3 : close?

105 8 0
                                    

Kelas pun di mulai semua anak kembali ke tempat duduknya masing-masing, terpaksa Sophie juga harus kembali ke tempat karna bel dan juga di usir oleh pria di belakang nya.

"pindah bel udah bunyi!" Sophie hanya bisa mendengus lalu pergi menuju tempat duduk asalnya

lelaki yang mengusir Sophie tadi itu Evan, iya kalian tidak salah dengar. Evan yang membuat langkah kaki Aivy langsung terhenti. kenapa bisa mereka berdua sekelas, mari aku ceritakan.

Kelas pak Daniel pun berlangsung dengan damai karna pak Daniel menitipkan kelasnya ke ketua Kelas, Soobin karna ada urusan mendadak jadi hanya di berikan tugas yang akan di kumpulkan minggu depan.

"lu kok masi gamau nerima gue?" tanya Evan di sebelah Aivy sambil mengerjakan beberapa soal yang di berikan.

Aivy yang mendengar pertanyaan yang di ajukan teman sebangkunya ini membuat dia memberhentikan aktifitas nya, tadi dia hanya meng-scroll handphone nya melihat berita terbaru hari ini. Pertanyaan yang di ajukan Evan memang sangat terbilang mengulang di setiap harinya sampe Aivy sendiri muak mendengar hal yang sama yang di bicarakan oleh Evan.

"duh nanti nanti deh van, gue muak lu nanya hal yang sama mulu." bantah Aivy cepat sambil mengeluarkan setangkai permen untuk dia makan padahal pelajaran masih berlangsung.

Evan kembali fokus mendengar jawaban yang tidak menjawab menurutnya, ntah berapa kali harus di pikir mengapa Aivy masih tidak mau menerima dirinya. Evan tau Aivy sangat dekat dengan Jay tapi mereka tidak memiliki hubungan bukan?

alih alih fokus mengerjakan Evan kembali di buat salah fokus dengan mainan baru yang di keluarkan Aivy, Iya hadiah yah di berikan Jay tadi pagi.

"dari siapa?" tanya Evan sangat penasaran karna melihat air muka Aivy yang begitu senang seperti anak kecil yang mendapat permen kapas.

"Jay." singkat Aivy yang jelas membuat Evan cemburuan.

"nanti pulang sama siapa? sama gue ya." pertanyaan sekaligus sedikit memaksa dari Evan, mendengar penuturan kalimat yang di keluarkan dari bibir manisnya, Aivy tidak menjawab ia hanya diam dan fokus dengan mainan barunya itu.

Evan sebenarnya sangat menyukai Aivy, sudah sering kali ia menyatakan perasaannya. memang yang pertama kali Aivy memberi alasan mengapa dia tidak ingin bersama Evan karna Aivy tidak niat memiliki hubungan dengan siapapun. Awalnya Evan menerima jawaban serta tolakan dari Aivy namun melihat terakhir Evan menyatakan lagi,

"kenapa kita ga bisa saling memiliki satu sama lain?" tanya Evan di sebelah Aivy sambil berjalan ke arah supermarket

"ya karna gue belum mau sama lu Evan, sekarang mah gatau besok kali. " jawabnya sambil tersenyum manis dan berjalan mendahului Evan

Katakanlah Aivy kini menggombal tapi Evan menanggapi nya dengan serius.

"oh jadi kalau besok lu mau sama gue?" Evan jalan bersejajar dengan Aivy untuk mendengarkan jawaban selanjutnya.

"gak, gue gamau aja sama orang yang masi plin plan niatnya jaga hati anak orang eh di sakitin." kini Evan mengerut dahi tanda sangat bingung dengan jawaban yang keluar dari mulut Aivy

"kok lu bisa bilang begitu, gue nyakitin siapa?" Evan langsung menghadang jalan Aivy dan membuat kepala Aivy sedikit terbentur di dada evan.

Aivy melihat air muka evan yang membuat tanda tanya besar akan pernyataan yang di nyatakan tadi. Oh iya dia lupa dia juga tidak asal pilih untuk menyerap informasi palsu atau asli. Semua di indahkannya yang membuat nya seperti orang bodoh. mempercayai semua gosip yang beredar.

Try Again - HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang