1. Rumah Kebebasan

4.9K 257 15
                                    

Konyol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Konyol...

Itulah ungkapan dari situasi yang tengah dihadapinya saat ini.

Gadis berusia tujuh belas tahun dengan nama lengkap Widari Kemuning atau biasa dipanggil Widari itu rasanya ingin tertawa keras saat mendapatkan pinangan dari pria tua tak tahu diri.

Lihatlah..?! Apakah dia tak memiliki kaca di rumahnya hingga berpikir pantas untuk menikahi seorang gadis yang mungkin seumuran dengan putrinya dari salah satu Istri yang ikut dia bawa.

Menghela kasar, Widari tak bisa berkata-kata saat orang tuanya menyambut dengan hangat pria tua itu bersama ketiga Istri dan anak-anaknya.

Rasanya ingin tertawa.

Pria itu akan menjadikannya yang keempat? Dia pikir Widari mau ditiduri olehnya yang bahkan mungkin sudah kesulitan untuk mengangkat anaknya yang masih kecil.

Widari ingin berdiri, tapi Istri tertua Ayahnya menahan bahunya dan menyuruhnya kembali duduk.

"Ibuk..." protes Widari menatap Istri tertua Ayahnya yang justru mengisyaratkannya agar tetap diam.

Para Bapak-Bapak itu berbincang sambil tertawa membicarakan keluarga bahagianya. Sedangkan Widari yang mendengarkan rasanya ingin berteriak kemudian mengatakan bahwa dirinya tak ingin ikut masuk dalam kebahagian keluarga pria tua yang bahkan mungkin seumuran dengan Ayahnya itu.

Pria itu berdehem pelan, diam-diam mencuri pandangan pada Widari yang langsung mengeryit jijik.

"Jadi kapan rencana baik ini akan terlaksana?"

MUAK...!

Widari benar-benar muak dengan situasi saat ini. Kehidupannya dipertaruhkan bersama pria yang tak dia inginkan, namun tak ada satupun yang meminta pendapatnya.

Sebenarnya yang akan menikahi pria itu dirinya atau Ayahnya? Kenapa hanya pendapat para kepala keluarga itu yang dipentingkan.

Memejamkan matanya, Widari berdiri sambil menggebrak kuat meja.

BRAK...

Semua pasang mata menoleh ke arahnya, tapi Widari tak peduli sekalipun saat ini Ibunya sudah menarik-narik bajunya agar kembali duduk.

"SAYA MENOLAK PINANGAN INI!" tekan Widari menatap berani mata pria di depannya.

"WIDARI!" gertak Ayahnya ikut berdiri.

Widari berbalik, menatap wajah sang Ayah yang kini sudah merah menahan emosi.

Tanpa rasa takut, gadis itu melebarkan matanya dan menegakkan tubuhnya berani. Ujung bibirnya terangkat membentuk senyuman miring.

"Saya nggak mau hidup bersama pria bongkotan bau tanah yang sebentar lagi akan dikubur. Hidup saya berharga. Saya tidak mau menikahi pria tua yang bahkan tak cukup dengan tiga Istrinya yang masih muda"

BUN𝖦A PRIBUΜI |ᴅɪғғᴇʀᴇɴᴛ ʙʟᴏᴏᴅ| [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang