Page 3

333 45 11
                                    

Cup

Bibir Jonathan menempel sekilas di bibir Zeta, sontak sendok dalam genggaman Zeta terjatuh.

" I'm sorry babe, I couldn't afford to skip my dessert, your lips more sweet than this panacota"

" Malu banyak orang"

Keduanya nampak berbisik, namun suaranya masih bisa didengar oleh 2 orang didepannya, sudut hati Jovian tak terima melihat Zeta dicium lelaki dihadapannya ini, sedangkan Naura menatap tajam pada Zeta, pandangan iri itu begitu kentara... Namun sayang hanya Zeta dan Jonathan yang menyadari hal itu, sedangkan Jovian nampak tengah seperti menahan sesuatu.

" Ekhemmmm masih ada kita btw!" Tegur Jovian.

" Iya ih.. emangnya Zeta gak malu lakuin kayak gitu didepan umum??" Ucapan Naura itu dilontarkan dengan suara yang cukup kencang, walaupun kesannya sih peduli, tapi itu pertanyaan intinya mau bilang Zeta murahan.

" Saya yang melakukannya, bukan Zeta yang memulai, kenapa kesannya anda yang ingin mempermalukan kekasih saya?" Ingat!! Jonathan lelaki dewasa , ia tahu bagaimana cara menyikapi gadis ahh ralat .. wanita dihadapannya ini.

" Aku gak mau bikin Zeta malu kok! Aku cuma mau ingetin aja.. niat aku baik" Naura membela dirinya.

"And you think, I'm a stupid man?" Jonathan menatap tajam Naura. Jovian menggeram tak suka , kekasihnya di perlakukan demikian.

" Jangan menatap tajam kekasih saya tuan Jonathan!" Peringat Jovian, mendengar Jovian yang membelanya membuat Naura langsung menghambur kedalam pelukan lelaki itu.

" Aku gak ada niatan buruk Ovi, aku gak mau aja Zeta dipandang rendah, dia sama aku, sama-sama perempuan.. hiks"

Zeta mendelik tak percaya, wow .... Ada adegan menangis juga ternyata, haruskah ia ikut berpura-pura menangis.

" Gw.. tau lo peduli ke gw Naura, makasih banyak untuk hal itu, cuma kalau Lo mau negur gw, Lo bisa bicara pelan aja, kalau posisinya Lo sama Jovian yang kayak gitu dan gw juga negur Lo dengan suara keras kayak tadi kira-kira Lo mau gak??? Atau lo emang mau jadi pusat perhatian??? , Kalau kayak tadi itu kesannya Lo mau mempermalukan gw Naura" jawab Zeta dengan santai.

" Ckkkkkk lagipula itu hanya sebuah kecupan, bukan ciuman, saya pernah melihat seseorang yang melakukan lebih dari ini di sebuah club, bahkan saya masih ingat sekali wajahnya, dia juga ada disini" Jonathan tak berbohong, bahkan baru semalam ia melihat wanita dihadapannya ini bergerak liar dengan beberapa pria yang menggerayangi tubuhnya.

"Tapi itu di club tuan Jonathan, sedangkan ini di restoran! Tidak sepantasnya anda berlaku demikian!" Jovian marah, marahnya bukan karena Naura yang disudutkan, tapi karena Zeta ,yang ia ketahui ini adalah ciuman pertamanya, itu sontak membuat hatinya panas, harusnya ia tidak begitu bukan?? Ia memiliki Naura sebagai kekasihnya! Ia juga seharusnya tak marah dengan adegan ciuman tadi, ahh kecupan... Nyatanya tadi ia juga mencium Naura dengan ganas sebelum masuk kedalam restoran, dan itu juga disaksikan oleh beberapa orang.

" Well.. Ok!! I'm sorry.. my bad! Saya tidak akan mengulanginya lagi, jika ditempat umum"

" Kalau gak ditempat umum???" Tanya Zeta.

" Your lips like  a drugs, your lips are my addiction, jadi tak mungkin saya melewatkannya sayang" Jonathan mengelap sudut bibir Zeta dengan ibu jarinya.

" Stop please, kita jadi pusat perhatian by the way!"

" Zeta.. maafin aku ya.. aku beneran gak ada niatan buat mempermalukan kamu" Naura menundukkan wajahnya, layaknya ia sedang benar-benar merasa bersalah, padahal Zeta tau dengan pasti, bibir wanita itu menyeringai.

So This is ❤?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang