Nebula meraih ponselnya yang bergetar, senyum kecil terukir di wajahnya saat melihat pesan yang muncul. "How was your day?" pesan yang selalu ia terima setiap hari selama kurang lebih satu bulan ini. Meski sudah terbiasa, setiap kali membaca pesan itu, hatinya selalu merasa hangat. Pesan sederhana yang meminta gadis itu menceritakan tentang harinya yang monoton.
Nebula menarik napas panjang sebelum membalas, "Good, I do nothing," tulisnya singkat. Ia tahu itu bukan jawaban yang memuaskan, namun sulit baginya menemukan hal menarik dari rutinitas hariannya.
Tak lama kemudian, ponselnya kembali bergetar. "Kamu harus keluar Nebula sayang, menikmati hidup supaya ga stress, being this young is art," balasan itu membuat Nebula tersenyum miris. Ia menghela napas dan mengetik jawaban, "..."
Namun, sebelum ia sempat mengirimnya, pesan lain masuk. "Nanti aku main kesana, mau apa?"
Nebula tersenyum lebih lebar, membayangkan kedatangan kakak yang selalu bisa membuat harinya lebih cerah. Nebula berpikir apa yang ia inginkan, "Mau bahagia," balasnya, setengah bercanda namun ada kejujuran dalam kata-katanya.
"Gimana caranya?" balasan cepat itu membuat jantung Nebula berdebar. Ia tertawa kecil, mengetik jawaban dengan cepat, "Ahahahha bercanda kakak,"
Kali ini balasannya membuat hatinya terasa hangat dan terlindungi. "But I'm not, bagaimana cara membuat Bubu lebih bahagia?" tanyanya dengan penuh ketulusan.
Nebula terdiam sejenak, merasakan kehangatan yang menjalar di hatinya. "Gatau ahahha," balasnya, meskipun sebenarnya ia sangat merindukan kebahagiaan yang sejati.
"Hmmm baiklah, nanti aku ke sana," balasan itu membuat Nebula merasa lebih baik, ada harapan dalam kata-kata itu.
"Iyaa kakak," balasnya singkat namun penuh makna. Ia meletakkan ponselnya di meja samping tempat tidurnya dan menatap langit-langit kamar.
Desiran angin malam menerobos melalui jendela yang sedikit terbuka, membawa aroma segar yang membuat Nebula merasa lebih rileks. Ia memejamkan mata, membayangkan kebersamaan mereka nanti. Dalam kesunyian malam, hanya satu pikiran yang terlintas dalam benaknya, "Bagaimana cara membuat Bubu lebih bahagia?"
Ia tidak tahu jawabannya sekarang, tetapi ia yakin dengan kedatangan kakaknya, kebahagiaan itu perlahan akan datang. Nebula tersenyum dalam kegelapan, merasakan kehangatan yang mengalir dari setiap kata-kata penuh kasih yang diterimanya.
***
Arsen melangkah masuk kedalam rumah itu menyapa adik Nebula, kemudian berjalan menuju tangga naik ke kamar Nebula, gadisnya tidak membalas pesannya sekitar dua jam yang lalu sejak ia mengirimkan pesan.
Membuka pintu kamar yang tidak dikunci, seperti sebuah lukisan yang indah gadis itu tertidur dengan nyenyak pada karpet bulu dikamar itu Bersama dengan tumpukan kertas berisi rumus dan sebuah laptop yang masih menyala memutar video penjelasan dengan bahasa yang rumit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twee Ingenieurs
RomanceNebula Niscala Sanykala, seorang mahasiswi magister Teknik Sipil di Yogyakarta yang introvert dan penyendiri, harus menghadapi tantangan sosial saat harus menjalani kuliah offline. Meski merasa tidak nyaman dengan interaksi sosial, Nebula berusaha b...