6 : chairmate

62 6 0
                                    

Sampainya di kelas, mereka berdua yang memang chairmate duduk seperti biasa dan diam sejenak, Evan rasanya ingin bertanya banyak perihal dia dengan Jay. Namun ia harus fokus saat ini hubungan nya hanya sebulan untuk membuat Aivy suka dengannya.

"Aivy maaf ya tadi langsung narik tangan lu, gue cemburu." Jujur Evan membuat Aivy sedikit terkejut dan melihat ke arah Evan yang sudah berbalik arah dengan posisi tidur di meja menghadap jendela.

Tidak bisa Aivy pungkiri orang lama memang pemenang nya, ia tersenyum kecil dan hampir saja tangannya hampir mengelus rambut Evan.

Jika dikatakan ia tidak suka, ya jawabannya pasti suka. Rasa itu pernah ada tapi tidak pernah untuk dirasakan lebih dalam, ia ingin mencoba apakah benar Evan orangnya. Evan menyukai dirinya dan apa salahnya mencoba? jujur, dengan Jay memang seru namun ntah mengapa kalau menyebutkan Evan hati nya selalu tenang seperti sekarang. Bukan artian dengan Jay tidak tenang. Tenang namun di frekuensi yang berbeda.

Menyadari hal yang berbeda, sepertinya ia harus menjelaskan karna mengelus lengan Jay di depannya.

"Maaf ya gue sama Jay ga ada apa apa, kita cuma temen." Pernyataan Aivy membuat Evan menatap balik ke arahnya

"Ya gapapa si ga lu jelasin, gue juga gamau tau." Evan cemburu begitu lah yang keluar dari mulutnya Aivy hanya melihat gemas lalu Pak guru pun tiba dan pelajaran dimulai.

        🫦🫦🫦

"Kenapa ga bareng Jay tadi vy?" Sophie mencerca pertanyaan baru yang mungkin akan muncul pertanyaan pertanyaan lainnya yang keluar dari mulut busuk Sophie yang selalu ingin tau banyak hal tentang Aivy. Maklumlah mereka berdua sangat dekat satu sama lain.

Mereka kini di kantin yang tengah di sibukan oleh siswa-siswi yang membludak karna bel istirahat berbunyi. Banyak dari mereka yang tidak kedapatan tempat duduk bahkan ada yang berbagi meja dengan orang yang tidak di kenal, namun untung saja Sophie sangat lihai ketika melihat meja kosong ia tak segan langsung duduk di tempat bahkan ia sudah di tatap sinis oleh kakak kelas yang tadinya ingin duduk disitu. Sophie just being Sophie dia tak takut siapapun jikalau nanti dia akan bertengkar tetap saja ia menang, karna berkat badan yang tinggi ia bisa saja mendepak semua orang yang tidak di sukai di depan matanya.

"Pesen makan dulu aja pi nanti gue cerita deh." Sophie yang juga lapar langsung saja mencari makanan yang ia inginkan. bahkan tanpa bertanya ke Aivy, Sophie jelas tau makanan apa yang selalu Aivy inginkan.

Evan dan yang lain baru berhasil sampai di kantin karna ramainya siswa-siswi, Melihat ke arah Aivy yang tengah duduk sendirian. Dia berinisiatif ingin duduk di sebelahnya.

namun baru beberapa langkah malah Jay dan teman teman yang langsung duduk bersamaan dengan datangnya Sophie membawa makanan.

Evan hanya pasrah dan mencari tempat lain, padahal itu kesempatan bagus untuk dia bisa lebih dekat dengan Aivy.

        🫦🫦🫦

Mereka berdua kini tengah berjalan menuju rumah masing masing, Jay dan Aivy saling diam tidak ada yang mau memulai pembicaraan sampai tiba tiba Jay membuka keheningan karna terpikir dengan sikap Aivy tadi pagi.

"Lu kenapa bareng dia?" tanya Jay yang membuayjalan Aivy terhenti lalu melihat ke arah Jay

"oh iya gue lupa kasi tau, udah lama gue simpen si mungkin ini saatnya lu tau." pernyataan Aivy seketika membuat Jay sedikit gugup, bukan apa Jay mengira Aivy akan menyatakan perasaan pada nya

"kayanya gue suka seseorang deh Jay," ungkap Aivy melihat ke arah lain lalu segera melihat ke arah Jay.

"siapa?" tanya Jay sangat penasaran dengan sedikit gugup

"Evan, gue belum pernah cerita ya ke lu? jauh sebelum kita deket gue udah suka dia duluan." hancur sudah pernyataan yang di ungkapkan oleh Aivy membuat Jay sedikit kaget namun berhasil menutupi dengan melihat ke arah lain yang penting jangan menatap Aivy.

"Lu ga keberatan kan Jay? kemarin dia nawarin buat gue suka sebulan kalau berhasil kita pacaran." terselip sedikit senyum saat mengutarakan isi hatinya kepada Jay, Jay hanya bisa diam tanpa berkomentar apa apa lagi.

"Maaf ya jay kalau kedekatan kita menurut lu lebih dari temen, gue ga maksud apa apa tapi gue anggap lu kaya sahabat." Jay hanya diam, dia bingung harus berkata apa sembari sakit hati yang dia rasakan. Toh Jay juga selama ini tidak pernah mengutarakan isi hatinya, dan membiarkan saja hubungan tanpa status ini terus berjalan, sampai Jay sendiri kena imbasnya.

Melihat Jay yang hanya diam saja Aivy merasa sangat tidak enak, dia mulai menepuk pundak kiri Jay dan seketika Jay sadar.

"yah gapapa kalau itu pilihan lu, gue juga  nemenin lu selama ini ga minta apa kan? bahagia terus deh sama dia. Tapi kalau lu sedih ke gue ya? gue bisa tangkis semua kesedihan lu itu." Ada sedikit perasaan yang sangat tidak enak melekat di hati nya sambil mengusap usap surai rambut gadisnya di depan mata yang sebenarnya sudah menyukai seseorang bahkan jauh sebelum mereka berdua saling kenal.

sedikit berkurang rasa bersalah Aivy dia insiatif untuk mengajak Jay makan di tempat makan kakaknya, karna jarang sekali Aivy mengajak Jay untuk makan bersama.

"maafin gue ya kalau kata kata tadi gaenak di denger, sebagai permintaan maaf. Gue traktir makan ramen di tempat bang jihoon ya? harus mau titik ajak aja anak anak yang lain. " senyum Aivy sangat mengembang saat ingin mengajak Jay makan bersamanya dengan yang lain, Jay Sebenarnya ingin menolak namun dia juga tidak enak hati pada Aivy yang sudah berbesar hati membelikannya makanan kesukaan nya itu.

"gausah sama yang lain, kita berdua aja kaya dinner date gitu." lega namun tidak sepenuhnya yang di rasakan Jay mendengar sedikit gombal dari Jay Aivy mencubit pinggang Jay dan mereka berjalan bersama.

        🫦🫦🫦

Makan malam sudah tiba, dan suasana restoran ramen Jun sangat padat, benar mereka berdua menunda untuk makan malam karna membantu menyediakan ini dan itu. Jay tidak keberatan bahkan dia sangat senang saat dimintai tolong di bagian dapur, karna rasa masakan jay juga tak kalah enaknya.

hampir 3 jam mereka berdiri tanpa berisitirahat dan makin malam pelanggan mulai berkurang. Jujur saja Aivy sedikit lelah oh tidak, bahkan sangat lelah dia terduduk di meja pojok restoran itu.

Aivy hanyalah Aivy dia mengeluarkan Sepuntung rokok untuk dia hisap, hanya kebiasaan bahkan Jun tidak melarang sedikitpun.

"buang rokoknya, kita mam dulu." Jay menbawa dua mangkok piring yang berisikan ramen kesukaan mereka berdua, Aivy hanya tersenyum tipis sambil terus menyesal rokok dan menghembuskan nya ke arah Jay. Jikalau sudah berdua mereka berdua mungkin tidak segan mengeluarkan sisi yang lain dari biasanya, karna satu sama lain sama sama nyaman bedanya satu di antara yang lain menyimpan rasa sedangkan satu lagi tidak.

"lu ga denger ya?" Nada Jay biasa saja namun mungkin terdengar memerintah

Aivy yang tidak mau ribut kemudian memakan Ramen nya dalam diam, Jay hanya melihat pergerakan gadis itu yang makan dengan tergesa gesa sampai tersedak kuah ramen.

"rasain lu, makanya makan pelan pelan." Ucap Jay sambil memberikan air sambil tersenyum mengejek

buru buru Aivy meminum air nya dan hanya sedikit tersenyum ke arah Jay.

"Makasih." ucapnya lalu memakan ramennya dengan pelan di barengi dengan Jay yang juga memakan ramennya itu.

"Menurut lu gue bener ga ya nerima dia, gue emang udah suka si dari lama. Tapi gue ga yakin." ucap Aivy sedikit murung lalu melihat Jay yang hanya sibuk makan

"Monyet lu dengerin gue ga si?!" marah Aivy hampir menarik mangkok ramen Jay namun berhasil ditahan oleh pemilik nya.

"Ya gue gatau, lu ga nyaman bagian mana? bukannya lu suka sama dia coba aja siapa tau jackpot." Jay memberi sedikit kepercayaan pada Aivy padahal dirinya juga menyukai Aivy namun hanya bisa diam tidak mengutarakan isi hatinya selama ini.

"Gue ragu, perasaan gue kaya jangan nerima dulu tapi entahlah gue suka banget sama dia Jay." perkataan Aivy mungkin di terdengar di sekeliling nya dan mungkin sampai di telinga kepada yang mereka bicarakan.

        🫦🫦🫦

aku buat ceritanya iseng, tapi bantu vote dan boleh dong komennya, aku usaha banget buat ga mati ide dan update kalau ada waktu yang banyak🥰🥰

Try Again - HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang