13 : pura pura

52 4 0
                                    


Evan pov

Tidak ku sangka pertemuan ku dengan mantan kekasihku ini membuat ku ingin marah sejadi jadinya. Malam itu niat ku ingin mengunjungi rumah Aivy, hanya untuk memberikan beberapa cemilan.

Di perjalanan aku berhenti di toserba, membelikan minuman karna aku hanya membawa makanan saja. Selesai dari membeli dan hendak ingin berjalan ke parkiran. Seorang wanita yang tentu saja aku kenal, Dia Sonya mantan kekasihku.

Jujur saja kenapa dulu aku tergila gila padanya?

Dia menghampiri dengan air muka yang kusut dan mata yang memerah menandakan dia sedang tidak baik baik saja, tapi jelas aku tidak peduli.

Dan langsung saja bertanya dengan nada meninggi.

"Evan kamu kenapa ninggalin aku sih?!" tanya perempuan di depanku dengan muka yang marah tapi air matanya terus mengalir, aku bisa saja luluh tapi percuma dia seharusnya tidak di berikan kesempatan lagi.

"Lu nanya kenapa? jangan bodo deh Sonya! udah gede kan mikir!" Balasku yang mulai emosi ketika dia ingin terus mendekat seraya memelukku, namun aku menahan badan nya dengan bungkusan kantong plastik yang ku bawa untuk Aivy.

"Aku tau aku salah kemarin, tapi apa kamu ga bisa kasi aku kesempatan sekali lagi?" Mohon Sonya dengan muka memelas berharap aku memaafkannya

Perempuan seperti apa dia?! tidak tau malu seharusnya dia sadar setelah mendapatkan balasan dariku. Namun sepertinya dia tidak mau kalah.

"Kesempatan lu bilang?! selama ini kesempatan yang gue kasi, kepercayaan gue lu kemanain? lu sia siaain gitu aja kan, gue ga bakal kasi kesempatan apapun buat cewe kaya lu, udah cukup sakit hati gue ya. Tolong kalau bisa lu jauh sejauh-jauhnya dari hadapan gue." Balas ku panjang lebar sepertinya urat leherku sudah menampakkan bentuknya.

Kemudian Sonya terdiam, aku pun sama yang kulihat dia terdiam sambil mengigit pipi dalam seperti biasa, Aku tidak peduli lalu aku ingin pergi dari hadapannya sebelum akhirnya ia sukses menciumku hebat. Aku kaget tubuhku seketika penuh dengan sengatan listrik yang mencekik.

Sonya berhasil menciumku lembut, seperti yang pernah dia lakukan. Dulu, sialan, selalu saja ada celah.
Aku jelas tidak terkesiap di buatnya, membuatku mendorong Sonya kuat, namun bukannya terlepas Sonya makin mengeratkan ciuman lembut menjadi brutal itu. Orang gila, aku harus menyudahi ciuman gila ini sebelum ada yang melihatku, namun gerakan nya lihai berhasil membuat ku terhipnotis dan mengikuti alur permainan nya.

Ku rasakan tangannya sudah kesana kemari meraba dada bidang ku, mengelus nya lalu menepuk pelan seraya tersenyum dalam ciuman itu, aku menatapnya aneh tak dia semakin memperdalam dengan berusaha memasukkan ujung lidahnya kedalam mulut ku, aku mengizinkan dan berciuman panas dengan kepala yang bergerak ke kiri dan kanan. Saliva kami bertukar dengan aku yang sudah memegang kepalanya untuk memperdalam ciumannya. Kemudian tangannya mengarahkan tanganku untuk memeluk dirinya, Aku menurut, tolong. Aku tidak mau kelewat batas. Aku benar benar terhipnotis sampai akhirnya Jake menyudahi kegiatan gila ini.

"Woi nenek lampir!" ucapnya keras membuat Sonya berhenti mencium ku lalu berlari ke arah lain dengan wajah yang memerah.

Aku bersyukur Jake datang kalau tidak, entah sampai mana aku terhipnotis.

Author Pov.

Evan selamat dari malapetaka itu, entah apa jadinya jika dia masi melanjutkan. Bodohnya dia mau mau saja, seperti terhipnotis beberapa saat membuat pikirannya kalut harus bergerak mengikuti kata hati atau pikirannya.

Jake kemudian menatap Evan aneh, kemudian mengambil makanan dari plastik yang sudah Evan jatuhkan semasa ciuman tadi.

"Lu kok masi mau sama dia? bukannya dia yang selingkuhin lu?" Tanya Jake sambil membuka makanan di dalam
plastik itu

Try Again - HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang