Part 21

156 29 11
                                    

Hening....
Kedua manusia itu tidak terlibat pembicaraan sama sekali, Zeta akhirnya menyerah, dirinya bukan Jonathan yang akan bertahan dengan kesunyian di antara mereka. Duduk berdua dengan ponsel yang setia ada di genggaman tangan Jonathan, sedangkan Zeta, memainkan remot, menggonta-ganti chanel tv.

" Jo..... Izinin aku masuk kantor lagi yaaa" pertama kali Zeta membahas tentang keinginannya untuk bekerja kembali , Jonathan mendiamkan dirinya selama 48 jam lebih 56 menit dan 30 detik, sampai sedetail itu Zeta menghitung.

" If I say no, what will you do?" Tanpa mengalihkan pandangannya, Jonathan menanggapi Zeta.

" Ya gak ngapa-ngapain sih, tapi kan aku bosan lho! Masa' gak boleh kerja sih!"

" Boleh... Menjadi asisten saya , bagaimana??" Ponsel itu ia letakkan di atas meja kecil di hadapan mereka.

Ahhh pikiran Zeta melayang, mengapa scene-scene drama itu terlintas di kepalanya??

" Ehh boleh juga, nanti kita pura-pura berkenalan terus saling pandang, terus menggenggam tangan lama terus..."

" Hah! Berapa puluh drama yang sudah meracuni otakmu??" Sahut Jonathan.

" Ya kan kayaknya lucu gitu kalau ngalamin adegan kayak di drama-drama gitu, love-hate relationship, atau dari mata turun ke hati, atau nanti kita bikin film 'He's mine' "

" Yang terakhir terdengar bagus" ucap Jonathan.
" Yang mana?? Bikin film judulnya 'He's mine'??"

" Iya, coba ceritakan apa yang ada di imajinasi dramamu itu"

" Okay boss! Jadi film ini mengisahkan tentang seorang gadis lugu, cantik dan baik hati bak malaikat...."

" Tidak terlihat dan terdengar seperti kamu!"

" Yak!! Jangan dihancurkan dulu dong imajinasinya!" Zeta berkata sambil memukul lengan Jonathan.

" Auwww...." Percayalah, pukulan yang Zeta berikan hanya seperti angin lalu ditubuhnya.

" Ihh ihhh ihhh gak kenceng lho! Bisa-bisanya dia kesakitan kayak dipukul pakai balok!"

" Sakit, kamu ini perempuan macam apa?? Tanganmu itu tak lebih besar dari buah jeruk tapi mengapa tenaganya bukan main!"

" Yee lo aja yang lemah!! Masa' gitu doang udah kesakitan!"

" Heh! Kamu melanggar peraturan pertama, jadi akan saya hitung"

" Ckkkk hukumannya itu-itu mulu! Itu sih bukan hukuman! Otak kamu aja yang mesum"

" Okay, baiklah maafkan saya, sekarang coba lanjtkan imajinasi kamu dengan drama buatan mu"

" Hmmm tadi sudah nyampe mana??"

" Sampai Aceh mungkin" garing!! Hening!! Seolah suara jangkrik menjadi backsound di antara keduanya.

" Garing Jo, jangan jadi pelawak deh, gak cocok sama kamu, kamu tuh cocoknya jadi dept colector"

" Akan saya pinjamkan uang kepada wanita-wanita cantik dan seksi di luar sana"

" Awas aja kalau berani! Di tendang nanti kamu sama pak Doni sebagai calon mantu!"

" Hahaha saya bercanda Zeta, bahkan dalam angan-angan saya pun tidak pernah terlintas untuk berpaling dari kamu"

Hap... Jonathan membawa Zeta kedalam pangkuannya, duduk di pangkuan Jonathan sambil menyandarkan kepalanya di dada Jonathan adalah hal favorit Zeta sekarang, irama jantung Jonathan membawa ketenangan sendiri untuknya , bahkan parfume yang digunakan lelaki itu adalah aroma yang sangat ia sukai belakangan ini, terkadang Zeta berfikir apakah hatinya benar-benar sudah tertambat dengan hati Jonathan, tapi sejujurnya ia masih suka memikirkan Jovian, ahhhh lelaki yang menjabat sebagai sahabatnya itu, beberapa kali menghubungi dirinya, meminta bertemu.

So This is ❤?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang