mu dari Harin, jika itu bukan karena takdir mungkin ayah akan mengubah waktu di masa lalu agar anak pertama Tuan Baek tidak menyelamatkan mu dan ayah lah yang akan menyelamatkan mu pada waktu itu." batinnya sambil memasuki rumah

••

Malam, Rumah Ayah Baek.

Harin hari ini sangat bersantai dihalaman belakang rumahnya, dia benar-benar menikmati kebolosan nya itu. Di rumah saja Harin hanya menyalakan rokok lagi dan lagi. Baru ingin menyalakan rokoknya lagi, ayahnya datang menghampirinya. Ayahnya baru saja pulang dari kantor.

"Ayah mendengar dari nenekmu bahwa kau bolos sekolah hari ini Harin, kenapa?"

"Aku hanya malas sekolah saja ayah, lagian sekolah itu juga milik kita. Aku hanya sesekali bolos seperti ini." jelas Harin

"Justru itu, kau pemilik sekolahnya. Untuk apa bolos seperti ini?"

"Apa seorang pemilik sekolah tidak boleh bolos? Aku juga sudah mengatakan pada pak Im kalau aku pergi karyawisata bersama keluarga untuk beberapa hari."

"Ah baiklah itu terserah kau Harin, ayah tidak bisa melarang mu. Tapi kau tidak lupa kan pada dendam itu?"

"Aku tidak lupa ayah, tenang saja." sambil menghembuskan asap rokoknya

REVENGE OR FRIENDSHIP (PYRAMID GAME) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang