9. Pertumpahan

2.6K 213 5
                                    

Keadaan yang semula tak ada masalah, dipenuhi tawa kegembiraan itu kini menjadi ricuh dan menegangkan ketika sekelompok pria pribumi datang menyerang sambil membawa senjata tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keadaan yang semula tak ada masalah, dipenuhi tawa kegembiraan itu kini menjadi ricuh dan menegangkan ketika sekelompok pria pribumi datang menyerang sambil membawa senjata tajam.

Para gadis penghibur berlarian mencari tempat aman untuk berlindung dari keganasan para pria pribumi yang menyerang tanpa mengenal lawan dan kawan. Mereka tak segan melukai orang-orang yang tengah meramaikan pesta malam, padahal disisi lain banyak masyarakat yang masih kelaparan dan mengalami kesulitan.

Di saat semua berlarian menyelamatkan diri, Sekar hanya berdiri diam menatap ke arah gadis baru yang juga tak mencari perlindungan. Bagian bawah matanya berkedut, ia menarik nafas dalam dari mulutnya kemudian memejam kuat saat merasakan sesak yang menghantam dadanya.

Kala membuka mata, seorang pria berkulit sawo matang bertubuh kurus bersiap menyerangnya dengan senjatanya yang biasa digunakan untuk bertani.

Sekar kira dirinya akan terluka parah atau mungkin meninggal malam ini, namun tarikan seorang londo yang masih bujang memberikannya harapan hidup.

"Bersembunyilah..." ucap pria berkulit putih serta mata berwarna biru itu membalik tubuh Sekar, mendorong tubuhnya agar menjauh dan mencari tempat berlindung.

Sekar menoleh ke belakang, menatap lekat ke arah pria itu, lebih tepatnya pada lengannya yang terluka saat mencoba menyelamatkannya dari serangan.

Pembantaian terjadi tanpa kepastian, membuat kedua belah pihak sama-sama terluka parah.

Perlahan para kelompok pemberontak yang hanya berbekal senjata dari rumah itu tumbang dan tunduk pada mereka yang tak bersenjata namun memiliki ilmu berkelahi.

Para londo yang terluka juga banyak. Mereka akan mati kehabisan darah jika ini masih terus berlanjut.

DOR...!

Kekacauan seketika terhenti. Seluruh pasang mata kini tertuju pada dua orang bersenjata lengkap yang siap membunuh semua musuhnya dalam sekejap.

Widari yang melihat bagaimana pertumpahan darah terjadi tepat di depan matanya, menggigil ketakutan. Gadis yang selalu bisa mengendalikan diri itu, kini tak mampu untuk tetap tenang. Wajahnya sekarang bahkan sudah pucat pasi.

Dan suara senjata berapi yang baru saja ditembakkan oleh seorang yang dia kenal semakin membuat kakinya lemas.

Tak butuh waktu lama, bagi kedua pria yang terbiasa menembak burung ketika berburu itu, untuk memusnahkan semua orang bersenjata seadanya.

Semua gadis menjerit ketakutan.

Widari sendiri sudah lama memejamkan matanya saat senjata itu mulai dipergunakan untuk memusnahkan.

Sekar memalingkan wajahnya, tak ingin melihat orang-orang dari bangsanya yang tertembak mati tepat di depan matanya sendiri, tanpa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu. Membuatnya cukup untuk semakin membenci dirinya sendiri yang terlihat seperti pengkhianat bangsa.

BUN𝖦A PRIBUΜI |ᴅɪғғᴇʀᴇɴᴛ ʙʟᴏᴏᴅ| [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang