"Gue ragu, perasaan gue kaya jangan nerima dulu tapi entahlah gue suka banget sama dia Jay." perkataan Aivy mungkin terdengar di sekeliling nya dan mungkin sampai di telinga kepada yang mereka bicarakan.Jay hanya memberi anggukkan sebagai tanggapan dan fokus makan dengan semangkuk ramennya itu.
"Tapi dulu bukannya kalian pernah akrab? kok sekarang misah?" tanya Aivy penasaran seketika membuat Jay berhenti makan dan menatap Aivy lama
ia langsung mengalihkan pandangan dan matanya langsung tertuju oleh orang yang mereka bicarakan.
"Van sini lu." sedikit berteriak Evan yang langsung menoleh karna memang dia mendengarkan secara pembicaraan mereka berdua dari awal sampai dengan selesai.
Aivy jelas kaget dan langsung menatap Evan, Evan yang di panggil langsung menuju ke arah mereka dan duduk bertiga
"Kenapa lu bisa ada disini, bukannya lu bilang mau nganterin Shea?" tanya Aivy polos, tidak salah denger Shea nama cewe, itu sebabnya tadi dia pulang dengan Jay.
Aivy ini sangat unik dan tidak tertebak harusnya dia cemburu Evan mengantar cewe yang dia tay juga menyukai Evan, dia hanya tidak ingin membatasi yang mana mereka belum memulai hubungan sedekat itu.
Evan tidak menjawab pertanyaan Aivy dan hanya menatap Jay sekilas sampai akhirnya Jun datang untuk menyapa Evan.
"eh Evan udah lama lu ga kesini, apa kabar?" tanya Jun menepuk punggung Evan mereka berdua memang dekat itu sebabnya Evan tidak merasa canggung saat membalas sapaan Jun
"Baik bang kabar gue, bukannya kemarin gue udah kesini ya?" tanya nya bingung dengan pertanyaan Jun
"Gue bercanda doang kali, kenapa kok pada ngumpul? mau rebutan adek gue ya. Jangan mau dia kaya kebo hahaha." Ucap Jun membuat Aivy ingin rasanya melempar kuah Ramen ke muka kakaknya saat ini.
"Yoi bang jelas yang jantan dia yang menang." gurau Jay membuat manusia di depannya ini menaikan sebelah alisnya dan sedikit tersenyum remeh.
Evan hanya diam saja tidak mau banyak bicara sampai mereka mengobrol lama seputar mereka bertiga abangnya dan obrolan lelaki karna Aivy sudah membereskan mangkuk di meja itu untuk di bersihkan.
"dek menurut kamu siapa yang menang?" tanya Sharlotte tanpa konteks membuay kegiatan cuci piringnya terhenti
"maksudnya kak?" tanya nya menatap Sharlotte bingung
"antara Jay sama Evan, kamu lebih suka siapa dan kemungkinan siapa yang bakal dapetin hati kamu?" tanya Sharlotte sangat penasaran dengan kisah cinta adik kecilnya ini. Sharlotte sudah menganggap Aivy seperti adik perempuan nya yang selalu akan di manja oleh nya membuat Aivy tidak segan untuk membuka semua cerita hidupnya ke Sharlotte.
"Aku bingung kak, di satu sisi dulu aku pernah suka sama Jay tapi cuma sebatas kagum doang dan nyaman aku ga kepikiran bahkan kalau dia nanti jadi pacarku. Kalau buat Evan aku udah suka lama banget bahkan sebelum dia suka aku, tapi aku ragu makanya aku tolak terus cintanya belakangan ini ntah kenapa aku terima dan kasi kesempatan dia satu bulan." tutur panjang Aivy yang di tanggapi anggukan lalu mengusap pelan bahu Aivy dengan lembut
"Kalau aku jadi kamu, aku bakal pilih Jay, rasa kagum lama lama bisa aja jadi rasa suka. Kamu aja udah suka Evan duluan tapi kamu sekarang ragu buat kasi kesempatan dia apa enggak, tapi semua berbalik ke kamu, kamu busa nentuin sendiri pilihanmu mungkin itu bakal jadi yang terbaik atau bakal jadi yang lebih terburuk buat kamu." kalimat Sharlotte sedikit membuat Aivy berpikir apakah benar dia harus tetap memiliki Evan karna sudah memberinya kesempatan tapi kalau di pikir Jay tidak buruk, bahkan disaat tidak bisa tidur. Jay la satu satunya orang yang bisa membuatnya tenang.
"Jangan terlalu dipikiran la dek, jalanin dulu aja nanti keliatan kok sifat aslinya."
🫦🫦🫦
Satu hari saja rasanya sangat melelahkan untuk si kecil Aivy ini, rasanya dia hanya ingin tidur selamanya karna terlalu banyak cobaan yang sangat mengejutkan terjadi di hari harinya yang monoton.
Terbaring di kasur lalu dia mengeluarkan rokok dan pemantik nya seperti biasa sehari saja tidak merokok sudah sakit kepala dibuatnya.
Dia berpakaian seperti biasa, memakai celana pendek berbahan dingin dan tank top hitam serta rambut yang di ikat berantakan. Dia berjalan ke arah balkon dan melihat langit serta bintang yang banyak bertaburan
*gambaran kamar Aivy
"gue lulus jadi apaan ya? perek kali hahaha." ucapnya sendirian lalu tertawa sendirian.
sudah tengah malam seperti biasa tidak bisa tidur, terdengar bunyi handphone tanda panggilan masuk dan segera dia mengangkat telpon yang bahkan tidak ada namanya
"Halo siapa ya?" tebaknya
"tebak masa lu ga ngenalin suara gue?" tanya penelpon diseberang
Aivy diam sejenak menerka siapa pemilik suara tersebut tidak mungkin Jay, iseng sekali dia menelepon Aivy dengan nomor baru yang tidak dikenal.
Yah mungkin saja Itu Evan tebaknya karna tidak taula siapa orang yang akan menjadi tebak tebakan untuknya."Evan ya?"
"Seratus buat lu, kenapa belum tidur?" tanya Evan sedikit menahan senyumnya
"Bukan jam tidur gue, tau nomor gue dari mana van?" Aivy ini manusia yang datar dan galak bertanya seperti itu yang membuat Evan sedikit terkejut kecewa
"Grup kelas, gue bahkan udah simpan nomor ini jauh sebelum kita deket, ketauan ni lu ga nyimpan." lanjut Evan dengan suara yang lemas seperti di buat buat
"hahaha, iya maaf gue save deh mau di save apa nih?" tanya Aivy kembali
"apa aja deh gue ga bisa bilang yang aneh aneh disini." ucap evan kembali tersenyum
"iyadeh gue save, Evan lucu gimana?" tanya Aivy sambil mengembuskan asap rokok yang sebentar lagi akan habis
Evan hanya bisa menahan senyumnya karna menurut nya Aivy lucu sekali, dia berpikir untuk sekarang saja menjadikan Aivy miliknya jikalau dia ingat, tidak ingin membuat Aivy dalam suasana yang risih.
"Boleh deh apa aja, tapi bisa ga waktu sama gue kita aku kamuan, biar lu lebih cepet suka sama gue?" permintaan Evan ini Sedikit membuat Aivy bingung, Aivy si pemberani pun menganti panggilan itu menjadi videocall
Evan yang langsung gelagapan melihat panggilan yang tadinya hanya menelpon berganti menjadi panggilan video langsung terduduk dan merapikan sedikit rambut nya, dia tidak ingin Aivy melihat dalam keadaan tidak bagus.
Segera Evan angkat dan memperlihatkan Aivy duduk di balkon dengan rokok lagi yang sudah di hisapnya, Evan tidak kaget hanya bertanya kenapa Aivy sangat suka merokok padahal ada alternatif yang lebih baik dari pada merokok. 👀
"Iya boleh deh aku kamuan, kamu lagi apa sayangku?" hancur sudah senyum yang susah payah reflek Evan membuang handphone yang membuat panggilan tersebut mati.
🫦🫦🫦
hana dul set maaf cuma dua set tempat aku mau nampilin alurnya yang bertahap, semoga kalian suka. kalian ship Aivy & Jay atau Aivy & Evan komen komen dong😈👀
KAMU SEDANG MEMBACA
Try Again - Heeseung
FanfictionSetelah kecelakaan yang terjadi tanpa sebab, membuat ku kehilangan ayah dan ingatan lainnya. Bermula dari Evan yang menyukaiku namun, ada hal buruk yang nantinya akan menimpaku jika terlalu lama berhubungan dengannya. Disclaimer 🚫 18+ only