Nebula membereskan barang-barang dan skincare yang harus dia bawa pulang ke Kalimantan besok. Sebenarnya Nebula sangat malas melakukan ini, tapi karena penerbangannya pagi, ia harus mempersiapkan semuanya malam ini. Ia mulai dengan membereskan kamarnya yang cukup berantakan, memastikan tidak ada makanan dalam kulkas agar tidak berjamur saat ia tinggal.
Setelah memastikan kondisi rumah cukup aman untuk ditinggalkan, gadis itu memutuskan untuk tidur sambil memutar serial Disney favoritnya. Sebelum tidur, ia membuka ponselnya sebentar. Ada beberapa pesan dari orangtuanya yang menanyakan penerbangannya besok dan dari teman-temannya yang mengucapkan terima kasih atas hadiah Natal dari Nebula. Nebula membalas pesan itu satu per satu. Pesan terakhir berasal dari pria itu, teman barunya yang entah benar-benar akan menjadi teman atau sesuatu yang lain? Nebula tidak tahu bagaimana ke depannya, tapi saat ini ia memutuskan untuk menikmati saja setiap momen dengan lelaki itu.
Arsen: Hi, New Mate!
Arsen: Oh my gosh, thank you for the butter and love! You seriously made my day, and I can't stop grinning. I really, really love it! So, how about we meet tomorrow? Got some more love to share?
Nebula duduk di atas kasurnya, memandang langit malam dari jendela dengan senyum kecil yang tak bisa ia sembunyikan. Angin malam sejuk membelai wajahnya, menambah perasaan nyaman di hatinya. Di tangannya, ia masih menggenggam ponselnya.
Perasaan malu menjalar di sekujur tubuhnya, membuatnya ingin menyembunyikan wajahnya. Ia menyadari bahwa ia baru kenal dengan Arsen, tapi sudah memberikan hadiah spesial di hari Natal. Dan yang lebih konyol, ia yang terlebih dahulu memberikan hadiah kepada Arsen, juga surat yang ia tulis setelah memikirkannya ini semua membuat Nebula malu.
"Sungguh konyol," gumamnya pelan, namun hatinya penuh dengan kebahagiaan. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak membaca ulang setiap kalimat di layar ponselnya, menikmati perasaan campur aduk di dadanya.
Nebula tersenyum, merasa perutnya bergejolak dengan perasaan malu dan senang, ia menggigit bibir bawahnya, berusaha Menyusun kata-kata yang tepat untuk membalas pesan itu. Jari-jarinya mengetik perlahan di layar ponsel.
Nebula: Hi, Kak Arsen! I'm glad you liked it 😉
Nebula: Well, I might have a bit more love to share... But you'll have to wait and see.
Nebula mengirimkan pesan itu dan langsung menutup matanya, merasa wajahnya semakin panas. Ia tahu balasannya sedikit nakal, namun ia tidak bisa menahan diri. Jantungnya berdebar-debar menunggu balasan dari Arsen.
Tidak butuh waktu lama, ponselnya berbunyi lagi. Arsen membalas dengan cepat.
Arsen: Oh, now I'm even curious! Can't wait to see you tomorrow 😊
Nebula tertawa kecil, sayangnya bukan besok mereka akan bertemu. Pria itu harus menunggu dengan lebih sabar.
Nebula: But it's not tomorrow, baby. I'm so sorry, besok aku pulang ke Kaltim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twee Ingenieurs
RomanceNebula Niscala Sanykala, seorang mahasiswi magister Teknik Sipil di Yogyakarta yang introvert dan penyendiri, harus menghadapi tantangan sosial saat harus menjalani kuliah offline. Meski merasa tidak nyaman dengan interaksi sosial, Nebula berusaha b...