Seperti sebelum terkurung bersama pria keji bernama Lart Van Deventer itu, kini Widari menghabiskan waktu bersantainya bersama ketiga temannya. Widari hanya menanggapi dengan senyuman tipis saat kedua temannya bercerita panjang lebar.
"Ekhem--" dehemnya begitu suasana kembali tenang.
Alis Sekar bertaut bingung, menatap teman sekamarnya yang sekarang tak pernah sekamar lagi. Sedangkan Kusuma menunggu Widari mengungkapkan apa yang ingin ia sampaikan.
"Siapa yang mengatakan bahwa cuka dapat mencegah kehamilan?" tanyanya sebenarnya ingin menanyakan hal lain setelah ini.
Melihat mereka kebingungan dan tak langsung menjawab, Widari menggaruk hidungnya gugup. Bingung harus mengatakan darimana. Salahnya juga tiba-tiba membahas hal ini.
"Maksudku-- masih ada beberapa gadis di tempat ini yang akhirnya hamil meski sudah memakainya"
Sekar mendekatkan wajahnya, menatap penuh selidik Widari yang langsung berpaling menghindari kontak mata dengannya. Widari bahkan tanpa sadar meneguk ludahnya sendiri.
"Kamu tak memakainya?" katanya menebak.
"BUKAN GITU!" reflek Widari berteriak bohong, disusul tawa garing yang tak menular pada kedua temannya yang justru memasang tampang datar.
"Ahaha... Kalian nggak percaya? Aku tadi cuman iseng tanya begituan," ucapnya menepuk pundak mereka akrab.
Sekar dan Kusuma saling tatap, lalu menghembuskan napas panjang secara bersamaan. Membuat Widari langsung menutup rapat bibirnya.
Sepertinya mereka tak percaya...
Tentu saja! Itu karena Widari tak pandai dalam berbohong dan bercanda.
Widari menunduk disusul helaan pasrah. "Cukanya hilang saat aku cari. Lagipula ku pikir pria itu tak akan meniduriku setelah kejadian kemarin malam," cicitnya pelan.
Sekar dan Kusuma hanya bisa menggeleng sambil menepuk jidat mereka.
"Kamu'kan tau Widari, bahkan mereka yang memakainya saja terkadang masih bisa hamil. Tapi kamu justru tak memakainya..?" omel Kusuma.
"Aku tahu! Itulah kenapa aku datang ke sini dan menanyakan, apa kalian tak ada cara lain? Maksudku_ mungkin ada ramuan atau obat yang bisa dipakai untuk mencegah setelah berhubungan, bukan sebelum berhubungan," balas Widari panik.
Sekar menggeleng. Dia masih mencoba mencari cara lain, tapi meski belajar medis cukup lama, ia tak menemukan cara lain selain ini. Itu mungkin karena medis yang dia pelajari bukan ilmu medis yang sesungguhnya seperti yang dipelajari oleh para penjajah yang mendapat pendidikan khusus. Sebenarnya ada cara lain namun itu juga dilakukan sebelum berhubungan, dan diperuntukkan bagi pihak lelaki. Dengan menggunakan bagian tubuh hewan yang lentur atau kuat, tapi pasti tuan-tuannya tak akan mau memakainya karena ketidaknyamanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUN𝖦A PRIBUΜI |ᴅɪғғᴇʀᴇɴᴛ ʙʟᴏᴏᴅ| [ON GOING]
Historical FictionPelacur, wanita penghibur, murahan, atau apapun yang orang lain sematkan padanya tak membuat gadis itu menyesali keputusannya. Awalnya seperti itu, sampai dimana dirinya bertemu dengan sosoknya yang bagai hutan luas. Memberikan kesan tenang diawal...