Bagian 60

121 5 0
                                    

" Suami kepedesan malah diledekin, bantu tiupin kek!"

" Hah? Tiupin apanya?"

Mulut kepedesan minta ditiupin, apa yang mau ditiup? Ada-ada saja.

" Nih, tiupin mulutku"

Grace menghela nafas lalu menarik kursinya agar tepat berada dihadapan Kai."Deketan sini, biar aku tiupin"

Kai menarik kursi yang diduduki agar lebih mendekati sang istri. sesuai perintah Kai, Grace meniup-niup mulut suaminya yang nampak memerah akibat kepedesan.

" Mas, ini teh manisnya" Untung saja sang penjual segara datang membawa segelas es teh manis membuat Kai langsung meminumnya hingga tandas setelahnya ia bernapas lega.

" Masih pedes nggak?" Tanya Grace

" Udah lebih baik, kamu habiskan makananmu habis itu kita pulang" Lelaki itu mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah lalu keluar dari warung nasi Padang tersebut.

" Neng, ini uang kembaliannya" Ujar pria paruh baya itu seraya menyodorkan sejumlah uang kembalian Kai.

Grace melirik lembaran uang tersebut."Nggak usah dikembaliin, Uda. Buat Uda aja"

" Wah, makasih banyak ya neng, kayaknya suaminya orang kaya banget ya neng? Hebat bener"

Grace tersenyum tipis mendengar pujian tersebut."Bukan banget lagi, Da. Banget, banget, banget! Yaudah aku pamit dulu, permisi"

Berjalan kearah mobil, didalam sana sudah ada Kai yang duduk nyaman dikursi kemudi. Tak berselang lama setelah memastikan Grace memasang sabuk pengamannya mobil melaju kembali membelah jalanan.

Sebenarnya perut Grace masih terasa lapar, namun melihat Kai yang kepedesan selera makannya langsung hilang.

" Tadi kenapa makan sedikit? Katanya lapar?" Tanya Kai dengan pandangan masih fokus menatap kedepan.

Grace menoleh kesal."Emang laper, sekarang aja masih laper. Aku makan sedikit gara-gara kamu! Badan kekar, muka sangar tapi kepedesan sambel langsung teriak. Bikin orang panik, udah hilang pedesnya langsung ngajak pergi, coba kamu pikir gimana aku bisa makan banyak?" Cerocos Grace mengeluarkan uneg-unegnya.

" Kamu sendiri yang salah, kenapa pesen menu yang ada sambalnya? Udah tau, aku kurang suka pedes"

Dasar egois. Sudah salah, menyalahkan. Grace terdiam malas menanggapi perdebatan yang ujung-ujungnya dia yang disuruh minta maaf.

" Langsung pulang kerumah atau jemput anak-anak dulu nih?" Tanya Kai setelah beberapa saat hening.

" Ya jemput anak-anak dulu lah!"

" Santai dong sayang, marah-marah mulu, siapa tau kan kamu pengen berduaan gitu. Biarin aja lah mereka dirumah Omanya"

" Enak aja, ntar kalo Una nangis pengen nyusu gimana?"

" Tinggal kasih stok asi kan gampang"

" Dih! Nggak ada ya! Pokoknya ke rumah Mama dulu jemput anak-anak"

" Iya-iya" Jawab Kai pasrah.

Beberapa saat kemudian mobil berhenti tepat dihadapan sebuah rumah mewah. Kai turun membukakan pintu mobil untuk Grace hal seperti itu memang sering ia lakukan sejak dulu.

" Makasih" Balas Grace lalu berjalan beriringan memasuki rumah.

" Mommy Daddy!" Pekik Aska yang tengah bermain mobil-mobilan di karpet ruang tengah.

Diatas sofa sendiri Gina tengah memangku Aruna sembari menonton televisi. Kai dan Grace mendekat mencium tangan perempuan itu lalu ikut duduk. Melihat kehadiran sang Mommy Aruna lantas mengangkat kedua tangannya minta digendong.

TAKDIR CINTA [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang