Sepulang sekolah Aivy merasa tubuhnya lelah akhir akhir ini, dia juga tidak tau penyebabnya apa. Mungkin ini efek dari selesai kecelakaan yang membuat beberapa sendi dan ototnya tidak berfungsi dengan baik. Dia bahkan enggan berbicara, Padahal Evan sudah banyak menceritakan hal hal lucu. Sampai Evan berpikir apa ada yang salah dari ucapan dan perilakunya yang membuat Aivy diam membisu seperti itu.Panik Evan melihat perubahan mood Aivy ia langsung menggenggam tangan Aivy dan berjalan pelan bersamaan dengan langkah Aivy yang sangat pelan.
"Maaf ya aku ga maksud diamin kamu, aku tiba tiba kecapean." Tutur kata Aivy membuka topik obrolan.
Evan yang mendengarkan alasan kenapa Aivy diam dari istirahat pertama sampai sekarang adalah itu.
"hah, kamu kecapean yang mana yang cape ayo aku anterin kamu pulang ya." Khawatir Evan yang melihat Muka Aivy yang sedikit pucat.
"Kita makan dulu deh, kamu belum makan juga kan." Lanjut Evan sambil mengambil tas ransel Aivy untuk dibawanya.
Sampai di parkiran Evan langsung mendudukan Aivy di depan kursi mobilnya dan membuka jaket untuk menutupi Aivy yang tiba tiba saja mengigil. Jelas dia sangat panik. dan segera menutup pintu untuk langsung bisa membawa Aivy kerumah sakit.
"Evan!" teriak perempuan dari arah belakang sepertinya Evan pernah mendengar suara ini, diliatnya siapa orang yang memanggilnya itu dan ia sedikit terkejut, itu mantan kekasihnya dulu yang tiba tiba pergi tanpa ada alasan yang pasti. Sonya, wanita licik pikir Evan. Kenapa dia kembali lagi?
Langsung berdiri di hadapan Evan dan tak segan memeluk dirinya erat membuat beberapa siswa-siswi melirik aneh terhadap mereka berdua, segera Evan sadar dan langsung melepas palsa pelukan Sonya dan mengubah raut wajahnya menjadi marah.
"Lu kenapa bisa ada disini?!" tanya Evan sedikit membentak membuat Sonya terkaget dan tiba tiba perasaan tidak enak muncul.
"Kamu ko marahin aku, aku nyariin kamu selama ini. Kok aku di sambut kaya gini." Jawab Sonya hampir menangis Evan tidak enak namun harus dia buang perasaan tak enak itu. Seperti mantan kekasihnya ini yang telah membuangnya lebih dulu.
"Udah deh gue sama lu juga udah kelar, jangan pernah lu munculin lagi muka lu, atau gue ga segan buat mukulin lu!" Lanjutnya langsung masuk kedalam mobil, dia bahkan hampir terlupa jikalau tiba tiba bayangan Aivy yang tersenyum padanya muncul.
Sonya kaget dan hanya bisa menebak pasti Kekasihnya itu sudah punya tambatan hati, lalu ke rencana selanjutnya. Dia hanya bisa tersenyum seperti rubah yang licik seraya berpikir hal apa yang bisa dia lakukan untuk mendapatkan Kekasihnya itu kembali.
🫦🫦🫦
Melaju lah mobil Evan dengan hati hati untuk sampai ke rumah sakit terdekat diperjalanan Aivy hanya bisa mengigil dan memanggil nama, Jihoon serta Jay. Harus berapa kali lagi ia merasakan api cemburu disaat calon pacarnya malah menyebut nama lelaki lain. Namun melihat keadaan. Evan sadar sepenuhnya dia harus berpikiran dewasa untuk tidak marah dalam kondisi yang mendesak seperti sekarang.
Aivy selalu memangil nama Kakaknya dan juga Jay, namun tiba tiba tangan Aivy menggapai tangan Evan lalu menyebut nama Evan.
"Evan aku gapapa kita putar balik aja kerumah cuma kecapean biasa." Ucapnya sedikit sesak dan mengelus pelan lengan Evan.
"Enggak, kamu ga lagi baik baik aja aku gamau kamu kenapa napa Aivy." Ucap Evan khawatir melihat keadaan Aivy yang terus mengigil.
Di letaknya punggung tangan ke dahi Aivy yang mendapati Rasa panas, Aivy sepertinya demam. Evan memang harus membawanya kerumah sakit.
Sampainya dirumah sakit Aivy lantas di cek perihal semua penyakit yang menimpanya, dokter mengatakan kepada Evan, Aivy hanya kelelahan yang membuat nya menggigil lalu demam. Evan sedikit lega tidak ada masalah serius yang terjadi di Aivy. Evan memasuki ruangan dan melihat Aivy yang tertidur pulas.
Dia melihat Aivy yang begitu lemas terkulai di atas tempat tidur rumah sakit itu. Di elusnya rambut Aivy pelan serasa mulai duduk di samping dan menciumi tangan Aivy dengan cemas. Evan sudah menelpon Jun. Jun yang mendengar kabar itu lantas sangat panik dan cepat ingin melihat adiknya itu, Langsung menutup restauran sementara kalau hanya Sharlotte dan Eric saja mereka berdua kewalahan.
Sambil menunggu Jun datang Evan hanya berdiam diri di kamar inap Aivy seraya menunggu Aivy terbangun. Mendengar pintu terbuka Evan mengira itu Jun, namun sialnya itu adalah Jay dan temannya menunggu diluar.
Jelas Evan sangat tidak suka melihat di depannya adalah rival yang mungkin sulit di taklukan.
Jay berjalan ke arah Aivy dan duduk di seberang Evan. Jay hanya melihat Aivy lalu melihat Evan bergantian.
"Lu gatau ya dia sering drop?" tanya Jay kepada Evan dengan senyuman remeh seakan Jay tau segala galanya tentang Aivy.
"Lu kasi tau Si Jun juga? harusnya gausah nanti dia marah. Seminggu yang lalu dia begini juga, beruntung ada gue. Gue ga bisa ceritain apa yang terjadi sama Ais, sampe lu diceritain sendiri sama dia." Ucap Jay panjang lebar Evan yang mendengarkan perkataan panjang itu hanya kaget, berarti bukan sekali dua kali Aivy begini? lalu Ais? tcih apa itu. pikirnya
Suasana didalam ruangan sangat canggung hanya mereka berdua dan Aivy yang terlelap, Jun masuk dengan sangat panik disusul dengan Eric dan Sharlotte. Mereka berdua pun bergeser bergantian tempat melihat Jun yang hampir menangis melihat adik kecilnya itu terkulai lemas.
"Dokter bilang apa tadi van?" tanya Jun khawatir.
"Dia kecapean bang, sama keseringan begadang juga makanya tadi dia pucat gue jadi gaenak bang." jawab Evan dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari menatap lantai.
"Udah ga apa la van, tuh anak juga ga bisa di bilangin, udah drop gini bisanya bikin gue jantungan." Ucap Jun sambil mengelap sedikit air mata yang keluar lalu duduk di sebelah Aivy dengan Eric yang sudah duduk di sofa dan Sharlotte yang menyusun buah buahan untuk dimakan Aivy nanti.
Jay yang melihat Evan lalu dengan tan mengajak untuk berbicara 4 mata Evan yang mengerti dengan tanda itu langsung berpamitan dengan Jun dan yang lainnya.
"Kalau gitu gue keluar bentar bang."
Ucapnya lalu keluar disusul oleh Jay🫦🫦🫦
Mereka berdua duduk berdampingan di kursi taman Rumah sakit itu. Jay diam sejenak memikirkan kata kata yang bagus untuk di sampaikan kepada Evan. Evan hanya menunggu seraya Jay membuka pembicaraan.
"Gue cuma mau bilang, kalau lu berhasil dapetin Ais jaga dia baik baik. Kalau lu ga bisa buat dia seneng pulangin ke gue." Jujur Jay menatap Evan dalam, kemudian berpindah melihat langit yang sebentar lagi akan berganti malam
"Maksud lu apaan bilang gitu, you're wanna steal her?" jawab Evan menantang. Atmosfer nya pun berubah menjadi sedikit tegang karna kalimat tanda tanya yang Evan layangkan. Jay yang tidak suka basa basi langsung saja berdiri untuk meninggalkan Evan.
"Steal her? ridiculous. You're the one and only for her but you're don't recognized huh?" Jawab Jay ingin meninggalkan Evan sebelum Evan menahannya kembali
"Langsung aja Jay gue ga suka banget basa basi, apalagi sama lo." Evan yang masi menahannya pun tahan diri untuk tidak memukul Jay duluan karna tersulut emosi.
"Gue ga ikhlas lu sama Ais bareng, jaga baik baik deh sebelum gue yang milikin dia. Lu cari tau sendiri kenapa Ais sering sakit kaya yang gue bilang, gue ga bisa kasi apa apa, gue ngasi tau lu dapet apa?" Jay melepas pelan tangan Evan yang menahannya lalu meninggalkan Evan yang masi sedikit bingung dengan maksud Jay.
So i win? right
🫦🫦🫦
See you in the next episode, selamat 100 pembaca aku seneng banget tapi aku sedih yang vote cuma sedikit, boleh ding di tap bintang pojok kiri bawahnya. Udah? makasih banyak

KAMU SEDANG MEMBACA
Try Again - Heeseung
FanfictionSetelah kecelakaan yang terjadi tanpa sebab, membuat ku kehilangan ayah dan ingatan lainnya. Bermula dari Evan yang menyukaiku namun, ada hal buruk yang nantinya akan menimpaku jika terlalu lama berhubungan dengannya. Disclaimer 🚫 18+ only