BAB 2: That Night
Nebula menyimpan nomor tersebut dan mengetikkan namanya sebagai Arsenio Barran Osvaldo dengan tambahan keterangan 'Magister', agar ia dapat mengingat dari mana ia mengenal lelaki tersebut. Nama yang Nebula masukkan pada kontak tersebut menjadi 'Arsenio Barran Osvaldo Magister'.
Sebuah pesan masuk lagi.
Arsenio Barran Osvaldo Magister: mau makan ga?
Nebula bingung. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Setelah lulus sarjana dan mendapatkan gelar S.T-nya, Nebula memang tidak langsung mencari pekerjaan seperti teman-temannya. Ia terlalu malas bersosialisasi dengan orang baru dan berdinamika dengan rekan kerja baru. Akibat keputusannya itu, Nebula memohon kepada ayahnya untuk melanjutkan S2 saja, karena menurutnya belajar lebih mudah dibandingkan harus mencari kerja. Gadis ini memang cerdas; ia selalu tidur saat pelajaran di kelas, namun semua tugas perhitungan, logika, dan paper dapat ia selesaikan dengan baik. Hal itulah yang membuat Nebula dapat bertahan di dunia perkuliahan tanpa memiliki satu pun teman.
Nebula berpikir keras. 'Gunakan otak bodohmu ini,Nebula' pikirnya dalam hati. Ia memang sering meroasting dirinya sendiri.
Nebula Niscala Sanykala: ahahahha
Nebula menahan napas, dengan bodohnya Nebula membalas pesan Arsen dengan tawa.
"Apa yang kau pikirkan Nebula" lirihnya pada diri sendiri.
"NEBULA BODOH BANGEEEET KAMU!" teriaknya pada dirinya sendiri. Ia tahu jawabannya tidak nyambung dengan pertanyaannya, tapi entah kenapa dia malah mengetik hal tersebut.
"Bagus sekali Nebula sekarang kamu akan semakin menjadi orang aneh di kelas itu" celetuknya lagi.
Arsenio Barran Osvaldo Magister: malah ketawa ahahaha.
Arsenio Barran Osvaldo Magister: mau gaa?
Nebula Niscala Sanykala:hmmm... aku ga makan di atas jam 20.00, Kak...
Kepala Nebula miring ke kanan dan kekiri, kali ini Nebula bangga, alasannya masuk akal dibandingkan balasan sebelumnya.
Arsenio Barran Osvaldo Magister: foto
Arsen Kembali membalas pesannya dengan mengirimkan sebuah foto ia mengirimkan gambar papan tulis beserta dosennya yang sedang mengajar.
Nebula kembali panik. Apa jawaban yang harus ia berikan dalam keadaan seperti ini? Ia memilih untuk tidak membalasnya terlebih dahulu. Memang menurut pandangan manusia pada umumnya membalas pesan adalah hal yang semudah itu, tapi tidak dengan Nebula. Selama beberapa bulan ini, dia hanya berkomunikasi dengan teman lamanya yang bisa dihitung jari, orangtuanya, dan saudaranya.
### Rumah Nebula
Rumah adalah tempat ternyaman bagi Nebula. Tempat ia dapat menyendiri dan bermalas-malasan menikmati hidupnya yang kosong ini. Ada tiga hal yang selalu berhasil membuat Nebula tenang: Disney, tidur, dan buku. Semua hal itu dapat ia dapatkan di rumah, oleh sebab itu ia sangat menyukai rumah. Tempat di mana ia bisa mendapatkan semua ketenangan itu.
Nebula memang memiliki kepribadian seperti namanya. Nebula adalah awan antarbintang yang terdiri dari debu, gas, dan plasma. Nebula terbentuk ketika bintang seperti matahari kehabisan bahan bakar, menyebabkan bintang tersebut membesar hingga akhirnya menghempaskan angin bintangnya dalam skala besar sehingga kehilangan massanya. Angin bintang tersebut kemudian membentuk Nebula. Nebula hanyalah angin dari bintang yang dulu pernah menjadi matahari, tapi sekarang dirinya sudah redup. Akan tetapi, Nebula menikmati keredupannya ini. Hidupnya tenang semenjak ia redup dan tidak harus menjadi cahaya yang menyinari sekitarnya.
Setelah mandi dan membersihkan diri, Nebula naik ke kasur yang tertutupi bed cover merah muda warna favoritnya. Menyalakan laptopnya, mulai mencari kartun Disney apa yang harus ia putar kali ini. Hmm, sepertinya ia sedikit mengantuk. Ia kemudian memutar Winnie the Pooh: The Mini Adventure Series. Kartun Disney yang satu itu memang selalu dapat membantunya tidur dengan nyenyak.
Nebula sudah ingin memejamkan mata, matanya Kembali melebar ia teringat bahwa ia belum membalas pesan Kak Arsen. Dengan cepat, Nebula membuka ponselnya dan menatap pesan tersebut sebentar. Ia screenshot dan mengirimkan pesan kepada temannya, Tiara, salah satu dari Teman Nebula yang bisa dihitung jari. Tiara adalah manusia ekstrovert yang mengadopsi anak introvert dan tidak punya teman sepertinya.
Nebula: foto
Nebula: kalau di-chat begini aku harus jawab apa?
Nebula tidak akan memiliki teman bila Tiara tidak datang dan terus menerus menempel padanya dulu saat ia masih S1. Pertemanan mereka dapat bertahan karena mereka saling melengkapi satu sama lain. Tiara selalu datang dengan keluh kesahnya, cerita yang tiada habisnya. Nebula yang hanya menatap dan menanggapi semua cerita dari Tiara tersebut.
Tiara: What siapaaaaa?
Nebula: Kakak dari kelas di S2
Tiara: Lucuuu nya jawab aja "Semangattt kelasnya"
Nebula mengerutkan keningnya berpikir, apakah ini jawaban yang tepat. Memang jawaban yang make sense. Tapi, apakah tidak terlalu baik? Bagaimana kalau Kak Arsen berpikir dia manusia yang seramah itu? Nebula kan tidak ingin menambah teman.
Nebula to Arsen: Semangatt kelasnyaaa
Ya, benar. Nebula mengikuti perintah Tiara. Ia juga bingung kenapa, tapi sepertinya itu jawaban yang cukup baik.
Arsenio Barran Osvaldo Magister: hmmm baiklah
Arsenio Barran Osvaldo Magister: kamu tinggal di mana?
Nebula: Kontrakan di dekat Amplaz
Arsenio Barran Osvaldo Magister: Sama siapa? Bareng teman-teman?
Nebula: Tidaaak, sama adikku...
Arsenio Barran Osvaldo Magister: Cewe atau cowo adiknya?
Nebula: Cowoo kak
Arsenio Barran Osvaldo Magister: Oh ya... kuliah di sini juga?
Nebula: Enggaa, masih SMA
Arsenio Barran Osvaldo Magister: SMA di mana?
Nebula: BOSA, Kak
Arsenio Barran Osvaldo Magister: Nebulaaaa, gereja di mana?
Laki-laki ini memiliki gaya pengetikan yang sedikit manis dan lucu, pikir Nebula.
Nebula: Di The Grace Pakuwon Mall, Kak
Arsenio Barran Osvaldo Magister: Aku biasanya di GMS Pakuwon Mall sama GBI Keluarga Allah JCM
Nebula terkejut membaca itu. Ia juga sebelumnya pergi ke GMS dan GBI. Apakah mereka sebenarnya pernah bertemu?
Nebula: Oalah
Arsenio Barran Osvaldo Magister: Biasanya Sabtu Minggu ngapain?
Nebula: Entahlah
Arsenio Barran Osvaldo Magister: Biasanya aku jogging di Tambak Boyo
Nebula kaget mendengarnya. Ia juga sering jogging di sana dulu. Kesamaan kedua mereka.
Nebula: Aku juga sering jogging di sana dulu
Arsenio Barran Osvaldo Magister: Yuk jogging ke sana lagi, hari Sabtu
Nebula: Duluu, Kak. Sekarang Nebula udah mager, ehehe
Arsenio Barran Osvaldo Magister: Yuk bisa yuk, rajin lagi...
Nebula tidak membalas pesan itu. Dia membuka aplikasi online shop dan melihat-lihat barang lucu apa yang dapat ia belanjakan. Nebula memang suka barang-barang lucu. Ia screenshot salah satunya dan mengirim gambar tersebut kepada kakaknya. Kakaknya sudah menjanjikan akan membelikannya sesuatu untuk ulang tahunnya.
Nebula to sister, Arsenio Barran Osvaldo Magister: *send foto, ini lucuuu*
Fak! Nebula tidak sengaja juga mengirimkan gambar tersebut kepada Arsen. "NEBULA BODOH BANGET SIH KAMU, BANGSAT!" pekik Nebula marah kepada dirinya sendiri.
Arsenio Barran Osvaldo Magister: Lucuu, beli di mana?
Nebula: Maaf, Kak. Nebula salah kirim
Arsenio Barran Osvaldo Magister: wkwk kalau mau aku belikan
Arsenio Barran Osvaldo Magister: Mauuu?
Nebula: Ga usaa, Kak
Arsenio Barran Osvaldo Magister: Sabtu rencananya mau ngapain?
Arsenio Barran Osvaldo Magister: Mau keluar gaa?
Nebula: Saya anak rumahan, Kak
Arsenio Barran Osvaldo Magister: Gapapalah sekali-sekali jalan
Kali ini Nebula benar-benar memutuskan untuk tidak membalasnya lagi. Nebula menghindarinya. Ia merasakan suatu hal buruk akan terjadi jika ia membalasnya lagi.
### Sabtu
Beberapa hari sejak hari itu, Nebula sengaja tidak membalas pesannya lagi. Ia menghindari Arsen. Nebula tidak ingin jalan-jalan. Ia sudah cukup menikmati keindahan kota Yogyakarta ini selama 4 tahun. Saat ia masih S1, bersama dengan teman-temannya, ia dulu sering nongkrong di kafe-kafe lucu dan tempat hits lainnya. Mungkin sudah habis masanya... entahlah.
23.05
Nebula merasa ini sudah saatnya membalas pesan kakak itu. Nebula tidak bisa, tidak membalas sama sekali pesan Arsen karena mereka sekelas. Mungkin akan canggung. Juga, ia merasa harus sopan kepada seniornya itu. Nebula memang yang termuda di kelas magister teknik sipil ini, dia langsung melanjutkan S2 begitu ia lulus.
Nebula sudah merencanakan akan membalas pesan Arsen setelah hari Sabtu berakhir. Bukankah itu ide yang bagus untuk menghindar? 'Ahahaha kamu sangat pintar, Nebula' pikirnya.
Nebula: Kapan-kapan ya, Kak
Arsenio Barran Osvaldo Magister: Iya gapapa, kapan-kapan main yaaaa
Nebula: Baiklah
Arsenio Barran Osvaldo Magister: Stiker lucu
Lelaki ini sangat amat fast respon sekali, ya. 'Yeayy, semuanya aman. Pintar sekali Nebula ternyata menyelesaikan semuanya tidak sesulit itu'pikir Nebula.
### Rabu
Hari ini kelas Nebula kembali online. Ia sedang santai di atas kasurnya, menscroll TikTok satu per satu, mengabaikan laptopnya yang sedang menyala dan menayangkan dosen hukum yang sedang menyapa para mahasiswa. Dosen tersebut mulai memanggil nama mahasiswanya satu per satu untuk berkenalan dan menyalakan kamera. Mendengar hal tersebut, Nebula panik. Ia tidak mau menyalakan kamera dan memperkenalkan diri. Anti-sosial gadis ini semakin parah seiring bertambahnya waktu. Nebula mematikan wifi di kontrakannya, berpura-pura jaringannya terputus.
Arsenio Barran Osvaldo Magister: *send foto*
Nebula membuka pesan yang dikirimkan Arsen. Keningnya berkerut melihat apa yang dikirimkan oleh kakak seniornya. Nebula memekik keras.
"WHAT THE FUCK..."
Sebuah screenshot layar Zoom meeting dengan terdapat namanya, 'Nebula Niscala Sanykala leave the meeting'.
Wajah Nebula pucat, Tungkai dan lututnya lemas
"Bodoh...." Hanya itu yang dapat Nebula lirihkan
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Twee Ingenieurs
RomanceNebula Niscala Sanykala, seorang mahasiswi magister Teknik Sipil di Yogyakarta yang introvert dan penyendiri, harus menghadapi tantangan sosial saat harus menjalani kuliah offline. Meski merasa tidak nyaman dengan interaksi sosial, Nebula berusaha b...