Nebula merasa wajahnya memanas saat Arsen memujinya. "Terima kasih," ucapnya pelan, matanya menatap kedua bola mata Arsen.
Perasaan bangga bercampur dengan rasa malu yang menggelora di dalam diri Nebula. Dia sudah terbiasa mendapatkan pujian, dari guru-guru sekolahnya, dosen pembimbingnya semasa S1, keluarganya, bahkan teman-temannya dulu. Tapi saat lelaki ini yang melakukannya semua terasa berbeda. Hatinya berdebar-debar, tidak percaya bahwa lelaki yang dahulu ingin ia jauhi ini dapat membuat hatinya seperti ini.
Nebula tersenyum, matanya masih menatap dalam ke mata Arsen. Dia merasa hangat dalam kebersamaan mereka, dan dalam detik itu, dia tau bahwa apa yang mereka miliki sekarang bukanlah sekedar teman biasa. Ini akan menjadi awal dari sesuatu yang berbeda. Nebula takut akan hal itu.
'Jangan jatuh cinta di kota orang' sebuah kutipan yang pernah ia baca. Kutipan itu menggema di pikirannya saat mereka duduk di kafe yang ramai, tetapi sunyi dalam percakapan.
Arsen akhirnya memecah keheningan, "Nebula, kapan ulang tahunmu?"
Nebula tersenyum tipis dan menjawab singkat, "Rahasia."
Arsen mengerutkan kening, penasaran "Kenapa rahasia? Ada apa dengan ulang tahunmu?"
Nebula hanya tersenyum lagi, matanya memancarkan kilauan misteri saat menatap Arsen.
"Gapapa," ujar Nebula setelah hening sejenak. "Aku cuma ga mau orang lain tahu saja. Aku ga suka terlalu banyak perhatian" lanjutnya, suaranya pelan namun tegas.
"Tanggal berapa?" desak Arsen, tidak mau menyerah begitu saja.
Nebula tersenyum licik dan membalikkan pertanyaan, "Kakak tanggal berapa?"
Arsen tertawa, "Kamu aja nggak mau kasih tau," balasnya
Nebula mengangkat alis, menantang.
"Tanggal berapa?" ulang Arsen dengan nada memaksa.
"Kakak kapan?" Nebula mengulang pertanyaan Arsen.
Arsen mengalah dengan menghela napas "Juli. Kamu?"
"Di atas bulan Juli," jawab Nebula dengan senyum nakal.
"Agustus?" tebak Arsen
"Bukan."
"November? Oktober?" Arsen semakin penasaran.
"Masih bukan," jawab Nebula dengan senyum semakin lebar.
"Terus, kapan?" tanya Arsen, frustasi.
Nebula tertawa riang,"Rahasia."
Entah kenapa Arsen malahan ikut tersenyum riang, merasa puas karena berhasil membuat gadis manis di depannya tertawa.
Nebula nebula mengamati apa yang Arsen lakukan. Jemari kekar Arsen dengan cekatan menekan ikon Instagram di ponselnya, kemudian mengetikkan nama Nebula di kolom pencarian.Ternyata, pria ini mencoba mencaari taahu lebih banyak tentangnya melalui media sosial.
Namun, Nebula tahu bahwa media sosiaknya kosong, tidak memiliki satu pun foto dan unggahan. Jumlah pengikutnya pun tak lebih dari 200 orang, semuanya adalah orang-orang yang dipilihnya dengan sangat hati-hati. Arsen tidak akan menemukan banyak informasi disana.
"Pasti kamu mantannya banyak ya?" tuduh Arsen tiba-tiba pada Nebula.
Nebula terkejut dan mengerutkan kening. "Kenapa kakak bisa mikir aku banyak mantan?"
"Soalnya kamu cantik," jawab Arsen tanpa ragu. "Dan kelihatannya kamu kayak pemain."
"Hah, kenapa bisa begitu?" tanya Nebula, benar-benar kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twee Ingenieurs
RomanceNebula Niscala Sanykala, seorang mahasiswi magister Teknik Sipil di Yogyakarta yang introvert dan penyendiri, harus menghadapi tantangan sosial saat harus menjalani kuliah offline. Meski merasa tidak nyaman dengan interaksi sosial, Nebula berusaha b...