R o F (19)

470 64 6
                                    

Happy Reading!!

•••


Malam ini Harin dan Doah menginap di rumah sakit, ayah Sung sebenarnya sudah meminta mereka untuk pulang ke rumah saja, tapi mereka memaksa ingin menginap di rumah sakit untuk menemani Sooji.

"Nak Harin dan nak Doah sebaiknya kalian pulang ke rumah saja, pasti kalian sangat lelah. Besok kalian harus bersekolah." ucap paman Sung

"Tidak paman, kami akan di sini saja. Aku sudah meminta izin kepada ibuku bahwa aku dan Doah tidak akan bersekolah. Aku akan menemani Sooji disini saja." jelas Harin

"Kau yakin Harin? Kau sepertinya lelah sekali." ucap Doah yang melihat Harin begitu berantakan

"Aku yakin." Harin tersenyum

"Baiklah nak jika itu yang kalian inginkan, paman tidak akan memaksa. Paman besok ada tugas yang sangat wajib untuk di hadiri. Apa kalian bisa menjaga Sooji untuk paman?" jelas paman Sung

"Ya paman kami akan menjaga Sooji di sini, paman tidak perlu khawatir." sambung Doah

"Baiklah kalau begitu, kalian tidurlah. Paman akan tidur di taman rumah sakit saja." yang di angguki Harin dan Doah

Pukul satu tengah malam, Harin belum tidur sama sekali sedangkan Doah sudah tidur dari tadi di bangku panjang. Harin hanya terus melihat Sooji lewat kaca luar ruangan Sooji,

Harin hanya menatap keadaan Sooji yang berbaring tanpa merespon apapun, di luar saja Harin hanya bisa mendengar bahwa mesin yang di pakai Sooji itu terus berbunyi.

"Sooji aku mohon sadarlah, belum sehari saja kau koma, aku sudah merindukanmu Sooji. Maafkan atas kesalahan ku Sooji, aku salah karena telah menuduh mu begitu saja, apakah kau tidak ingin kembali kepada teman masa kecilmu ini Sooji? Maafkan aku karena pada saat di rooftop aku terus menghembuskan asap rokok pada mu hampir berkali-kali, padahal aku tidak tahu jika asma mu pada saat itu sedang kambuh. Aku mohon maafkan aku Sooji, aku berjanji akan berhenti merokok demi mu Sooji." batin Harin sambil menangis kembali

Mendengar suara tangisan, Doah terbangun dan membuka kacamatanya lalu mengusap matanya yang masih terlihat buram.

Doah mencari-cari sosok yang tengah menangis itu, ternyata yang menangis adalah Harin. Doah berdiri dan mendekati Harin.

"Harin?" ucap Doah sambil memegang pundak Harin

"Doah? Kau terbangun? Pasti karena mendengar suara tangisanku, maafkan aku Doah." ucap Harin sambil mengusap air matanya

"Ah tidak, itu bukan karena mu Harin. Kemarilah."

Doah melebarkan tangannya memberi isyarat kepada Harin bahwa Doah ingin memeluk Harin dan Harin memenuhi isyarat itu.

"Menangislah Harin menangislah, aku tahu ini sangat menyakitkan. Jadi menangislah saja sepuas yang kau inginkan." Doah memeluk Harin begitu erat

"Doah, aku merindukan Sooji. Aku tidak bisa melihat Sooji dengan keadaan berbaring seperti ini, aku ingin Sooji segera sadar Doah. Jika waktu bisa di putar kembali, lebih baik aku saja yang berada di posisi Sooji." Harin menangis kembali karena rasanya sangat begitu menyakitkan

Doah yang mendengarkan ucapan Harin karena ingin menggantikan posisi Sooji, akhirnya Doah juga meneteskan air matanya.

"Harin, Sooji pasti akan sadar kembali. Sooji hanya membutuhkan istirahat saja. Sooji sepertinya sedang lelah, kau tahu Harin? Sooji selalu menyimpan dan memendam semuanya sendirian. Sooji tidak memiliki teman bercerita, makanya aku mengajukan diri ingin menjadi temannya kepada Sooji agar Sooji bisa memiliki teman untuk bercerita, tapi kenyataannya aku salah, Sooji masih menyimpan semuanya sendirian. Jadi biarkan Sooji beristirahat. Dunia memang terlalu kejam kepada Sooji, jika Sooji sudah cukup beristirahat, Sooji pasti akan sadar kembali." jelas Doah

REVENGE OR FRIENDSHIP (PYRAMID GAME) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang